4 Pelajaran Monumental Dari ONE Fight Night 15: Le Vs. Freymanov
ONE Championship sekali lagi memasuki lokasi bersejarah di Lumpinee Boxing Stadium pada Sabtu pagi, 7 Oktober, untuk gelaran ONE Fight Night 15: Le vs. Freymanov. Saat itu, arena ikonik ini menjadi tuan rumah bagi sebuah rangkaian aksi tak terlupakan di Bangkok, Thailand.
Para penggemar dibuai oleh berbagai penampilan yang disajikan, dengan 10 laga yang mencakup disiplin kickboxing, MMA, Muay Thai dan submission grappling. Saat gelaran ini usai, dua Juara Dunia bersinar terang di atas panggung seni bela diri terbesar ini.
Berikut adalah empat pelajaran terbesar dari gelaran yang disiarkan langsung pada jam tayang utama A.S., akhir minggu lalu.
Le Buktikan Dirinya Juga Berbahaya Di Ground
Sejak mengawali perjalanannya bersama ONE, Thanh Le mencetak berbagai KO mencengangkan yang menjadi sorotan terbaik. Namun, ia juga selalu memperingatkan lawan-lawannya bahwa dirinya juga sama berbahayanya di atas kanvas.
Petarung dari New Orleans ini akhirnya membuktikan itu saat melawan penantang #3 Ilya Freymanov di laga utama Kejuaraan Dunia Interim ONE Featherweight MMA mereka, yang berlangsung hanya selama 62 detik.
Mantan Juara Dunia ONE Featherweight MMA itu menyengat pria Rusia lawannya dengan hook kanan, dimana rivalnya itu segera mengamankan takedown. Lalu, dalam aksi scramble cepat, Le menemukan kaki Freymanov, berguling, serta mulai mengincar submission.
Ia pun mengamankan heel hook dan memaksa lawannya tap out.
Atlet berusia 38 tahun ini menjelaskan seberapa besar arti meraih submission – dan sabuk interim itu – bagi dirinya dalam wawancara seusai laga. Namun, ia segera mengalihkan perhatiannya pada mantan lawan dan penguasa divisi Tang Kai untuk mempersiapkan laga penyatuan gelar mereka.
Sejauh ini, Le telah membuktikan setiap pernyataan yang dibuatnya tentang kemampuan dirinya itu. Kini, setelah menunjukkan kemampuannya di kanvas, semua calon lawannya mengetahui bahwa mereka harus mewaspadai pria asal Louisiana ini di posisi stand-up, dan di ground.
Di Bella Adalah Sosok Kesempurnaan
Dalam laga pertahanan gelar perdananya, Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing Jonathan Di Bella mengetahui bahwa ia akan menjalani laga cepat dengan “Mini T” Danial Williams.
Williams secara konsisten sangat agresif, dimana ia mendaratkan tendangan rendah keras yang menarik perhatian sang juara itu. Namun, saat petarung Thailand-Australia itu berada dalam jarak serang Di Bella, sang penguasa mendapatkan sasaran untuk diserang.
Pria Italia-Kanada itu melayangkan kombinasi kilat. Jab presisi, hook kanan sempurna dan straight kiri keras miliknya mengenai Williams selama lima ronde penuh.
Petarung berusia 27 tahun itu terus menunjukkan mengapa catatan rekor profesional 12-0 itu dapat tetap tak tercoreng. Faktanya, Di Bella mampu memimpin laga indah di Bangkok ini, serta tak meninggalkan keraguan akan siapa kickboxer strawweight terbaik di muka bumi.
Musumeci Bawa Semangat Juang Sejati
Mikey Musumeci sempat tak mengetahui apakah dirinya dapat beraksi dalam laga epik openweight submission grappling melawan legenda MMA Jepang Shinya “Tobikan Judan” Aoki.
Juara Dunia ONE Flyweight Submission Grappling ini jatuh sakit karena keracunan makanan dan demam tinggi hanya satu minggu sebelum ONE Fight Night 15 digelar.
Namun, saat kesehatannya membaik, semangat tak terbendung itu tidak mengizinkan dirinya untuk melewatkan tantangan itu.
“Darth Rigatoni” mungkin memang tidak merasa 100 persen fit, namun tak ada yang dapat mengetahui hal itu jika hanya melihat aksi sempurnanya. Sejak bel pertandingan berbunyi, pria Amerika ini bekerja keras dari posisi guard dan mulai mencari cara menyelesaikan tugasnya.
Musumeci tak hanya mengatasi seluruh tantangan sebelum memasuki ring, tetapi ia juga mencetak penyelesaian yang hampir tidak mungkin untuk memaksa Aoki tap out. Ia melakukannya via submission ciptaan – dan andalan – sang legenda, “Aoki Lock,” sebuah modifikasi dari heel hook klasik.
Sementara laga openweight ini tidak memperebutkan gelar apa pun, Musumeci tetap menunjukkan mengapa ia adalah seorang Juara Dunia sejati.
‘The Queen’ Mungkin Siap Dinobatkan
Phetjeeja memang memiliki julukan “The Queen,” dan aksinya di Lumpinee Boxing Stadium menunjukkan alasan mengapa ia layak duduk di singgasana itu. Atlet Thailand ini menggerus Celest Hansen dalam laga catchweight Muay Thai 121 pound mereka selama lebih dari dua ronde.
Wanita Australia itu memang membalas, tetapi serangan tanpa henti dari rival Thailand ini hanya dapat membuatnya terus bertahan. Kekuatan serangan Phetjeeja yang luar biasa meninggalkan bekas di tubuh Hansen.
Dan, luka terakhir itu terjadi karena sebuah tendangan tinggi ke arah kepala, yang memaksa penghentian dokter pada ronde ketiga.
Wanita berusia 21 tahun itu kini memiliki catatan rekor luar biasa, 206-6, dan terus melanjutkan rangkaian tak terkalahkannya di ONE dengan kemenangan TKO keempat berturut-turut.
Phetjeeja nampak tak terhentikan, dan dapat saja mendekati hari dimana ia dapat memasuki Kejuaraan Dunia ONE Atomweight Muay Thai melawan pemegang gelar saat ini, Allycia Hellen Rodrigues.