3 Kemenangan Yang Beri Vitaly Bigdash Perebutan Gelar Juara Dunia Lawan De Ridder
Sejak ia kehilangan gelar Juara Dunia ONE Middleweight di tangan Aung La N Sang pada tahun 2017, Vitaly Bigdash memiliki motivasi besar untuk merebut itu kembali.
Lima tahun kemudian, pria Rusia itu akan mendapatkan kesempatan besar saat ia menantang sang penguasa Reinier de Ridder dalam laga utama ONE 159 pada Jumat, 22 Juli nanti.
Memang tak mudah untuk mencapai titik ini, namun pria berusia 37 tahun ini tetap terfokus pada tujuannya dan bekerja keras untuk meraih posisi teratas dalam divisinya.
Berikut adalah cara Bigdash meraih kesempatannya melawan De Ridder dengan tiga kemenangan krusial atas para penantang teratas divisi middleweight.
#1 Submission Unik Atas Yuki Niimura
Bigdash memulai perjalanannya saat ia menghadapi atlet Jepang Yuki Niimura di ONE: DESTINY OF CHAMPIONS pada Desember 2018.
Niimura adalah Juara Pancrase yang memenangkan sembilan dari 11 laga terakhirnya – termasuk tujuh via KO – namun pria Rusia ini mematahkan ancaman striking lawannya melalui takedown di awal.
Bigdash lalu menghantam lawannya dengan pukulan selama mayoritas ronde tersebut sampai Niimura menemukan ruang untuk mencoba melepaskan diri. Tetapi, perwakilan Akhmat Fight Team itu menggunakan scramble untuk segera meraih punggung rivalnya.
Dari titik itu, Bigdash mengamankan triangle choke dan mencetak poin via serangan sikunya, sebelum ia mengungkit lengan kiri Niimura dan mengamankan penyelesaian via two-pronged rear triangle armbar pada akhir ronde pertama.
#2 Hentikan Fan Rong Via Penyelesaian Ronde Ketiga
Serangkaian cedera dan pembatalan laga memang sempat menahan Bigdash, namun di ajang ONE: WINTER WARRIORS II pada Desember 2021, pria Rusia ini akhirnya kembali berlaga.
Ia berhadapan dengan “King Kong Warrior” Fan Rong, yang merebut kemenangan beruntun di dalam Circle dan segera mencetak nama besar dalam divisi middleweight.
Namun, Bigdash nampak sangat segar saat laga mereka berlangsung dan melontarkan arsenalnya ke arah atlet Tiongkok itu.
Mantan karateka ini menendang, melepaskan serangan memutar dan mendaratkan ground-and-pound keras setelah beberapa takedown yang tepat sasaran.
Dengan 10 menit yang menjadi milik Bigdash, “King Kong Warrior” harus melakukan sesuatu pada ronde terakhir. Ia mencoba sebuah takedown untuk kembali ke posisi atas, namun veteran Rusia itu meraih kuncian guillotine setelah percobaan double-leg takedown.
Dari titik itu, Bigdash mengencangkan tekanannya untuk memaksa lawannya tap-out dan mencetak kemenangan besar dalam penampilan kembalinya itu.
#3 Taklukkan Aung La N Sang Dalam Laga Trilogi Keras
Para penggemar memang sudah lama menunggu laga trilogi antara Bigdash dan Aung La N Sang, dan pada Februari lalu, mereka mendapatkannya dalam ajang ONE: FULL CIRCLE.
Kedua superstar ini berbagi sepasang laga Kejuaraan Dunia ONE Middleweight yang masing-masing berdurasi 25-menit, dimana mereka meraih keputusan juri yang sangat tipis setelah lima ronde.
Dan, setelah kemenangan “The Burmese Python” dalam laga kedua mereka, ia sukses mempertahankan sabuk emas itu tiga kali, serta merebut gelar Juara Dunia ONE Light Heavyweight.
Namun, Aung La N Sang harus merelakan kedua sabuk emas itu di tangan De Ridder, yang menempatkan tekanan besar bagi pertemuan ketiganya ini dengan Bigdash.
Tak hanya berusaha mendapatkan hak untuk membanggakan diri setelah trilogi keras ini, mereka pun berharap dapat meraih sebuah laga lainnya melawan “The Dutch Knight.”
Kedua rival lama ini berlaga tiga ronde penuh di Singapura, namun kali ini, sang pemenang jelas terlihat.
Teknik gulat Bigdash memang terlalu sulit diatasi oleh ikon Myanmar itu, dan pria Rusia ini berkali-kali menyeret lawannya ke ground, meraih posisi dominan, serta menyerang vias submission dan striking.
Saat 15 menit itu berakhir, tangan Bigdash pun terangkat dan membuktikan dirinya layak menantang De Ridder demi sabuk emas middleweight.