4 Pelajaran Penting Dari Aksi Di ONE: DREAMS OF GOLD

Ilias Ennahachi DREAMS OF GOLD ADUX IMGL6442

Sebelum aksi pada ajang ONE: DREAMS OF GOLD dimulai pada hari Jumat, 16 Agustus, timbul beberapa pertanyaan besar dari para penggemar.

Bagaimana para pendatang baru di ONE Championship tampil diatas panggung dunia? Siapa yang akan melaju dalam turnamen paling prestisius dalam dunia bela diri? Dapatkah seorang Juara Dunia dua cabang olahraga berhasil untuk meraih kemenangan pada disiplin ketiganya?

Semua pertanyaan ini, dan lebih banyak lagi, terjawab di dalam Impact Arena, Bangkok, Thailand. Inilah yang dapat kita pelajari dari malam penuh aksi tersebut.

#1 Ilias Ennahachi Unggul Jauh Atas Petchdam

“The Baby Shark” Petchdam Petchyindee Academy tampil luar biasa sejak ia menjalani transisi dari disiplin Muay Thai ke kickboxing, tetapi melawan Ilias “Tweety” Ennahachi, ia akhirnya menemukan lawan yang sepadan.

Sampai saat ini, atlet berusia 21 tahun dari Bangkok mengandalkan kekuatan dan bakatnya yang besar untuk memenangi dua pertandingan di bawah peraturan yang cukup asing bagi dirinya, tetapi melawan seorang spesialis dalam disiplin ini, ia akhirnya harus mengaku kalah.

Sebelum hari Jumat, Ilias telah enam kali menjadi Juara Dunia kickboxing, dimana ia membuktikan mengapa saat ia pulih dari kesulitannya untuk mengalahkan pesaingnya ini.

Ia tidak pernah berhenti bergerak dan menciptakan sudut yang menguntungkan, dan ketika ia maju menyerang, ia melakukannya dengan kominasi dahsyat yang lebih cepat dan kuat dibandingkan segala sesuatu yang pernah dialami Petchdam.

Pada akhirnya, Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing World Champion itu kewalahan menghadapi serangan Ilias dan harus menyerahkan sabuknya setelah dijatuhkan pada ronde ketiga. Tetapi, sang juara baru ini harus menghadapi lawan-lawan kuat lainnya.

#2 Babak Final ONE Kickboxing World Grand Prix Yang Luar Biasa

Babak semifinal turnamen ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix hampir tidak berbeda dengan babak perempat finalnya, tetapi ini tidak berarti mereka tidak luar biasa.

Dalam pertandingan pertama malam itu, Samy “AK47” Sana tidak beradu serangan seperti saat melawan Yodsanklai IWE Fairtex. Tetapi, ia mengendalikan aksinya untuk mengalahkan Dzhabar “Genghis Khan” Askerov setelah tiga ronde.

Atlet asal Perancis ini menunjukkan bahwa ia dapat memenangan pertempuran taktis maupun pertukaran serangan frontal, yang terbukti sangat menguntungkan, karena ia harus menggunakan segenap kemampuannya untuk melawan rivalnya di babak final.

Seperti lawannya nanti, Giorgio “The Doctor” Petrosyan mengalami pengalaman yang sangat berbeda dibandingkan laganya pembukaan turnamen ini. Ia membutuhkan dua pertandingan dan enam ronde untuk melewati Petchmorakot Petchyindee Academy, tetapi ia hanya membutuhkan kurang dari tiga menit untuk mengalahkan “Smokin” Jo Nattawut.

Dinamo asal Italia ini dikenal sebagai seorang yang sangat teknis, tetapi ia memiliki kekuatan pukulan yang luar biasa, dan mencetak kemenangan KO pertamanya dalam ONE Super Series untuk menyingkirkan rivalnya asal Thailand ini.

Hanya waktu yang dapat membuktikan apakah ia akan melakukan hal yang sama dalam ajang ONE: CENTURY di Tokyo, Jepang, atau jika Samy akan memiliki arsena yang cukup untuk mengecewakan lawannya. Apapun yang akan terjadi, pertemuan antara dua gaya bertarung yang berbeda ini akan menjadi sangat menarik.

#3 Stamp Ternyata Lebih Dari Seorang Striker

Sebagai seorang Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai, akan tidak mengejutkan melihat Stamp Fairtex mengandalkan kemampuan strikingnya saat ia kembali ke bertanding di disiplin bela diri campuran melawan Asha “Knockout Queen” Roka.

Tetapi, orang-orang terdekatnya telah melihat kemajuan teknik grappling-nya beberapa tahun terakhir ini, dan ia jelas membutuhkannya melawan beberapa pesaing terberat dalam disiplin barunya ini. Jadi, mungkin saja ia memang ingin mempertunjukkannya saat itu.

Pahlawan Thailand berusia 21 tahun ini masih tampil dengan sangat baik diatas kakinya, tetapi ia benar-benar mencuri perhatian melalui caranya menyusup masuk ke pertahanan lawannya untuk mencari posisi dominan diatas kanvas.

Stamp hampir saja menyelesaikan laga dengan sebuah kuncian armbar, guillotine choke dan ground and pound pada ronde pertama, tetapi ia menutup pertandingan dengan sebuah kuncian rear-naked choke keras pada ronde ketiga.

#4 Awal Yang Lambat Tidak Berhasil Melawan Alaverdi Ramazanov

Disiplin Muay Thai biasanya memperbolehkan seorang kompetitor yang belum merasa pasti untuk mengukur ritme dan ketepatan waktu lawannya pada tahapan awal, sebelum memanaskan pertandingan pada ronde-ronde berikutnya.

Tetapi, hal ini mungkin tidak berlaku dalam ONE Super Series, saat tiga ronde yang pendek mengharuskan para atlet untuk tampil prima saat bel pertandingan berbunyi demi meraih poin, dan tidak menyisakan ruang untuk kesalahan terkecil di hadapan sarung tangan tinju empat ons yang sangat berbahaya.

Nampaknya tidak seorang pun yang mengetahui hal ini lebih baik daripada Alaverdi “Babyface Killer” Ramazanov, yang saat ini memiliki catatan dua kemenangan KO pada ronde pertama dalam ONE Super Series.

Melawan Ognjen Topic, atlet Rusia ini melepaskan kekuatannya di awal ronde dan seringkali menyulitkan pesaingnya ini. Atlet keturunan Serbia-Amerika ini mampu kembali berdiri saat dua kali dijatuhkan oleh Alaverdi, tetapi kali ketiga, ia tidak mampu melanjutkan pertandingan.

Selengkapnya di Fitur

Masaaki Noiri Tawanchai PK Saenchai ONE 172 90 scaled
John Lineker Alexey Balyko ONE Fight Night 25 42 scaled
Allycia Hellen Rodrigues Cristina Morales ONE Fight Night 20 20
Lito Adiwang Adrian Mattheis ONE Friday Fights 34 29
Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20