3 Pelajaran Terbesar Dari ONE: NEXTGEN III
ONE Championship merangkum rangkaian gelaran utama NEXTGEN dengan malam penuh aksi pada Jumat, 26 November lalu.
Dalam tiga disiplin yang berbeda, terdapat 12 seniman bela diri yang memasuki Circle di ONE: NEXTGEN III dan meininggalkan berbagai pelajaran. Terdapat mantan Juara Dunia yang mencetak penyelesaian ronde pertama, bintang baru yang menegaskan kehadiran mereka, serta penantang baru yang muncul.
Sebelum kita beralih ke ajang berikutnya, berikut adalah tiga pelajaran terpenting untuk ajang yang direkam dan tayang dari Singapore Indoor Stadium.
#1 Brooks Adalah Ancaman Bagi Atlet Elite Strawweight – Termasuk Pacio
Dalam debut yang sangat ditunggu di ONE, Jarred “The Monkey God” Brooks membuktikan bahwa ia tak sekadar membual via submission dominan atas penantang peringkat kelima strawweight MMA Lito “Thunder Kid” Adiwang.
Mengingat kekuatan serangan atlet Filipina itu, Brooks dapat memilih jalur kemenangannya dengan mengandalkan kemampuan gulat yang cukup luar biasa – dan itulah yang ia lakukan.
Adiwang tak dapat lama berdiri, karena pria asal Amerika Serikat itu menyeretnya ke bawah dalam tiap kesempatan yang ada. “The Monkey God” lalu mengendalikan “Thunder Kid” di ground, mengeliminasi kekuatannya dan memastikan bahwa itu tak akan menjadi faktor yang berbahaya.
Kelihaian itu berlanjut sampai pertengahan ronde kedua, saat Brooks mengamankan kuncian arm triangle dan memaksa lawannya tap-out.
Kemenangan impresif ini memberi pesan tegas bagi divisi strawweight, termasuk sang penguasa Joshua “The Passion” Pacio. Brooks seharusnya dapat segera dinobatkan sebagai penantang gelar Juara Dunia berkat takedown kilat, kemampuan untuk mengendalikan posisi di atas kanvas, serta ground-and-pound kuat yang ditampilkannya.
Dan, jika Pacio akan mempertahankan sabuk emasnya melawan “The Monkey God,” ia harus bersiap untuk sebuah laga yang sangat berat sepanjang kariernya.
#2 Ramazanov Bersinar Saat Kembali Di Muay Thai
Dalam laga perdananya setelah kehilangan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Kickboxing pada awal tahun ini, Alaverdi “Babyface Killer” Ramazanov kembali ke disiplin Muay Thai dan nampak sangat berbahaya.
Serangan non-ortodoks milik Ramazanov menjadi kunci kemenangan jelang laga pendukung utamanya melawan Pongsiri PK.Saenchai Muaythaigym, dan kemampuannya mencari sudut yang sulit membuat pria Thailand lawannya itu menebak dari mana serangan berikutnya akan datang.
Pergerakan konstan itu membuat Pongsiri frustrasi. Dan saat ia mendesak maju pada detik-detik terakhir ronde pertama, “Babyface Killer” menyarangkan pukulan uppercut keras ke bagian tengah yang mengakhiri laga.
Kemenangan KO empatik itu menunjukkan bahwa Ramazanov – yang maju sebagai penantang peringkat kelima bantamweight Muay Thai – berencana memainkan peranan besar dalam perebutan gelar divisi ini pada 2022.
#3 Felipe Lobo Adalah Petarung Berbahaya
Felipe “Demolition Man” Lobo terus menunjukkan bahwa dirinya dapat menjadi striker bantamweight teratas.
Setelah kemenangan debut atas Yodpanomrung Jitmuangnon di bawah peraturan Muay Thai tahun lalu, “Demolition Man” mencetak sebuah kemenangan mengejutkan lainnya dengan tiga ronde ala ‘masterclass’ kickboxing saat melawan “The Steel Locomotive” Rodlek PK.Saenchai Muaythaigym.
Kecepatan dan presisi dari serangan Lobo mengejutkan Rodlek di awal laga mereka, serta mencegah pria Thailand itu mendapatkan ritme serangannya. Dari titik itu, ini menjadi laga yang sangat sistematis, karena pria Brasil ini mampu membungkam lawannya. Pada akhir ronde, tak ada keraguan siapa yang menjadi pemenang.
Walau kita tak mengetahui apakah “Demolition Man” akan terfokus pada Muay Thai atau kickboxing dalam divisi bantamweight ONE Super Series, saat ini kita takkan terkejut jika ia mencetak penampilan luar biasa lainnya.
Nampaknya, langit menjadi batasan bagi seorang Felipe Lobo.
Baca juga: Phogat: Gulat Jadi ‘Kartu Truf’ Kalahkan Stamp Di Final GP