5 Aksi Terbaik Dari ONE 164: Pacio Vs. Brooks
Pada 3 Desember, ONE Championship mengakhiri kalender gelaran untuk 2022 dengan malam penuh aksi bela diri luar biasa di Manila, dengan ONE 164: Pacio vs. Brooks.
Enam dari kesepuluh laga di kartu pertandingan ini berakhir sebelum bel akhir pertandingan berbunyi, dan laga utama Kejuaraan Dunia antara Joshua Pacio dan Jarred Brooks menampilkan aksi tanpa henti selama 25 menit penuh.
Berikut adalah lima sorotan terbaik saat ONE kembali dengan penuh kegemparan di Filipina.
Era Kejayaan ‘The Monkey God’ Dimulai
Jarred Brooks membuat Joshua Pacio waspada dengan tiga kemenangan dominan atas para penantang berperingkat dalam divisi strawweight MMA. Dan, pada Sabtu lalu, “The Monkey God” menyelesaikan tugasnya dengan merebut sabuk emas 26 pound itu dari bintang Filipina ini.
Tempo pertandingan itu segera ditetapkan oleh pria Amerika ini melalui beberapa takedown di awal dan pengendalian atas (top control). Walau Pacio bertahan dengan baik untuk menghindari kerusakan besar di posisi bawah, Brooks masih dapat menyambungkan ground-and-pound dari posisi guard-nya.
“The Monkey God” menemukan tantangan baru untuk mendaratkan takedown pada ronde kedua dan terpaksa bertukar serangan melawan striker Team Lakay ini di atas kaki. Di antara ronde kedua dan ketiga, Brooks mengakui pada tim pojoknya bahwa ia sulit menghindari permainan “The Passion.”
Namun, pria berusia 29 tahun ini juga menunjukkan bahwa kemampuannya itu jauh lebih dari sekadar teknik gulat saja.
Karena pertahanan takedown Pacio yang kuat, Brooks mengandalkan teknik stand-up miliknya dalam ronde-ronde kejuaraan. Kardio-nya memang sesuai, dan serangannya membuat sang petahana itu kehilangan keseimbangan.
Hal ini juga terjadi pada ronde kelima, sampai Brooks mengamankan sebuah teknik clinch-takedown dengan hanya dua menit tersisa.
Penampilan lengkap itu membawa catatan rekor pria A.S. ini menjadi 20-2 (1 NC) dalam karier MMA-nya dan menjadikannya seorang Juara Dunia untuk pertama kalinya. Brooks berlutut di atas kanvas dengan penuh emosi setelah menerima sabuk emas itu dari Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong.
Divisi strawweight kini resmi dikuasai oleh “The Monkey God,” yang siap mempertahankan gelarnya itu.
Aliakbari Buktikan ‘Trash Talk’, Vera Pensiun
Persaingan panas antara mesin gulat Iran Amir Aliakbari dan mantan Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon Vera akhirnya berlangsung di ONE 164. Hasilnya adalah kemenangan meyakinkan bagi salah satunya, dan laga MMA terakhir dalam karier gemilang dari kompetitor lainnya.
Kedua atlet raksasa ini bermain di atas kaki mereka selama mayoritas ronde pertama. Namun, saat Aliakbari mencetak sebuah takedown di saat akhir, itu menjadi awal dari akhir bagi “The Truth.”
Bintang AAA Team ini mendaratkan beberapa siku keras dari posisi guard Vera, memaksanya masuk ke posisi turtle. Wasit Herb Dean memberi atlet Filipina-Amerika itu beberapa saat untuk memulihkan diri, namun pukulan kiri Aliakbari tak pernah berhenti.
Penyelesaian ronde pertama ini menempatkan pria Iran itu kembali ke divisi heavyweight yang keras dengan sebuah kemenangan tegas lainnya.
