4 Aksi Terbaik Di ONE 162: Zhang vs. Di Bella

Reece McLaren Windson Ramos ONE162 1920X1280 62

Para penggemar yang menyaksikan ajang ONE 162: Zhang vs. Di Bella Jumat, 21 Oktober lalu melihat serangkaian aksi bela diri luar biasa. Laga demi laga, setiap aksi tersebut semakin membaik sampai puncaknya.

Dalam laga utama tersebut, sepasang bintang muda Zhang Peimian dan Jonathan Di Bella memberi lima ronde penuh pertukaran serangan keras demi gelar Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing yang masih lowong – dimana momen paling dramatis dalam laga ini tiba pada 60 detik terakhir.

Berikut, mari kita simak kembali laga Kejuaraan Dunia yang epik itu dan tiga sorotan terbaik lain – termasuk kemenangan Eko Roni Saputra – pada malam yang sangat mengesankan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di Bella Bawa Era Baru Dengan Debut Sempurna

Jonathan Di Bella memasuki CircleONE Championship untuk pertama kalinya dengan beban luar biasa dalam laga puncak Kejuaraan Dunia yang berada di pundaknya. Hal ini mungkin akan menggetarkan beberapa kompetitor – namun tidak dirinya.

Selama empat ronde awal, Di Bella dan remaja sensasional “Fighting Rooster” Zhang Peimian bertukar serangan keras dalam aksi taktis yang sangat tipis. Untuk setiap serangan yang masuk, lawannya selalu membalas dengan baik.

Hal ini berarti segalanya memang dipertaruhkan para stanza penutup. Dan, dengan hanya satu menit tersisa, Di Bella menyambungkan sebuah tendangan tinggi kiri yang menjatuhkan Zhang ke kanvas.

Tetapi, petarung Tiongkok ini mampu menjawab delapan hitungan wasit dan meneruskan laga. Namun, serangan keras itu nampaknya memastikan kemenangan yang menentukan kariernya bagi pria keturunan Italia-Kanada ini

Kemenangan Di Bella membawa catatan rekor profesionalnya dalam kickboxing menjadi 11-0, serta memberinya sabuk Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing.

Ini juga menandai awal dari era baru dalam divisi strawweight kickboxing, dimana petarung berusia 26 tahun ini merebut sabuk yang ditinggalkan oleh sang legenda Thailand Sam-A Gaiyanghadao.

McLaren Tampilkan Teknik Striking Baru

Pemegang sabuk hitam BJJ Reece McLaren telah lama menjadi salah satu atlet paling menarik dalam divisi flyweight MMA, dimana ia menemukan kesuksesan terbesar dengan teknik grappling elite-nya.

Namun, di bawah bimbingan legenda Muay Thai John Wayne Parr di Boonchu Gym, Australia, “Lightning” juga mulai membawa ledakan besar dalam ranah stand-up.

Melawan Windson Ramos pada Jumat lalu, penantang #5 divisinya ini menampilkan evolusi di atas kaki. Pukulan jab McLaren menentukan arah laga sejak bel pembuka, dan saat ia menempatkan straight-nya di belakang itu, pria ini mampu mencetak knockdown.

Di ronde kedua, “Lightning” mulai mengincar tubuh lawan. Serangkaian hook dan tendangan kanannya mampu melukai Ramos – yang akhirnya memaksa pria Brasil itu menyerah sebelum stanza ketiga dimulai.

McLaren jelas akan ingin meraih perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight, dan ia mengetahui bahwa hal itu akan membutuhkan permainan MMA menyeluruh. Latihan di bawah Parr itu memang mulai terbayar, dan para rival lainnya harus mewaspadai arsenal pria Australia ini di atas kaki dan di ground.

Balart Tak Lagi Menjadi ‘Underdog’

Walau atlet asal Kuba Gustavo Balart adalah mantan pegulat Olimpiade, ia selalu dilihat sebagai underdog dalam MMA karena ukuran tubuhnya.

Hal ini tak lagi menjadi masalah, karena petarung bertinggi badan 150 sentimeter itu mengalahkan mantan Juara Dunia ONE Strawweight untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Setelah mengalahkan Yosuke Saruta dalam laga terakhirnya, Balart mengungguli Alex Silva di kartu penilaian juri untuk meraih langkah besar lainnya dalam divisi strawweight. Saat ini, penantang #4 itu jelas sudah menempatkan diri di antara para petarung elite.

Balart melakukannya dengan pertahanan dan kekuatan besar. Walau Silva menyeretnya ke atas kanvas berkali-kali, teknik milik pegulat Kuba ini membawanya memasuki posisi bertahan dan segera kembali berdiri. Saat ia berada di atas kedua kakinya, serangan keras pun keluar.

“El Gladiador” menjadi inspirasi luar biasa. Pria berusia 35 tahun ini mengatasi ujian berat sepanjang karier bela dirinya, dan ia akhirnya dapat melawan penantang teratas divisi strawweight dengan keyakinan luar biasa.

Eko Roni Saputra Lanjutkan Penyelesaian Ronde Pertama Bersejarah

Tujuh kemenangan beruntun bagi Eko Roni Saputra. Hal itu menjadi semakin impresif berdasarkan fakta bahwa seluruhnya diraih dalam ronde pertama.

Itu adalah rangkaian penyelesaian ronde pertama terpanjang dalam sejarah ONE Championship – dan petarung kebanggaan Indonesia ini tak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Pegulat luar biasa ini bertahan di atas kaki saat melawan petarung Muay Thai Yodkaikaew “Y2K” Fairtex. Dan, tak lama kemudian, ia meraih takedown, mengamankan heel hook, dan memuntir kaki lawannya untuk memaksa sebuah tapout.

Evolusi petarung flyweight ini sebagai seniman bela diri campuran sangat mengagumkan, terutama bagi para penggemar. Ia membawa seluruh kemampuan gulatnya dan menambahkan tiap elemen dari olahraga itu untuk menonjolkan kemampuan terbaiknya.

Ini terbukti menjadi pemanis setelah sebuah kemenangan kilat lainnya.

Setelah kemenangan Jumat lalu, pria berusia 31 tahun ini menantang para petarung elite di jajaran lima besar flyweight, yang akan sulit ditolak karena rangkaian luar biasa yang dicapainya itu.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9