4 Pelajaran Tentang Kehidupan Dari Muay Thai Menurut Lerdsila
“Mr. Lightning” Lerdsila Phuket Top Team adalah salah seorang praktisi Muay Thai yang paling berprestasi di dunia.
Atlet berusia 37 tahun ini telah memenangkan Gelar Dunia WKN, WPMF, dan WMC – seluruhnya dalam divisi lightweight – sekaligus gelar kejuaraan Rajadamnern Stadium dalam tiga divisi bobot.
Sebelum pertandingan ulang dalam rangkaian ONE Super Series Muay Thai melawan Sok Thy di ajang ONE: WARRIOR’S DREAM pada hari Sabtu, 17 November, ia telah mencatat rekor sebanyak 187-31-5.
Namun, tidak hanya kemenangan dan kejayaan yang dia kumpulkan dalam tiga dekade dalam ring. Lerdsila mempelajari banyak hal penting dari “seni delapan tungkai,” yang ia bagikan sebelum laga divisi flyweight yang sangat dinanti di Istora Senayan.
#1 Disiplin Adalah Hal Utama
Who wins the rematch on 17 November?
Who wins the rematch on 17 November?Jakarta | 17 November | 6:00PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Facebook: Prelims LIVE | Twitter: Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE| Tickets: http://bit.ly/onedream18
Posted by ONE Championship on Tuesday, November 13, 2018
Lerdsila tidak mungkin mendapatkan separuh dari apa yang ia telah raih tanpa dedikasi dalam mempelajari seninya.
“Tanpa disiplin, saya tidak mungkin mencapai posisi saya saat ini,” katanya.
Dia tidak selalu berkomitmen ke seni bela diri. Memulai karirnya pada usia 7 tahun, Lerdsila – seperti anak-anak lain – lebih suka keluar bermain bersama teman-temannya.
Namun ia menyadari apa yang dipertaruhkan di dalam ring – kejayaan pribadi dan kemampuan untuk memberikan penghasilan bagi keluarganya – maka ia memprioritaskan latihan diatas segalanya.
Kapanpun dia kabur dari rutinitasnya, kesuksesannya akan menurun, tetapi ia beruntung bahwa dalam karirnya, pahlawan Thailand ini terus berkomitmen untuk meraih kesuksesan.
Dengan mempertahankan jadwal latihan yang berat, memperhatikan berat badannya, serta menjaga kesehatan, ia telah meraih banyak hal yang mungkin hanya menjadi mimpi dari atlet lain.
#2 Rasa Syukur Akan Kejayaan
Muay Thai phenom Lerdsila SMASHIN' pads!
Muay Thai phenom Lerdsila SMASHIN' pads! Jakarta | 17 November | 7:00PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onedream18
Posted by ONE Championship on Tuesday, October 30, 2018
Walau memiliki segudang prestasi dan status sebagai legenda dalam bidang olahraganya, “Mr. Lightning” tetap rendah hati dan tidak melupakan asalnya.
Muay Thai memberinya kemampuan untuk menunjang dan memperbaiki kondisi keluarganya, sekaligus kehidupan pribadinya.
“Setiap hari saya bersyukur atas Muay Thai dan kehidupan yang diberikan [olahraga] itu,” katanya.
Di masa mudanya, ia bekerja di ladang dengan orang tuanya demi mendapatkan uang untuk makan. Ia dapat meninggalkan kehidupan tersebut berkat kemampuannya sebagai seniman bela diri.
Tetapi masih dibutuhkan kerja keras untuk meraih posisi puncak dalam olahraga ini, serta yang terpenting, dukungan banyak orang. Ia pun berterima kasih atas semua yang mereka berikan kepadanya.
#3 Seni Bela Diri Memperluas Wawasan
Diantara awal karirnya yang sederhana sampai saat ia berlaga di panggung bela diri dunia, Lerdsila telah berkelana jauh dan merasakan berbagai budaya di dunia.
Dalam perjalanannya, ia bertemu banyak orang dan dengan bekerja sama dengan mereka – sebagai murid, pesaing, juara, guru, dan duta Muay Thai dunia – serta bertumbuh sebagai seorang atlet dan manusia.
“Saya telah belajar untuk bekerjasama dengan banyak orang di berbagai skenario – di seluruh dunia,” katanya.
“Terlepas ini datang [dari] promotor, murid atau lawan saya, saya menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan saya.”
#4 Respek Adalah Segalanya
Seperti semua seniman bela diri tulen, Lerdsila menunjukkan respek yang sangat tinggi bagi lawannya di atas ring.
“Kita harus selalu menghormati lawan dan selalu menunjukkan sikap sportif,” katanya.
Terlepas saat ia sedang berlaga, merayakan kemenangan, atau merawat diri setelah kalah, atlet kelahiran Phuket ini selalu memegang teguh prinsip tersebut.
Ini pun sangat terlihat dalam persaingannya melawan Sok Thy, yang akan berlanjut pada ajang ONE: WARRIOR’S DREAM.
Walaupun dia memiliki lebih dari dua dekade pengalaman dibanding lawannya asal Kamboja saat berlaga di ONE: PINNACLE OF POWER, Lerdsila tidak meremehkan lawannya dan memeluknya setelah tiga ronde yang berat.
Ketika keputusan diumumkan dan ia dinyatakan sebagai pemenang dengan margin yang sangat tipis, ia langsung menghibur lawannya dan sepakat untuk melakukan tanding ulang, yang nanti akan di gelar di Jakarta.