Sebagai legenda hidup dalam dunia Muay Thai, mantan Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nong-O Hama meraih hampir seluruh gelar bergengsi dalam disiplin ini dan dianggap sebagai salah satu petarung terbaik sepanjang masa. Satu hal yang membuat pencapaiannya terlihat mengagumkan adalah fakta bahwa seluruh hasil ini diraihnya melalui kerja keras dan determinasi tinggi, karena ia berasal dari keluarga sederhana.
Terlahir di keluarga petani, Nong-O dibesarkan ditengah kemiskinan luar biasa dan memulai karir Muay Thai di usia 9 tahun. Ia mulai berlatih setelah menyaksikan tetangganya memukul samsak, dan ia pun sangat ingin berkompetisi sampai dirinya memasuki laga perdananya sebulan kemudian. Setelah beberapa tahun mempertajam kemampuannya, ia mengambil keputusan sulit untuk meninggalkan rumahnya ke Bangkok di usia 14 tahun demi menekuni Muay Thai sepenuh waktu, dimana ia tinggal dan berlatih di sasana barunya.
Nong-O menjalani debutnya di arena terkenal Rajadamnern Stadium satu tahun kemudian, dimana ia meraih keputusan juri di kartu pembuka. Ini menjadi awal kesuksesan luar biasa sepanjang lebih dari 300 laga, termasuk dua kejuaraan nasional Muay Thai di Thailand, empat kali menjadi Juara Dunia Muay Thai Lumpinee Stadium dalam divisi berbeda, serta merebut gelar Juara Dunia Rajadamnern Stadium Muay Thai.
Pada April 2018, ia bergabung dengan ONE Championship dan memastikan warisannya dengan merebut gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai perdana hanya 10 bulan kemudian. Ikon Thailand itu mempertahankan sabuk emasnya tujuh kali dan bahkan mencetak KO atas lima penantang kuatnya.
Nong-O terpaksa melepaskan sabuk emas itu di tangan superstar Inggris Jonathan Haggerty pada April 2023, namun ia jelas menggunakan kemunduran itu untuk mendorong dirinya maju lebih jauh lagi.
