3 Alasan Mengapa Mikey Musumeci Dan Ruotolo Bersaudara Dapat Jadi Bintang MMA
Divisi seni bela diri campuran, atau MMA, di ONE Championship akan segera mendapatkan beberapa petarung ground elite.
Tiga Juara Dunia ONE Submission Grappling – Mikey “Darth Rigatoni” Musumeci, Kade Ruotolo dan Tye Ruotolo – masing-masing mengincar transisi ke MMA, dan mereka semua memiliki persenjataan demi meraih kesuksesan dalam disiplin menyeluruh itu.
Jelas, para penggemar akan sangat bersemangat melihat para spesialis submission ini mencoba disiplin yang baru – dan mereka tak sabar melihat bagaimana kemampuan grappling ketiga petarung ini dapat diterapkan saat teknik striking masuk ke perhitungan itu.
Berikut adalah tiga alasan mengapa ketiga megabintang grappling ini memiliki potensi MMA luar biasa.
#1 Grappler Pound-For-Pound Terbaik Dunia
Musumeci dan Ruotolo bersaudara dipersatukan oleh satu sifat yang sangat umum: masing-masing dari mereka dianggap sebagai salah satu petarung ground pound-for-pound terbaik di muka bumi.
Dengan lima gelar Juara Dunia IBJJF atas namanya, dan tiga laga pertahanan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Submission Grappling, “Darth Rigatoni” adalah kompetitor Brazilian Jiu-Jitsu kelahiran Amerika terbaik dalam sejarah.
Dan, setelah submission luar biasa atas Shinya Aoki di ONE Fight Night 15, reputasinya semakin naik.
Sementara itu, Ruotolo bersaudara juga memiliki banyak hal yang dapat dibanggakan.
Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade menembus Kejuaraan Dunia ADCC yang sangat prestisius dengan tingkat penyelesaian 100 persen untuk menjadi peraih medali emas termuda dalam sejarah turnamen itu.
Di sisi lain, Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling Tye juga menjadi Juara Dunia IBJJF Black Belt termuda.
Melihat kesuksesan luar biasa mereka dalam dunia BJJ dan grappling, dapat dikatakan bahwa mereka dapat menjadi pencetak submission paling berbahaya yang mengancam dunia bela diri campuran.
#2 Berlatih Di Bawah Para Atlet Dan Pelatih Terbaik
Para spesialis submission grappling fenomenal ini juga menjalani latihan MMA yang berat.
Musumeci menceburkan diri ke perairan terdalam Muay Thai, dimana ia mempelajari “seni delapan tungkai” dari sosok seperti Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon dan petarung legendaris Thailand Nong-O Hama.
Di Amerika Serikat, Ruotolo bersaudara mengawali pelajaran striking mereka di bawah bimbingan pelatih yang sangat dihormati, Jason Parillo, yang menjadi pembimbing kuat di belakang beberapa Juara Dunia MMA saat ini.
Terlebih lagi, Tye baru-baru ini menghubungi Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai dan Kickboxing Jonathan Haggerty dan mengindikasikan minat untuk berlatih di bawah superstar Inggris itu.
Dengan para atlet dan pelatih tingkat dunia di pojokan mereka masing-masing, para petarung ground unggulan itu dapat segera menjadi striker yang sangat berbahaya.
#3 Tak Gugup Di Bawah Sorotan Luar Biasa
Ketiga pemegang gelar submission grappling ini memiliki banyak pengalaman dalam situasi bertekanan tinggi dan membawa pertaruhan besar – sebuah kemampuan yang jelas akan memberi mereka keyakinan besar dalam MMA.
Tiap kompetitor ini memasuki ONE Championship sebagai Juara Dunia yang diakui dalam BJJ, dan sejak itu, mereka hanya semakin membuktikan kemampuan mereka dalam berbagai laga besar, dengan catatan rekor gabungan 8-0 di berbagai laga Kejuaraan Dunia ONE.
Sederhananya, mereka akan tampil dalam kondisi terbaik mereka saat hal itu paling dibutuhkan, dan saat semua sorotan itu tertuju pada mereka.
Berkat pengalaman di organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini, Musumeci dan Ruotolo bersaudara seharusnya tak terdampak dengan ekspektasi luar biasa yang menyelimuti potensi debut mereka dalam MMA.