3 Senjata Yang Dapat Digunakan Vitaly Bigdash Untuk Lengserkan Reinier De Ridder Di ONE 159
Vitaly Bigdash meyakini dirinya akan menjadi atlet pertama yang mencoreng rekor MMA sempurna milik penguasa dua divisi Reinier de Ridder.
Bintang Rusia ini adalah penantang dengan kemampuan terlengkap yang pernah dihadapi De Ridder sampai saat ini, dan ia akan membutuhkan seluruh teknik itu untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Middleweight pada laga utama ONE 159, Jumat, 22 Juli ini.
Berikut adalah tiga senjata utama yang dapat digunakan Bigdash – yang ingin melengserkan “The Dutch Knight” di Singapore Indoor Stadium dan merebut kembali sabuk emas middleweight yang sempat disandangnya.
#1 Striking Solid
Bigdash memulai perjalanannya dalam seni bela diri dengan karate, serta juga berlatih ekstensif dalam tinju dan Muay Thai sejak itu. Ini berarti dirinya memiliki arsenal striking yang cukup lengkap – di area dimana ia melihat kelemahan terbesar De Ridder.
Perwakilan Akhmat Fight Team dan Tiger Muay Thai itu tak melakukan apa pun hanya ‘untuk terlihat keren’ dengan kedua tangannya, namun ia melepaskan pukulan keras yang dapat menghancurkan lawan.
Ia seringkali bekerja dengan baik dari luar jarak serang dan menyarangkan kombinasi rapat. Dengan dagu dan durabilitasnya yang sangat terkenal, Bigdash akan merasa sangat nyaman untuk melepaskan itu semua ke arah De Ridder, dimana ia mendeskripsikan serangannya sebagai “sangat lemah.”
Pria berusia 37 tahun ini mungkin tak menggunakan terlalu banyak tendangan untuk menghindari teknik takedown elite milik “The Dutch Knight,” namun ia dapat menggunakan serangkaian tendangan tinggi cepat sebagai selingan untuk menjaga variasi serangan dan menciptakan celah berbeda.
#2 Serangan Clinch Kuat
Walau De Ridder adalah pemegang sabuk hitam judo yang memiliki permainan clinch kuat, Bigdash adalah salah satu pegulat terhebat yang pernah dihadapi pria Belanda ini – dimana ia akan sangat senang untuk masuk ke dalam jarak dekat.
Pria Rusia itu beraksi dengan sangat baik saat ia dapat menempatkan lawannya di dinding Circle dan menggunakan serangan siku tajam dan serangan lutut kerasnya.
Ia juga meyakini bahwa dirinya lebih kuat secara fisik dari De Ridder. Sebuah ujian lakmus yang bagus dapat berupa sebuah pertanyaan apakah mantan penguasa middleweight ini dapat mengendalikan lawannya dan masuk ke dalam posisi striking jarak dekat.
Jika Bigdash dapat membuat De Ridder khawatir akan serangannya, hal itu akan membuka berbagai kesempatan untuk menggunakan trip takedown miliknya – opsi dengan persentase terbesar untuk membawa laga ke atas kanvas.
#3 Permainan Atas Dominan
Bigdash mengetahui bahwa De Ridder sangat berbahaya dari posisi atas (top position), namun ia juga meyakini bahwa sang penguasa itu belum pernah membuktikan bahwa dirinya dapat bertarung dari atas punggungnya.
Sementara itu, pria Rusia itu menjadi ancaman besar saat berada di atas, dan ia akan mencoba menguji permainan bawah milik “The Dutch Knight” dengan menempatkannya di area yang baru.
Dengan dasar yang kuat dan ground-and-pound keras, sang penantang dapat menghindari sweep saat ia mengincar kerusakan dengan pukulan dan serangan siku dari dalam posisi guard.
Dan, sementara banyak lawan lainnya tak dapat mengatasi kemampuan sabuk hitam BJJ De Ridder, Bigdash juga sangat lihai dalam pemainan submission itu.
Hal ini dapat membantunya menghindari serangan sang pemegang gelar, serta memberi kesempatan menyerang jika ia dapat membuat “The Dutch Knight” bertahan dari serangan ground.
Rencana utama Bigdash memang bukanlah untuk meraih submission, namun ia juga memiliki berbagai teknik kuncian dalam arsenalnya, yang jelas dapat ia gunakan saat lawannya mencoba melepaskan diri dari ground-and-pound kerasnya.