5 Alasan Mengapa Juara Dunia ONE Flyweight Adriano Moraes Mendominasi Divisinya

MicrosoftTeams image 2

Adriano Moraes bersemangat mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Flyweight miliknya sekali lagi.

Pada 26 Agustus malam waktu A.S., superstar Brasil ini akan berlaga untuk kedua kalinya melawan legenda Amerika Demetrious Johnson dalam laga utama ONE Fight Night 1, yang tayang secara langsung di jam tayang utama Amerika Utara.

Pada pertemuan perdana mereka tahun lalu, “Mikinho” menyarangkan serangan lutut ke rahang rivalnya yang seketika menjatuhkan Johnson. Dengan kemenangan bersejarah itu, ia menjadi pria pertama yang pernah menghentikan ‘GOAT’ flyweight MMA ini.

Kini, Moraes merasa yakin bahwa kejutan itu akan berulang di Singapore Indoor Stadium, dimana ia ingin memperpanjang dominasinya sebagai penguasa divisi.

Berikut adalah lima alasan mengapa pria berusia 34 tahun itu dapat meraih hasil luar biasa lainnya atas Juara Dunia MMA 12 kali itu pada akhir bulan ini.

Atribut Fisiknya

Adriano Moraes Demetrious Johnson ONE on TNT I 30

Moraes adalah petarung flyweight berjangkauan panjang, dimana ia memiliki keunggulan tinggi badan hampir 12 sentimeter dari Johnson, jangkauan kaki 15 cm lebih jauh, serta keunggulan rentangan sepanjang 5 cm.

Dan, berdasarkan laga pertama mereka, atlet unggulan American Top Team ini mengetahui cara untuk memanfaatkan semua keunggulan fisik tersebut.

Di sebagian besar laga, Moraes bertahan di luar jangkauan Johnson, serta memilih untuk menyerang hanya saat “Mighty Mouse” masuk ke jarak dekat.

Terlebih lagi, postur Moraes hanya berarti bahwa dirinya tak harus mendesak ritmenya.

Ia dapat mengandalkan lawannya untuk bergerak terlebih dahulu sebelum ia membalikkan keadaan dan mengincar penyelesaian.

Durabilitas Mengejutkan

Moraes juga beraksi dalam beberapa laga panas yang menunjukkan kemampuan luar biasa miliknya.

Tetapi, seluruh laga menegangkan di atas panggung dunia itu juga memperlihatkan durabilitasnya bagi para penggemar – sebuah aspek permainan MMA Moraes yang seringkali tak terlihat.

Dalam laganya melawan Eugene Toquero, Moraes menerima beberapa serangan lutut di udara ke arah rahangnya yang sempat membuat kakinya goyah. Tetapi, walau sempat terguncang, pria Brasil ini bertahan dan menutup laga dengan sebuah brabo choke.

Jelas bahwa “Mikinho” dapat bangkit dari serangan tajam, dan kegigihan itu akan menjadi faktor utama bila Johnson mampu mendaratkan serangan keras.

Kemampuan Sabuk Hitam BJJ

Juara Dunia ONE Flyweight ini sudah menampilkan kemampuan grappling luar biasa di tiap laganya, dengan 10 dari 20 laga MMA profesional yang dijalaninya berakhir via submission.

Namun, teknik sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu Moraes tak berarti dirinya akan langsung menerjang maju.

Sebaliknya, Moraes menilai tiap situasi dengan presisi luar biasa. Dan, saat kesempatan itu muncul, ia menyerang dengan single-leg, double-leg, atau body-lock takedown, yang membawa laga itu ke ranah favoritnya.

Dari titik itu, pria Brasil ini sangat suka bekerja dari posisi half-guard atau side control sebelum ia merangkaikan berbagai percobaan submission.

Karena dedikasi baru Johnson pada BJJ – dan keajaiban Moraes di atas kanvas – sisi grappling dalam laga ini akan menjadi area kritis yang menentukan hasil dari laga ulang Kejuaraan Dunia ini.

Serangan Lutut Dan Ground

Saat rivalnya terseret ke atas kanvas, pria Brasil ini seringkali siap untuk melontarkan beberapa serangan lutut atau ground-and-pound keras.

Ini adalah sesuatu yang seringkali terlihat dalam berbagai penampilannya di ONE Championship.

Ketika Moraes bergerak ke side control, ia melepaskan serangan lutut tajam ke bagian tengah tubuh lawan dan melanjutkan itu dengan pukulan yang memaksa lawannya membuka celah di leher mereka.

Dan, jika sang lawan berakhir dengan posisi terdesak di dinding Circle, Moraes tak ragu untuk menggunakan teknik striking-nya.

Contoh sempurna dari penjelasan ini adalah manuver utama yang memberinya kemenangan besar saat melawan “Mighty Mouse” pada April tahun lalu – yang juga menjadi KO MMA Terbaik 2021 di ONE.

Semangat Luar Biasa

Semangat dan determinasi “Mikinho” membantunya menjadi salah satu bintang MMA tersukses dunia.

Semua itu menjadi nilai-nilai yang dianut Moraes sejak ia masih sangat muda.

Hanya beberapa hari setelah ia lahir, superstar MMA masa depan ini ditelantarkan di jalanan Brasilia, Brasil. Beruntung, ia diadopsi tiga tahun kemudian oleh Mirtes Moraes dari sebuah panti asuhan.

Kesulitan besar itu hanya berarti bahwa pria berusia 34 tahun ini tak pernah mengabaikan apa pun, dan setiap kali ia memasuki Circle, keinginannya untuk menang tak dapat ditandingi oleh kebanyakan rivalnya.

Moraes akan membawa semangat itu ke dalam laga ulang besar melawan Johnson di ONE Fight Night 1, dimana ia akan ingin memperpanjang kejayaannya sebagai penguasa flyweight sementara menjadi wajah baru dalam MMA di Amerika Serikat.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9