3 Alasan Atlet Muay Thai Remaja Fenomenal Johan Ghazali Dapat Jadi Rodtang Berikutnya
Di usia 17 tahun, petarung Muay Thai sensasional Johan “Jojo” Ghazali dianggap sebagai superstar masa depan bagi ONE Championship.
Petarung unggulan Malaysia-Amerika ini memenangi empat laga berturut-turut dalam rangkaian ajang ONE Friday Fights sebelum meraih kontrak senilai ratusan ribu dolar AS bersama organisasi ini.
Saat ini, ia siap mencetak debutnya pada jam tayang utama A.S. di ONE Fight Night 17 pada Sabtu pagi, 9 Desember nanti.
Ghazali akan menghadapi striker Meksiko Edgar Tabares dalam aksi flyweight Muay Thai dari Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand, dan ia berharap memberi sebuah penampilan sensasional lain yang akan membawa kariernya ke tingkatan baru.
Sementara ada banyak waktu bagi “Jojo” untuk bertumbuh dan menapaki tangga peringkat, banyak pihak sudah meyakini bahwa dirinya dapat mengikuti jejak Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon.
Berikut adalah tiga alasan mengapa remaja berbakat luar biasa ini memiliki potensi seperti itu.
#1 Ketegangan Terjamin Saat Ia Tampil
Satu hal yang konstan dalam perjalanan Ghazali di ONE Championship adalah ritme keras dari setiap pertarungannya.
Perwakilan Rentap Muay Thai ini tak pernah berhenti menyerang, dan ia akan dengan senang hati beradu dengan siapa pun yang berdiri di hadapannya.
Seperti “The Iron Man,” Ghazali memiliki kemampuan luar biasa, tetapi ia juga sangat menyukai saat dimana ia mengencangkan rahang dan melontarkan pukulan keras dalam jarak dekat tanpa melangkah mundur.
Aksinya tak pernah membosankan, dan setiap pertarungannya memberi perasaan yang sama seperti saat Rodtang membuat para penonton berdiri di tiap penampilannya.
#2 Ia Punya Kekuatan Itu Di Tangannya
Kemampuan super Rodtang untuk menerima kerusakan dan meminta lebih banyak lagi dari lawannya itu menjadi salah satu ciri khasnya. Di sisinya, Ghazali menunjukkan temperamen yang cukup mirip dalam beberapa aksi terbarunya.
Menepuk rahangnya dan memancing rivalnya untuk maju, “Jojo” mengundang mereka untuk masuk ke dalam jarak serangnya dan melontarkan serangan terbaik mereka, dengan keyakinan besar dalam kemampuannya untuk keluar dari seluruh pertukaran itu dengan keunggulan di tangannya.
Kepercayaan diri itu hanya dimiliki oleh beberapa remaja, dan hal ini nampak alami, sama seperti perasaan tanpa takut yang mengalir dalam darah “The Iron Man.”
Hal itu juga terbukti efektif – seperti yang terlihat dari kemenangan KO Ghazali atas Tai Sor Jor Piek Uthai setelah ia memancing lawan dengan ejekan pada ronde ketiga laga mereka di ONE Friday Fights 18.
#3 Sudah Menjadi Favorit Penggemar
Sementara jalur untuk menandingi ketenaran Rodtang memang masih sangat panjang, Ghazali sudah mulai membangun barisan penggemar yang cukup loyal.
Petarung baru dalam divisi flyweight ini memiliki kombinasi yang sangat langka dari bakat, karisma dan kehebohan, dimana seluruh sifat itu memang menarik banyak pendukung untuk mengikuti perjalanannya.
Terlebih lagi, ia tak hanya memainkan perannya di dalam ring. “Jojo” menyadari nilai dari mengembalikan berbagai hal bagi para penggemarnya, mengambil waktu untuk bertemu dan berinteraksi dengan jumlah yang semakin bertambah, yang bergabung di awal.
Empat tahun lebih muda dibanding saat Rodtang menjalani debutnya di ONE, Ghazali memiliki dasar yang sangat kuat dan waktu yang sangat panjang untuk terus membangun masa depan yang cerah.