5 Alasan Menyaksikan ONE Friday Fights 46: Tawanchai Vs. Superbon

Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE Fight Night 15 47 scaled

ONE Friday Fights 46: Tawanchai vs. Superbon akan memuncaki tahun 2023 dengan cara spektakuler pada Jumat malam, 22 Desember ini.

Dengan tiga laga Kejuaraan Dunia masif dan kartu pendukung yang menampilkan beberapa nama paling menarik di ONE Championship, ajang khusus striking dari Lumpinee Boxing Stadium ini dijanjikan untuk menjadi salah satu perhelatan paling menarik tahun ini.

Berikut adalah lima alasan mengapa para penggemar harus menyaksikan saat aksi ini disiarkan secara langsung pada jam tayang utama Asia dari Bangkok, Thailand.

#1 Laga-Super Kejuaraan Dunia Antara Tawanchai Dan Superbon

Setelah serangkaian penundaan dan kemunduran, para penggemar memang semakin ingin melihat laga pertahanan gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai antara Tawanchai PK Saenchai dan sesama megabintang Thailand Superbon Singha Mawynn.

Penguasa divisi berusia 24 tahun itu memang nampak luar biasa sejak bergabung bersama ONE, dengan catatan rekor 7-1 yang termasuk lima kemenangan KO.

Kemampuan penyelesaiannya meningkat tajam berkat sarung tangan MMA 4-ons itu, dan dipadukan dengan teknik menyeluruhnya, Tawanchai nampak sangat sulit dikalahkan.

Tetapi, Superbon adalah veteran di tingkatan tertinggi yang tak memiliki rasa takut atas lawan mana pun. Dengan kemenangan KO atas sosok seperti Giorgio Petrosyan dan Tayfun Ozcan, mantan Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing ini memang menjadi penantang yang sangat berbahaya.

Setelah terfokus pada kickboxing dalam beberapa tahun terakhir, pria berusia 33 tahun ini akan memiliki akses lebih banyak lagi dalam “seni delapan tungkai,” dimana itu seharusnya memberi aksi luar biasa pada Jumat ini.

#2 Penyatuan Gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai

Joseph “The Hurricane” Lasiri sangat ingin membuktikan diri dalam laga ulang Kejuaraan Dunia ONE Strawweight Muay Thai melawan Prajanchai PK Saenchai demi menyatukan sabuk emas divisi mereka.

Striker Italia-Maroko itu memberi penampilan luar biasa dalam kariernya untuk merebut singgasana itu dari Prajanchai dalam pertemuan pertama mereka tahun lalu, tetapi banyak penggemar dan pengamat meyakini bahwa hasil itu adalah kebetulan belaka.

Kali ini, Lasiri mengetahui bawah pemegang gelar interim itu akan menganggap dirinya serius, dan ia ingin membungkam tiap keraguan yang ada dengan sebuah kemenangan lain.

Saat itu, Prajanchai tak dapat melanjutkan di akhir ronde ketiga, namun bangkit dengan tiga kemenangan beruntun. Bintang Thailand itu nampak jauh lebih kuat dari sebelumnya dan ingin menjadi penguasa tak terbantahkan sekali lagi – sementara meraih penebusan setelah kekalahan yang sangat langka itu.

Keduanya membawa pertaruhan besar dalam laga ulang ini, dan tak ada yang akan membiarkan kemenangan itu terlepas dari genggaman mereka tanpa pertarungan keras.

#3 Legenda Vs. Atlet Fenomenal Demi Sabuk Interim Kickboxing

Laga Kejuaraan Dunia ketiga ini menampilkan dua striker wanita yang paling ditakuti di muka bumi saat ini, yang akan beradu demi gelar Juara Dunia Interim ONE Atomweight Kickboxing.

Dengan catatan rekor luar biasa dalam karier Muay Thai-nya, 206-6, “The Queen” Phetjeeja adalah petarung fenomenal Thailand berusia 21 tahun yang berhasil menembus jalurnya menuju empat penyelesaian beruntun di ONE.

