3 Serangan Berbahaya Dalam Arsenal Zebaztian Kadestam
Zebaztian “The Bandit” Kadestam telah mencapai puncak dengan striking tajam, dan ia ingin membuktikan bahwa kemampuan stand-up miliknya masih dapat mengalahkan lawan elite.
Mantan Juara Dunia ONE Welterweight ini akan menghadapi atlet Rusia tak terkalahkan Murad Ramazanov dalam laga bela diri campuran di ONE: WINTER WARRIORS II pada Jumat, 17 Desember ini, dan sebuah kemenangan sangatlah penting jika ia ingin meraih laga ulang demi sabuk emas milik Kiamrian “Brazen” Abbasov.
Jelang laga welterweight di Singapore Indoor Stadium ini, mari kita menjabarkan apa yang membuat bintang Swedia ini sangat berbahaya saat melawan grappler asal Dagestan itu.
#1 Tendangan Rendah Keras
Mantan petarung Muay Thai itu memiliki tendangan rendah yang ia gunakan sebagai salah satu senjata jarak jauh untuk mulai mematahkan lawan-lawannya.
Sementara ia menyerang paha dan betis lawannya, cukup lazim bagi Kadestam untuk menyerang kaki lawannya dengan serangan tajam ke bagian tubuh bawah itu.
Dengan caranya melakukan itu, atlet Swedia ini berada dalam jarak aman untuk mengatasi para pegulat, karena tendangan rendah lebih sulit ditangkap dan dibalas dari tendangan ke arah tubuh.
Namun, “The Bandit” terkena serangan keras dalam laga terakhirnya melawan Gadzhimurad Abdulaev. Pada Jumat ini, ia harus menyarangkan tendangan rendahnya dengan keras dan menariknya dengan cepat. Dengan itu, ia dapat mulai melukai kaki depan Ramazanov dan membatasi pergerakan pria Rusia itu untuk mengincar takedown.
- 5 Penyelesaian Terbaik Bintang MMA Di ONE: WINTER WARRIORS II
- Murad Ramazanov Ingin ‘Kuasai’ Kadestam, Raih Perebutan Gelar
- 5 Alasan Fan Rong Jadi Salah Satu Penantang Utama Middleweight
#2 Serangan Tajam Jarak Dekat
Kadestam gemar menggunakan tiap elemen dari “seni delapan tungkai.” Ia menerapkan serangan keras dalam jarak dekat, dengan serangan siku dan lutut tajam yang telah mematahkan para lawannya.
Walau ia akan masuk dengan sikunya, pria Swedia ini lebih cenderung melepaskannya dari posisi clinch. Ia nampak dapat memotong tajam pertahanan apa pun di dinding Circle dan menggunakannya untuk melepaskan diri saat lawannya bertransisi jarak serang.
Serangan lutut Kadestam juga sangat keras. Sementara mereka menjadi pilihan tersendiri di dalam posisi clinch, ia dapat menggunakannya di ground berdasarkan peraturan MMA.
Sebagai contoh, “The Bandit” mencetak KO atas Luis Santos setelah mementahkan sebuah takedown dan menyerang lawannya dengan lutut ke arah kepala.
Tiga laga kemudian, ia menjatuhkan Tyler McGuire dengan pukulan kanan jarak jauh dan melanjutkannya dengan serangan lutut ke arah kepala sebelum merebut gelar Juara Dunia ONE Welterweight.
#3 Kekuatan Yang Tak Pudar
Siapa pun yang melawan “The Bandit” harus tetap berhati-hati selama durasi laga, karena perwakilan Legacy Gym dan Pancrase Gym Sweden itu tak kehilangan tenaga – ia sangat berbahaya dari awal sampai akhir pertandingan.
Jelas bahwa Kadestam mencetak penyelesaian pada ronde-ronde terakhir dalam tiga kemenangan perdananya di atas panggung dunia – dengan yang terbaru tiba pada menit 4:32 ronde kelima saat melawan McGuire.
Melawan Santos, pria berusia 31 tahun itu mendominasi sebagian besar ronde kedua, namun itu pun tak cukup membuatnya menyerah pada akhirnya.
Kadestam terus melakukan apa pun menurut kemampuannya untuk mementahkan percobaan takedown pria asal Brasil itu dan membalasnya dengan cara mematikan.
Bahkan jika Ramazanov merasa seperti ia dapat meraih kemenangan via keputusan juri, Kadestam tak akan sedikit pun melunak dan menerima kekalahan. Ketahanan tubuh dan kebesaran hatinya adalah dua aset terbesarnya.
Baca juga: Cara Menonton ONE: WINTER WARRIORS II, 17 Desember