3 Laga Pencuri Perhatian Di ONE Fight Night 1: Moraes Vs. Johnson II
Kartu pertandingan dengan 10 laga besar di ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson II memang sarat dengan aksi keras dan tak ada yang sekadar menjadi pengisi tambahan, dimana berbagai laga menegangkan tersusun dari awal sampai akhir.
Walau sepasang laga Kejuaraan Dunia di puncak jelas akan menarik perhatian utama, ada masih banyak lagi yang dapat dinikmati para penggemar saat ajang bersejarah ini disiarkan langsung pada jam tayang utama Amerika Utara pada Jumat, 26 Agustus malam waktu A.S.
Oleh karena itu, berikut adalah tiga laga yang dapat mencuri perhatian dari Singapore Indoor Stadium.
#1 Rodtang Jitmuangnon Vs. Savvas Michael
Jika ada kemungkinan untuk mencetak “Laga Terbaik Malam Ini” atau “Fight of the Night,” penguasa divisi flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon dapat saja merebutnya.
Dan, di ONE Fight Night 1, ia akan memiliki rekan berdansa yang tepat di sosok bintang baru asal Siprus, Savvas Michael.
Malam itu, Michael akan menghadapi “The Iron Man” dalam babak semifinal ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix, dimana ia mengetahui ini adalah laga terbesar dalam kariernya saat ini.
Rodtang dapat selalu mengandalkan semangat dan serangan keras, namun teknik tinju dan serangan ke arah tubuh milik lawannya hanya berarti dirinya takkan gentar beradu serangan melawan megabintang Thailand itu.
“The Baby Face Killer” juga memiliki keunggulan jangkauan dan nampak jauh lebih baik dari sebelumnya saat meraih kemenangan dalam laga perempat final atas Amir Naseri, yang berarti dirinya memiliki kesempatan baik untuk membuat lawannya frustrasi dari luar jarak serang lawannya itu.
Tentu saja, Rodtang menunjukkan ketenangan dan perkembangan luar biasa dalam kemenangan terakhirnya atas Jacob Smith, yang memadukan agresi andalannya dengan dinamika serangan keras dan beberapa pengambilan keputusan yang tepat.
Oleh karena itu, laga ini dapat menampilkan yang terbaik dari “seni delapan tungkai” – mulai dari serangan keras sampai teknik striking luar biasa.
#2 Amir Aliakbari Vs. Mauro Cerilli
Ada kemungkinan besar bahwa sebuah adu pukulan keras akan terjadi saat petarung heavyweight Amir Aliakbari dan Mauro Cerilli berperang dalam aksi MMA mereka.
Kedua raksasa ini tak suka membuang waktu, karena mereka biasanya langsung menerjang maju dengan pukulan keras. Dari 24 kemenangan gabungan keduanya, ada sebanyak 16 kemenangan KO yang terjadi dengan 13 di antaranya tercetak pada ronde pembuka.
Namun, itu pun tak memberi gambaran menyeluruh. Aliakbari adalah Juara Dunia Gulat Grego-Romawi, sementara Cerilli memegang sabuk hitam judo. Hal ini berarti bahwa ada kemungkinan laga ini tak hanya berisi rangkaian serangan atas yang keras.
Tetap saja, karena keduanya memiliki kekuatan pukulan serius, aksi ini dapat saja berakhir lebih awal.
Anda dapat berharap para petarung heavyweight ini akan bertukar pukulan konstan dan mengincar penyelesaian, baik saat laga itu terjadi di atas kaki atau di atas kanvas.
#3 Diandra Martin Vs. Amber Kitchen
Di kartu awal, dua striker unggulan wanita Diandra Martin dan Amber Kitchen akan beradu dalam laga catchweight Muay Thai menegangkan yang juga menentukan ritme aksi sejak bel awal pertandingan berbunyi.
Kedua atlet ini sangat agresif, serta mampu memanfaatkan kemampuan mereka dalam jarak berbeda.
Jangkauan Martin, yang berusia 27 tahun, hanya berarti dirinya dapat mencetak kerusakan besar atas rivalnya dari sisi luar, namun Kitchen yang masih berusia 23 tahun itu gemar untuk masuk dengan rangkaian pukulan keras, atau bahkan serangan keras di udara.
Pertarungan jarak ini akan sangat sengit, dan keduanya dapat terkena serangan saat mempertahankan posisi mereka.
Itu juga takkan melambat jika mereka beradu clinch. Petarung sensasional Australia, Martin, akan sibuk menyarangkan serangan lutut dan sikunya, sementara atlet fenomenal Inggris Kitchen dapat memanfaatkan serangan itu untuk menjatuhkan lawannya ke atas kanvas.
Tak ada banyak area dimana sepasang striker ini dapat bernafas lega, dan karena keduanya sangat ingin meraih kemenangan perdana di ONE, anda dapat mengharapkan sembilan menit penuh aksi keras, jika laga ini tak berakhir lebih awal.