3 Alasan Amir Aliakbari Mungkin Jadi Penantang Heavyweight Paling Berbahaya
Superstar Iran Amir Aliakbari adalah salah satu figur paling menonjol dalam divisi heavyweight MMA.
Pada 15 Juli, di ONE Fight Night 12: Superlek vs. Khalilov, raksasa berusia 35 tahun ini akan ingin meraih kemenangan ketiga beruntun saat ia melawan petarung unggulan Kanada Dustin Joynson, langsung pada jam tayang utama A.S.
Setelah mencatat rekor tak terkalahkan pada tahun 2022, kemenangan bagi Aliakbari dapat saja menempatkan dirinya dalam posisi untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Heavyweight milik Anatoly Malykhin itu.
Berikut adalah tiga alasan mengapa pria asal Teheran ini menjadi salah satu penantang paling menarik – dan berbahaya – di divisi ini.
#1 Bawa Dua Ancaman Besar
Aliakbari memang atlet yang membawa bakat unik.
Di satu sisi, ia adalah pegulat kelas dunia. Mantan Juara Dunia Gulat Grego-Romawi itu adalah grappler yang membawa tekanan keras dan sangat kuat di tingkatan tertinggi, dengan kemampuan untuk menjatuhkan lawan mana pun ke atas kanvas, kapan pun ia inginkan.
Di sisi lain, Aliakbari juga pencetak KO kejam. Dalam 12 kemenangan dalam karier MMA-nya ini, ia memiliki sembilan penyelesaian KO – termasuk dua di antaranya saat melawan petarung terbaik dalam divisi heavyweight ONE yang sarat atlet berbakat itu.
Kombinasi kemampuannya ini menjadikan pria Iran tersebut sebagai ancaman nyata bagi siapa pun.
#2 Melejit Pada Waktu Yang Tepat
Setelah membuka perjalanannya di ONE dengan sepasang kekalahan mengejutkan, petarung yang mewakili AAA Team ini menemukan jalurnya dengan cara impresif, dimana ia meng-KO petarung Italia Mauro Cerilli dan mantan Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon Vera.
Kedua kemenangan beruntun itu segera menempatkan Aliakbari di ambang jajaran lima besar divisinya, dimana rangkaian kemenangan ini memang tiba pada waktu yang tepat.
Pada Juni lalu, di ONE Friday Fights 22, Malykhin mengalahkan Arjan Bhullar untuk menjadi penguasa divisi heavyweight tak terbantahkan. Pria Rusia itu kini membutuhkan penantang untuk sabuk emasnya, dan Aliakbari dapat saja masuk dengan kemenangan ketiga berturut-turut pada 15 Juli ini.
#3 Punya Sejarah Dengan Malykhin
Akhirnya, pria Iran itu memang termotivasi oleh pembalasan dendam.
Sebelum ia memulai rangkaian kemenangan beruntunnya, pria berusia 35 tahun ini menderita kekalahan berat saat menghadapi Malykhin. Kini, setelah rivalnya itu menjadi penguasa divisi, Aliakbari jelas akan ingin mendapatkan sebuah laga lainnya.
Secara sederhana, pria asal Teheran ini kini berkompetisi tidak hanya dengan tujuan memenangkan gelar Juara Dunia ONE – tapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya adalah petarung yang lebih baik dari apa yang ia tunjukkan saat melawan Malykhin dalam aksi pertama mereka.