3 Alasan Menaruh Perhatian Pada Sensasi Muay Thai Amerika Luke Lessei
Luke “The Chef” Lessei memang baru berlaga dua kali di ONE Championship, tapi ia telah mengukuhkan namanya sebagai salah satu petarung favorit.
Menyusul dua laga luar biasa melawan “Smokin” Jo Nattawut dan Eddie “Silky Smooth” Abasolo, petarung Amerika yang tengah naik daun itu akan kembali dalam sebuah laga menarik melawan Bampara Kouyate di ONE Fight Night 23: Ok vs. Rasulov pada Sabtu, 6 Juli.
Keduanya akan berlaga dalam duel Muay Thai krusial divisi featherweight di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, dan Lessei berkesempatan untuk kembali menarik perhatian lewat aksi striking menegangkan.
Berikut tiga alasan mengapa para penggemar perlu mengikuti perjalanan dari petarung 28 tahun yang tengah naik daun itu.
#1 Atlet Muay Thai Pria Papan Atas Dari Amerika
Bercokol di peringkat #5 dalam Muay Thai divisi featherweight, Lessei telah menjadi kompetitor Muay Thai pria unggulan meski baru menjalani delapan laga dalam karier profesionalnya.
“The Chef” meraih reputasi itu setelah mengalahkan rekan senegaranya, Abasolo, dalam laga terakhirnya. Kemenangan di ONE Fight Night 23 bahkan bisa menegaskan statusnya lebih jauh.
Terlebih, Kouyate adalah Juara Dunia WMC Muay Thai dengan rekor profesional fenomenal 34-2. Sebuah kemenangan tentu bisa membawa pria asal Iowa itu melaju lebih pesat.
Lessei memang baru memiliki rekor profesional 7-1 sejauh ini, tetapi angka itu tidak sepenuhnya menggambarkan kemampuannya karena di tingkat amatir, ia telah tanding lebih dari 60 laga. Kini, ia bertekad membuktikan diri dengan melawan para petarung terbaik di ONE sekaligus menegaskan dirinya sebagai ikon olahraga Amerika yang sesungguhnya.
#2 Gaya Tanding Memukau
Di atas kertas rekor milik Lessei baru 1-1, tapi raihan itu tak menunjukkan kehebatannya secara keseluruhan.
“The Chef” menampilkan salah satu aksi terbaik pada 2023 dengan melawan penantang gelar ONE Featherweight Muay Thai berkali-kali, Nattawut, dan bahkan memaksa sang striker legendaris bertarung hingga batasnya selama tiga ronde intens.
Daya serang “Smokin” Jo telah membuat banyak petarung top di muka bumi mundur, tapi Lessei tetap melaju dan bertukar pukulan hingga sikutan selama sembilan menit yang berujung dengan hasil ketat.
Laga antar petarung Amerika melawan Abasolo pada Februari lalu bahkan menjadi kandidat kuat sebagai pertarungan terbaik tahun ini. Keduanya sempat terjatuh ke matras, tapi tetap bertukar serangan hingga bel penutup.
Lessei seakan tak punya waktu untuk beristirahat di ONE Championship, dan para penggemar dapat berharap aksi yang tak kalah menyengat saat ia melawan Kouyate.
#3 Bisa Raih Finis Dalam Situasi Apa Pun
Fisiknya yang tinggi semampai mungkin membuat orang meragukan kekuatannya, tapi Lessei sebenarnya punya rekam jejak bagus dalam menghabisi lawan.
Dengan lima finis dan tingkat knockout 71 persen, atlet asal Dubuque Martial Arts Group ini punya daya sengat beracun dalam tiap serangannya.
Lawannya pun harus waspada, mengingat Lessei bukanlah petarung yang mengandalkan satu jurus saja.
Jika beberapa petarung memiliki satu senjata andalan yang dapat memberi luka serius, “The Chef” bisa menghabisi rivalnya lewat pukulan, tendangan tinggi, pukulan ke tubuh, dan sikutan. Artinya, ia dapat meraih KO dari segala arah yang akan menawarkan ketegangan tanpa henti.
Even though he hasn’t earned a stoppage win yet in ONE, Lessei put Abasolo on the canvas and rocked the durable Nattawut with his punches several times.
Walau belum meraih penyelesaian di ONE, Lessei pernah menjatuhkan Abasolo ke kanvas hingga beberapa kali membuat Nattawut yang tangguh terhuyung lewat pukulannya.