3 Hal Yang Kita Pelajari Dari ONE Fight Night 7: Lineker Vs. Andrade II

Tawanchai PK Saenchai Jamal Yusupov ONE Fight Night 7 1920X1280 43

Pada Sabtu pagi, 25 Februari lalu, para penggemar di Asia menikmati sebuah gelaran penuh aksi seni bela diri menegangkan dengan ONE Fight Night 7: Lineker vs. Andrade II.

Sepanjang gelaran di jam tayang utama pada Jumat malam waktu A.S. itu, penonton global menyaksikan berbagai laga dramatis, keras dan emosional di arena legendaris Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.

Seluruh laga itu tiba dalam empat disiplin olahraga tarung yang berbeda, dimana momen ini melahirkan penguasa divisi baru, pertahanan gelar Juara Dunia yang dominan, serta kemenangan tegas bagi para penantang di berbagai tahapan karier mereka.

Setelah seluruh aksi ini usai, berikut adalah tiga pelajaran terbesar dari ONE Fight Night 7.

Andrade Dan Tawanchai Nampak Tak Terhentikan

Atlet fenomenal Brasil Fabricio Andrade telah lama menganggap dirinya sebagai penguasa tak bergelar bagi divisi bantamweight MMA, dan ia memastikan keyakinan itu dengan sebuah TKO menegangkan atas mantan penyandang sabuk emas John Lineker.

Dan, pada laga pendukung utama, superstar Thailand Tawanchai PK Saenchai terus membangun auranya sebagai atlet paling berbakat dalam generasinya dengan pertahanan gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai yang sangat cepat saat melawan Jamal Yusupov.

Andrade lama tak tersentuh sejak tiba di ONE, dengan catatan rekor sempurna 6-0.

Ia mendominasi Lineker dalam pertemuan pertama mereka sebelum terpaksa menerima hasil No Contest (NC), dan ia pun melanjutkan misinya dengan mengincar kepala “Hands of Stone” selama empat ronde sebelum tim pojok lawan menghentikan laga itu.

Sementara itu, Tawanchai meraih kemenangan keempat berturut-turut dengan TKO via tendangan rendah keras, yang membuat rivalnya asal Turki itu tak dapat melanjutkan.

Serangan itu mengenai paha Yusupov, membuatnya sedikit pincang dan menggunakan tali ring untuk tetap berdiri sebelum menerima kekalahannya pada detik ke-49.

Kedua penampilan ini menjadi bukti dari kemampuan sepasang bintang muda paling bersinar dalam seni bela diri.

Tetapi, Andrade yang masih berusia 25 tahun dan Tawanchai yang berusia 23 tahun tak hanya menjadi masa depan dari disiplin mereka masing-masing – mereka adalah penguasa saat ini.

Dengan berbagai ruang yang tersedia untuk berkembang, nampaknya takkan ada batasan untuk apa yang dapat diraih kedua atlet ini. Dominasi dan potensi mereka juga menimbulkan sebuah pertanyaan: Siapa yang mampu mengakhiri kekuasaan mereka di puncak divisinya?

Jika ONE Fight Night 7 menjadi sebuah indikasi, mungkin dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai pertanyaan itu dapat terjawab.

Perkembangan Teknik Grappling Danny Kingad Terbayar

Jika laga flyweight MMA antara Danny Kingad dan Eko Roni Saputra seharusnya menjadi aksi striker vs. grappler, seseorang nampaknya lupa memberitahu “The King.”

Sejak awal laga, bintang Filipina itu mencetak pernyataan tegas dengan takedown keras ke arah Juara Gulat Indonesia berkali-kali ini. Bunyi yang menggema saat punggung Eko Roni mengenai kanvas terpantul di dinding Lumpinee Boxing Stadium – dan terdengar jelas di divisinya.

Kingad berlanjut menampilkan kemampuan grappling yang sangat berkembang sampai dirinya meraih kemenangan mutlak, dimana ia mempertahankan peringkat #3 dalam prosesnya dan tetap menjaga dirinya dalam bayangan perebutan gelar Juara Dunia.

Dengan hasil dan proses yang mengejutkan ini, perwakilan Team Lakay itu menunjukkan seberapa jauh teknik gulatnya telah berevolusi sejak ia terakhir kali menapakkan kaki di dalam Circle.

Dedikasi untuk menutup celah dalam permainan MMA-nya itu terbayar, dan pria. berusia 27 tahun ini nampak jauh lebih siap untuk menantang sabuk emas sekali lagi di masa depan.

Tommy Langaker Nampak Siap Lawan Kade Ruotolo

Tommy Langaker memasuki ONE Fight Night 7 dengan tujuan utama memposisikan diri sebagai lawan selanjutnya bagi Kade Ruotolo demi gelar Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling.

Dan, setelah kemenangan submission licin pada menit 2:58, atlet BJJ sensasional Norwegia ini mungkin telah mengamankan posisinya sebagai pria berikutnya yang dapat menantang penguasa divisi itu.

Lawannya, Uali Kurzhev, harus menghadapi serangan keras sejak awal laga. Saat mereka beradu kuncian di atas kanvas, Langaker mengamankan inside heel hook dan mengungkit sampai pria Rusia itu tak memiliki pilihan lain selain tap out.

Dalam wawancara seusai laga dengan Mitch Chilson, Langaker merebut mikrofon itu dan menantang sang Juara Dunia. Lalu, ia dikejutkan dengan bonus penampilan senilai US$50.000 atas hasil kerja cepatnya.

Dengan dua kemenangan impresif bersama ONE – dan statusnya sebagai grappler submission terbaik Eropa – Langaker nampak mempersiapkan panggung untuk aksi Kejuaraan Dunia tak terlupakan.

Dan, karena Ruotolo juga telah menantangnya untuk laga ini, terdapat banyak alasan untuk meyakini bahwa hal ini dapat terjadi pada tahun 2023.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9