3 Alasan Mengapa Bogdan Shumarov Jadi Ancaman Besar Dalam Divisi Lightweight Kickboxing
Bogdan Shumarov dapat memasukkan namanya ke dalam gambaran laga Kejuaraan Dunia ONE Lightweight Kickboxing dengan sebuah aksi impresif lainnya di jam tayang utama A.S. pada Jumat, 3 Mei, atau Sabtu pagi, 4 Mei di Asia.
Petarung asal Bulgaria itu akan melawan Rungrawee Sitsongpeenong di ONE Fight Night 22: Sundell vs. Diachkova, dan ia akan ingin memperpanjang rangkaian kemenangan beruntun sebanyak 10 laga itu melawan petarung favorit tuan rumah di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Mencatatkan rekor 2-0 dengan dua penyelesaian di ONE, kemenangan ketiga berturut-turut dapat saja memastikan Shumarov sebagai ancaman nyata bagi Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing yang baru, Alexis “Barboza” Nicolas.
Berikut adalah tiga alasan mengapa nama-nama besar dalam jajaran teratas divisi ini wajib memperhatikan bintang baru ini.
#1 Tekanan Tanpa Henti
Walau ia berasal dari Bulgaria dan mengawali kariernya di tanah kelahiran itu, Shumarov pindah ke Belanda untuk meningkatkan latihannya pada 2021. Hal ini terlihat dalam aksi tanpa henti yang ditampilkannya, yang sangat lazim terlihat dalam gaya Dutch kickboxing.
Petarung berusia 27 tahun itu gemar bergerak maju, menutup jarak dengan rivalnya, serta menempatkan dirinya dalam jarak pukulan, dimana ia dapat melepaskan serangan terbaiknya.
Terlepas dari tekanan konstan itu, pria asal Petrich ini memang tidak ceroboh, tetapi ia memilih untuk membaca pergerakan lawannya saat ia bergerak maju untuk menemukan celah. Namun, saat ia berhasil menyambungkan serangan, Shumarov akan melepaskan kombinasi tinju tajam ke arah kepala dan tubuh.
Perwakilan SB Gym ini mampu mengganti sasarannya saat ia menyerbu untuk menguasai lawan. Hal ini seringkali hanya memberi mereka sedikit waktu untuk memulihkan diri – dan berakhir dengan knockdown atau penyelesaian.
#2 Rahang Baja
Shumarov dapat dengan yakin menerjang maju karena keyakinannya pada kekuatan rahang dan pertahanannya.
Hanya ada beberapa kekalahan yang tercatat dalam rekor profesional impresif 17-2-1 itu, dan keduanya tiba melalui keputusan juri.
Shumarov beraksi di belakang pertahanan rapat saat ia bergerak maju, yang hanya memberi sedikit ruang untuk serangan masuk. Dan bahkan, saat pertahanannya itu tertembus, pria Bulgaria ini memiliki ketahanan yang luar biasa.
Dalam kemenangannya atas Constantin “Lioncrusher” Rusu pada Juli lalu, ia menerima berbagai serangan keras dari lawannya asal Moldova-Rusia itu, tetapi tetap mampu berdiri.
Faktanya, adalah Rusu yang membuat dirinya kelelahan setelah serbuan tersebut, dimana Shumarov dapat meraih keunggulan dari itu dan mencetak KO di pertengahan ronde ketiga.
#3 Serangan Balasan Keras
Sangat nyaman beraksi di belakang pertahanan kuatnya, Shumarov akan seringkali menunggul lawan untuk mulai menyerang sebelum membalas dengan serangan keras.
Menggunakan kombinasi sempurna dari serangan berat dan pertahanan rapatnya, ia akan membiarkan mereka terlalu berkomitmen pada serangan itu saat ia mengintip dari pertahanannya dan mencari waktu yang tepat untuk membalas.
Pria Bulgaria ini memiliki pengamatan yang sangat jeli untuk celah yang dibuka lawan saat pukulan mereka mendarat di sarung tinju dan lengannya, tetapi ia juga siap membalas tendangan atau serangan lutut mereka.
Inilah yang terjadi saat ia menghentikan Marwen Houli dalam debutnya bersama ONE pada Februari lalu.
Petarung Tunisia yang tinggi itu dua kali mencoba untuk masuk dengan lututnya, tetapi Shumarov membalasnya dengan sepasang overhand kanan – yang pertama menjatuhkan Houli sebelum yang kedua meng-KO dirinya.