3 Catatan Terbesar Dari ONE Fight Night 9: Nong-O Vs. Haggerty
Lumpinee Boxing Stadium memang menjadi tuan rumah bagi berbagai momen luar biasa dalam sejarah Muay Thai, dan lokasi bersejarah ini menambah sebuah momen luar biasa untuk catatan warisannya pada 22 April di ONE Fight Night 9: Nong-O vs. Haggerty.
Jonathan Haggerty memasuki daerah kekuasaan rivalnya dan mencetak salah satu kejutan terbesar dalam disiplin ini atas Nong-O Hama untuk menjadi Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai terbaru.
Namun, “The General” bukanlah satu-satunya atlet yang merebut perhatian penonton di seluruh dunia dengan kemampuan luar biasa dalam seni bela diri.
Setelah kartu menarik yang membuat para penggemar tak dapat berkata-kata, berikut adalah tiga catatan terbesar dari ONE Fight Night 9.
Jonathan Haggerty Bungkam Kritik Dengan KO Monumental
Selama empat tahun terakhir, penantang teratas dalam divisi bantamweight Muay Thai berusaha melengserkan Nong-O Hama. Dan, setelah tujuh penantang yang gagal melawan striker legendaris Thailand itu, Jonathan Haggerty masuk dan mengurai teka-teki ini.
Pria berusia 26 tahun itu mengetahui sesuatu yang tak dilihat oleh orang lain, dan secara mengejutkan mampu menyelesaikan misinya dengan tiga knockdown masif – termasuk sebuah KO dahsyat – hanya dalam waktu 2 menit dan 40 detik.
Kemenangan eksplosif ini melejitkan Haggerty menjadi Juara Dunia dua divisi ONE yang sangat langka.
Bintang bersinar asal Inggris ini mampu melakukan apa yang banyak orang anggap sesuatu yang tidak mungkin dilakukan dalam dua gelaran berbeda. Ia sempat melengserkan Sam-A Gaiyanghadao demi gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai pada 2019, dan kini, ia meng-KO Nong-O.
“The General” memang hanya terlalu cepat dan kuat di Bangkok. Terdapat banyak peragu jelang laga pada Jumat malam waktu A.S. itu, dan ia memberi bukti dengan penampilan yang juga memberinya bonus senilai US$100.000.
Peninggalan Haggerty kini tertulis dengan jelas. Hal itu terbangun dari sepasang kejutan monumental melawan petarung Muay Thai ikonik, dimana ia berlanjut meningkatkan statusnya sebagai salah satu petarung non-Thailand terhebat dalam disiplin ini.
Meng Bo, Felipe Lobo Beri Alasan Kuat Masuki Perebutan Gelar
Lumpinee Boxing Stadium juga menjadi panggung bagi sepasang penantang yang menunjukkan bahwa mereka siap memasuki perebutan gelar Juara Dunia. Meng Bo dan Felipe Lobo menampilkan aksi menawan yang akan membawa implikasi luar biasa bagi divisi mereka masing-masing.
Dalam laga strawweight MMA wanita, Meng meraih kemenangan mutlak impresif atas pemukul kuat Brasil Dayane Cardoso – yang membuat penguasa divisi Xiong Jing Nan waspada.
Striker berusia 27 tahun itu membawa teknik tinju yang sangat tajam di awal, dimana ia menunjukkan pertahanan takedown solid, dan bahkan mengamankan posisi atas di akhir laga. Kemenangan tegas ini mempersiapkan panggung bagi perebutan gelar Juara Dunia melawan kompatriotnya, Xiong.
Setelah itu, mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Lobo memang nampak tertinggal di tangan penantang #1 Saemapetch Fairtex.
Namun, kebangkitan pada ronde ketiga memberi para penonton kejutan luar biasa saat penyelesaian KO yang sangat brilian itu terjadi.
Dan, dengan Haggerty yang kini menempati singgasana divisinya, kemenangan epik pria Brasil ini dapat saja membawanya memasuki posisi terbaik untuk merebut sabuk emas divisinya.
Jhanlo Sangiao Adalah Superstar Terbaru Team Lakay
Setelah perpindahan besar dari para petarung terbaik di Team Lakay, masa depan sasana yang berbasis di Filipina ini nampak tak jelas. Tetapi, Jhanlo Mark Sangiao mampu mengejutkan banyak pihak dengan kemenangan submission ronde pertama atas Matias Farinelli dalam laga pembuka ONE Fight Night 9.
Kemenangan ini tak hanya menjaga catatan rekor profesional Sangiao tetap sempurna dengan tingkat penyelesaian 100 persen, namun itu juga membawanya mendekati perebutan gelar di divisi bantamweight MMA.
Jalur itu terlebih dahulu dicapai oleh Juara Dunia ONE Bantamweight Fabricio Andrade, yang bangkit merebut singgasananya melalui penyelesaian demi penyelesaian.
Di sisinya, Sangiao kini membawa tiga kemenangan submission ronde pertama beruntun di ONE – yang menunjukkan sisi baru dari Team Lakay yang dahulu terkenal atas teknik striking-nya.
Dan, walau pria berbakat berusia 20 tahun ini nampak tidak terburu-buru, ia mungkin akan mengikuti jalur yang sama menuju puncak.
Selain itu, Sangiao juga membuktikan bahwa Team Lakay masih menjadi sasana elite yang penuh semangat bagi generasi superstar global baru, sementara ia mendekati jajaran peringkat teratas bantamweight dengan sebuah penyelesaian menarik lainnya.