Jumat ini, ia akan beradu dengan ikon berusia 35 tahun, Anissa “C18” Meksen, yang membawa catatan karier 103-5 dan memenangi tujuh gelar Juara Dunia Kickboxing dan Muay Thai.

Kini, petarung Prancis-Aljazair ini berharap dapat memuncaki resume legendaris itu dengan sabuk emas bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Kedua wanita ini memang membawa kekuatan besar, tetapi juga memiliki spesialisasi tersendiri.

Phetjeeja memiliki potensi mencetak KO satu pukulan yang hanya dapat ditandingi oleh beberapa rivalnya, serta agresi dan kepercayaan diri seorang atlet muda. Meksen adalah spesialis kickboxing dengan pengalaman luar biasa di tingkat elite, dimana ia melihat segala sesuatunya sepanjang kariernya.

Sejauh ini, belum ada yang dapat menahan serangan Phetjeeja di ONE, tetapi “C18” mewakili tingkatan lawan yang sepenuhnya baru.

Tidak mungkin untuk mengetahui atribut apa yang akan menjadikan pembeda terbesar dalam laga menarik ini, tetapi karena gaya bertarung mereka, satu-satunya jaminan adalah aksi cepat sejak bel awal pertandingan berbunyi.

#4 Nong-O Kembali Dengan Janjikan Aksi Keras

Nong-O Hama akan kembali memasuki ring untuk pertama kalinya sejak kehilangan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai di tangan Jonathan “The General” Haggerty pada April lalu. 

Legenda Thailand berusia 37 tahun itu mematahkan 10 kemenangan beruntunnya dalam kekalahan KO itu, tetapi ia masih menyandang peringkat #1 dalam divisinya, dan ia pun menginginkan sebuah laga ulang melawan Haggerty sementara dirinya masih memiliki kesempatan.

Jumat ini, Nong-O akan menghadapi bintang baru Skotlandia berusia 25 tahun Nico “King of the North” Carrillo, yang meraih peringkat #5 divisinya melalui sepasang KO impresif di ONE Friday Fights.

Nong-O dapat saja membuktikan niatnya untuk meraih sebuah laga Kejuaraan Dunia lainnya dengan sebuah kemenangan, tetapi Carrillo juga memiliki kesempatan besar di hadapannya.

Lagipula, Nong-O adalah salah satu petarung Muay Thai terhebat sepanjang masa – dan mengalahkan sosok itu akan dapat melejitkan “King of the North” ke puncak divisi.

#5 Seksan Ingin Puncaki Tahun Sempurna

Belum ada yang memberi lebih banyak aksi bagi para penggemar di ONE pada 2023 daripada sosok bernama Seksan Or Kwanmuang.

Dikenal juga sebagai “The Man Who Yields to No One,” petarung sensasional Thailand berusia 34 tahun itu tetap membuktikan julukannya dengan meraih rekor 7-0 tahun ini dengan gaya yang sangat agresif.

Setelah hampir saja pensiun, Seksan mengubah hidupnya dengan perjalanan epik di ONE Friday Fights dan kontrak enam digitnya bersama organisasi ini. Kini, ia berharap dapat menempatkan sebuah aksi puncak untuk menutup perjalanan selama satu tahun penuh itu.

Tentu, lawannya River Daz mengetahui apa yang dibawa oleh Seksan ke dalam laga, serta banyaknya hype yang terkait dengan kartu ini, maka pertarungan itu menjadi kesempatan besar bagi dirinya untuk membajak beberapa momentum terbaik di sana.

Bertarung mewakili sasana terkenal Fairtex Training Center, Daz dikelilingi oleh rekan satu tim kelas dunia dan hanya sekali kalah dalam karier profesionalnya, tetapi Seksan akan menjadi ujian terberatnya sampai saat ini.

Petarung Australia itu akan harus menggunakan footwork dan serangan balasan kuatnya untuk menghalau “The Man Who Yields to No One,” dan aksi yang sukses jelas akan melejitkan dirinya ke puncak.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9