5 Alasan Mengapa Regian Eersel Mendominasi Sebagai Striker Lightweight Kelas Dunia
Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing Regian Eersel dapat menambah sebuah pencapaian lain atas namanya dan menjadi penguasa dua disiplin pada Sabtu, 22 Oktober ini.
Superstar Belanda-Suriname ini menghadapi Sinsamut Klinmee demi memperebutkan gelar Juara Dunia ONE Lightweight Muay Thai perdana di ONE Fight Night 3, dan karena kondisinya saat ini, sulit untuk melihat siapa pun yang dapat menghentikan ambisi Eersel menuju singgasana baru itu.
Jelang laga bersejarah ini – yang disiarkan langsung dari Malaysia pada jam tayang utama A.S. – berikut adalah lima alasan mengapa “The Immortal” dapat dianggap sebagai striker lightweight paling berbahaya di muka bumi.
#1 Postur Yang Menakutkan
Dengan tinggi badan 188 sentimeter, Eersel adalah petarung yang cukup tinggi bagi divisi lightweight. Dan, jangkauan panjangnya itu membantunya meraih kesuksesan dalam berbagai cara.
Warga Amsterdam ini akan membawa keunggulan jangkauan lengan dan kaki dari Sinsamut, yang berarti dirinya akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk mementahkan pukulan keras rivalnya itu.
“The Immortal” juga memiliki jab keras untuk mengendalikan jarak, bersama pukulan straight kanan yang mengikuti di belakangnya.
Selain itu, tendangan depan cepatnya menjadi kunci bagi penguasaan jaraknya, dan tendangan rendah miliknya membantu mengumpulkan kerusakan sembari mengganggu ritme para rivalnya.
#2 Serangan Lutut Mengerikan
Senjata yang paling ditakuti penguasa lightweight kickboxing ini adalah serangan lutut tajam.
Baik saat ia menyerang ke arah kepala atau tubuh, Eersel dapat memberi dampak besar atas lawannya dengan serangan andalan itu – baik sebagai serangan tunggal atau mengakhiri kombinasi yang lebih panjang.
Jangkauan panjangnya sangat membantu untuk menyarangkan lutut itu ke arah kepala lawan dengan mudah, tetapi ia juga tak takut untuk menggunakannya di udara.
“The Immortal” akan masuk dari jarak panjang dengan teknik scissor knee atau melompat dan mendarat di jarak dekat sembari menarik kepala lawannya ke bawah, maka takkan ada banyak peluang untuk menghindar.
#3 Tekanan Tanpa Henti
Menghadapi serangan tanpa henti Eersel memang cukup menakutkan bagi siapa pun lawannya.
Sampai saat ini, pria berusia 29 tahun ini mengungguli lawan-lawannya dengan rasio 2.3-1, yang berarti mereka menerima dua kali lebih banyak serangan dari yang mereka keluarkan.
Dengan pukulan, tendangan dan serangan lutut – dan kini siku di bawah peraturan Muay Thai rules – pria asal Belanda-Suriname ini akan tetap menyerang dari berbagai sudut, yang hampir tak memberi waktu untuk membalas.
Terlebih lagi, ia nampak tak pernah kelelahan, memanaskan aksi di ronde-ronde kejuaraan dan mempertahankan tekanan sampai bel akhir pertandingan berbunyi.
#4 Kemenangan Beruntun Dan Keyakinan Luar Biasa
Eersel jelas menjadi salah satu dari para petarung yang memiliki kemampuan paling berbahaya di muka bumi, dan ia nampak tak terhentikan saat ini.
“The Immortal” memenangkan 19 laga beruntun secara keseluruhan, serta membawa catatan rekor sempurna 7-0 di ONE – termasuk empat pertahanan gelar Juara Dunia – yang membuat dirinya sangat percaya diri.
Kepercayaan diri yang dipadukan dengan serangan kerasnya menjadikan Eersel lawan yang menakutkan bagi rival mana pun.
#5 Mentalitas ‘Immortal’
Segala sesuatu hal di atas berasal dari mentalitas “Immortal” milik Eersel.
Walau ia sangat santai di luar Circle, perwakilan Sityodtong Amsterdam ini segera berubah saat waktunya tiba untuk bertarung.
“Saya dapat berkata pada anda bahwa saya memiliki sosok yang hampir sepenuhnya berbeda di dalam diri saya, yang penuh dengan agresi. Dan itu keluar di dalam ring. Saat saya di sana, saya hanya ada dalam mode ‘membunuh’,” jelasnya.
Sejauh ini, mentalitas tanpa takut dan agresif itu membawa Eersel mendominasi tiap lawannya dengan meraih 26 penyelesaian dalam kariernya dan catatan rekor profesional luar biasa, 58-4.