Sementara itu, Vera memberi pidato terakhir yang sangat emosional kepada para penggemar tuan rumah di Mall of Asia Arena dan meninggalkan sarung tangan MMA-nya di tengah Circle, untuk mengakhiri sebuah karier yang sangat luar biasa.
Hu Yong Atasi ‘Gravity’ Dengan KO Luar Biasa
“Wolf Warrior” Hu Yong meraih kemenangan terbesar dalam kariernya yang masih baru itu dengan menyingkirkan mantan Juara Dunia ONE Flyweight Geje “Gravity” Eustaquio via KO pada ronde pertama.
Penyelesaian itu tak datang dengan mudah, karena “Gravity” menguji teknik grappling Hu di awal. Tapi, atlet Tiongkok itu mampu kembali berdiri, dimana kekuatannya jelas membuat Eustaquio kewalahan.
Saat hanya beberapa detik tersisa pada stanza pembuka, “Wolf Warrior” mengeluarkan pukulan kiri cepat untuk memancing reaksi lawannya, lalu menyerang ke bagian tengah dengan pukulan kanan kuat yang mengenai rahang Eustaquio.
Tak ada serangan lanjutan yang dibutuhkan, dan wasit Mohamad Sulaiman mengakhiri laga itu.
KO sensasional ini mengirimkan pesan bagi seluruh divisi flyweight MMA bahwa Hu akan menjadi salah satu petarung krusial pada tahun 2023.
Jhanlo Sangiao Tetap Sempurna Via Submission Ronde Pertama
Jhanlo Sangiao dianggap sebagai bintang masa depan dari Team Lakay. Pria berbakat berusia 20 tahun ini membuktikan pujian tersebut melalui sebuah kemenangan submission gemilang atas Anacleto Lauron pada ronde pembuka laga catchweight MMA mereka.
Lauron muncul dengan serangan kuat ke arah kompatriotnya itu, namun itu bukanlah serangan yang bijak. Sangiao mampu mencengkeram lawannya dan menyeretnya ke atas kanvas. Saat berada di titik itu, “The Machine” mengambil kendali penuh.
Ke mana pun Lauron memutar tubuhnya, Sangiao tetap bertahan. Saat “Tenacity” mencoba untuk melepaskan diri dari posisi bawah, atlet Team Lakay ini bergantung di punggung lawan dan dan mulai menyerang dengan ground-and-pound keras.
Akhirnya, itu membuka celah untuk menyelipkan rear-naked choke licin, dan Lauron terpaksa tap out.
Aksi impresif dari Sangiao terus membuktikan seluruh hype yang mengelilinginya, menjaga catatan rekor bela diri campurannya tetap sempurna di 5-0, serta menunjukkan bahwa Team Lakay memang membawa teknik striking kuatnya dengan kemampuan grappling tingkat tinggi.
Meng Bo Kembali Dengan KO 24-Detik
Meng Bo kembali ke jalur kemenangan dengan cara klasik, saat kekuatan eksplosifnya mencetak sebuah KO kilat atas Jenelyn Olsim.
Olsim memulai laga ini dengan agresif, dimana ia mengambil posisi di tengah Circle. Namun, pertahanan kuat wanita Tiongkok itu akan memulai saat-saat terakhir bagi lawannya asal Filipina itu. Saat Olsim mulai menyerang dengan pukulan kanan, Meng menghindar dan memaksa lawannya mundur ke Dinding Circle.
Dan, saat “The Graceful” akan bergerak maju, Meng melepaskan pukulan overhand kanan keras yang tersambung dengan sempurna. Olsim terjatuh ke atas kanvas, dimana atlet Tiongkok itu mengikuti dengan serangan siku akurat demi meraih penyelesaian KO hanya dalam waktu 24 detik.
Bintang Tiger Wang Gym ini meraih kemenangan kedelapan dalam kariernya melalui KO/TKO dan memastikan bahwa dunia tak melupakan bahwa ia memiliki pukulan yang sangat keras.