5 Alasan Mengapa Johan Ghazali Disebut Sebagai ‘Rodtang Berikutnya’

Johan Ghazali Edgar Tabares ONE Fight Night 17 21 scaled

Perjalanan Johan “Jojo” Ghazali menembus jajaran petarung flyweight Muay Thai di ONE Championship telah membuat banyak penggemar dan pengamat membandingkan dirinya dengan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon, sang penguasa divisi yang sangat padat itu.

Remaja berbakat berusia 17 tahun ini sudah mencetak rekor 5-0 bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini, dan ia akan ingin membangun momentum luar biasa itu saat ia beradu dengan “No.1” Nguyen Tran Duy Nhat di ONE 167 pada Jumat, 7 Juni, atau Sabtu pagi, 8 Juni di Asia.

Dengan intensitas dan personanya di dalam ring, mudah untuk mengerti mengapa Ghazali dibandingkan dengan “The Iron Man,” dan jika ia dapat mencetak hasil seperti sang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai yang dominan itu, maka kariernya dapat saja menuju arah yang sama.

Sebelum “Jojo” kembali ke jam tayang utama A.S. dari Impact Arena di Bangkok, Thailand, simak lima elemen dari kemampuan petarung Malaysia-Amerika ini yang menunjukkan mengapa ia memiliki potensi untuk mengikuti jejak idolanya itu.

#1 Tekanan Maju

Jika gaya bertarung Rodtang harus dijabarkan dengan satu kata, maka banyak orang akan berkata, “Tekanan.”

Ghazali juga sangat berjaya saat mendesak maju dan menerapkan keinginannya atas para rivalnya, dan ia memang sangat baik saat ia mendesak mereka dan melepaskan kombinasinya.

Seperti penguasa flyweight itu, “Jojo” tak asing dengan berdiri dan bertukar serangan jarak dekat – yaitu sesuatu yang jelas akan berakhir dengan pertukaran serangan menegangkan saat ia meraih keunggulan.

#2 Pukulan Keras

Ghazali dan Rodtang sangat suka bertukar pukulan, dan mereka memiliki potensi mencetak KO dari kedua sisi.

Keduanya memiliki pukulan overhand kanan dan hook kiri dahsyat yang telah menjatuhkan banyak pria ke atas kanvas, dan kekuatan serangan mereka memaksa para lawannya untuk bertahan daripada menyerang, yang memberi mereka kebebasan untuk melakukan apa pun itu.

Jika ada sebuah indikasi, hal ini dapat menjadi satu area dimana petarung muda ini memiliki keunggulan bawaan. Sebagai contoh, kekuatan besar Ghazali menidurkan Edgar Tabares hanya setelah 36 detik.

Sementara itu, “The Iron Man” membutuhkan 4 menit dan 34 detik untuk menyelesaikan tugasnya atas lawan yang sama dalam aksi mereka pada Mei 2023 lalu.

#3 Serangan Tubuh Kejam

Berkat agresi dan pukulan kerasnya, Ghazali dan Rodtang membuat rival mereka untuk berlindung agar dapat bertahan di dalam arena. Tetapi, hal ini juga membuka sebuah taktik favorit lainnya.

Seperti Rodtang, bintang remaja ini mencari setiap kesempatan untuk melepaskan hook kirinya ke arah ulu hati rivalnya saat mereka menaikkan pertahanan mereka, dan itu dapat memberi konsekuensi yang mengakhiri laga.

Lihat saja aksi petarung Malaysia-Amerika ini dengan Temirlan Bekmurzaev pada Oktober 2023. Itu adalah laga yang sulit sampai serangan ke arah tubuh dari Ghazali mengubah arah pertandingan, dan ia akhirnya membungkam rivalnya dengan pukulan ke ulu hati itu.

#4 Siku Akurat

Karena kegemaran mereka untuk saling beradu, tak mengejutkan bahwa Ghazali dan Rodtang seringkali menemukan diri mereka cukup dekat dengan lawan untuk melontarkan serangan siku tajam. Dan seperti sebagian besar kombinasi serangan mereka, semua itu dipersiapkan di belakang pukulan keras.

“Jojo” akan menemukan jaraknya dengan pukulan sebelum mengakhiri kombinasi dengan siku atau maju untuk menembus pertahanan lawannya.

Di dalam clinch, remaja sensasional ini juga selalu mengincar serangan itu demi mengakumulasi kerusakan.

#5 Pertahanan Dan Dagu Yang Kuat

Sementara Rodtang dikenal atas kemampuannya yang di luar nalar untuk menerima pukulan, berkat rahang granitnya, ia juga memiliki pertahanan rapat saat ia memilih menerapkan itu.

Ghazali juga cukup mirip karena memiliki pertahanan rapat dengan permainan parry dan serangan balasan yang bagus, walau ia juga selalu memancing lawan dan beradu jika mereka berani.

Durabilitas “Jojo” sejauh ini selalu membawanya mengencangkan rahang dan mendaratkan serangan yang lebih kuat dalam sebagian besar pertukarannya, tetapi ia belum dapat ditempatkan di tingkatan yang sama seperti “The Iron Man” sampai ia mampu menghadapi pemukul kuat lainnya di ONE.

Selengkapnya di Fitur

Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 16 scaled
Liam Superlek
Superlek and Kongthoranee Smiling ONE Championship
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 38 scaled
Luke Lessei Eddie Abasolo ONE Fight Night 19 6 scaled
Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE 166 14 scaled
Rodtang Jitmuangnon Denis Puric ONE 167 137
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 78
DUX 1183
Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 36
Johan Ghazali Edgar Tabares ONE Fight Night 17 21 scaled
Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 28