5 Fakta Unik Terkait Superstar MMA Christian Lee
Christian “The Warrior” Lee siap untuk mencetak debut yang sangat ditunggu di jam tayang utama televisi Amerika Serikat.
Juara Dunia ONE Lightweight ini akan mempertahankan sabuk emasnya melawan penantang peringkat ketiga Timofey Nastyukhin dalam laga utama “ONE on TNT II,” dimana ia berdeterminasi untuk menghentikan atlet kuat Rusia itu dan membuktikan bahwa dirinyalah “petarung lightweight terbaik di muka bumi.”
Sebelum Lee memasuki Circle pada Kamis pagi, 15 April nanti, berikut adalah lima hal yang mungkin tidak anda ketahui tentang superstar berusia 22 tahun ini.
#1 Debut Profesional Di Usia Ke-17
Pada Desember 2015, Lee menjadi atlet pria termuda yang mencetak debutnya di ONE Championship. Itu juga menandai laga bela diri campuran profesionalnya yang pertama.
Malam itu, “The Warrior” berlaga melawan veteran Australia David Meak dalam laga featherweight di ajang ONE: SPIRIT OF CHAMPIONS, di Singapura.
Walau atlet Australia itu memiliki lebih banyak pengalaman profesional, itu tak menjadi masalah. Remaja sensasional itu menembus pertahanan rivalnya dan meraih kemenangan TKO hanya dalam waktu 29 detik. Penampilan mengejutkan itu masih tetap menjadi kemenangan tercepat dalam karier Lee.
#2 Memegang Dua Rekor Besar ONE
Bersama sabuk divisi lightweight miliknya, nama Lee juga masuk ke dalam buku catatan rekor ONE Championship.
Di usianya yang ke-22, pria keturunan Singapura-Amerika itu telah meraih kemenangan terbanyak (14) dan penyelesaian terbanyak (13) dalam sejarah organisasi ini.
Jika Lee mampu mencetak sebuah KO atau submission lainnya Kamis pagi nanti, ia akan memperpanjang masing-masing rekornya dan menciptakan jarak yang cukup jauh.
- Martin Nguyen Keluar, Todd Vs. Hogstad Naik Di ‘ONE On TNT II’
- 5 KO Terbaik Dari Para Superstar Di ‘ONE On TNT II’
- Timofey Nastyukhin Ingin Hentikan Lee ‘Dengan KO Spektakuler’
#3 Pria Termuda Yang Menjadi Juara Dunia MMA
Pada bulan Mei 2019, Lee naik dari divisi featherweight untuk menjawab tantangan Juara Dunia ONE Lightweight saat itu, Shinya “Tobikan Judan” Aoki.
Banyak yang menganggap bahwa “The Warrior” adalah kuda hitam dalam laga tersebut – dan memang atas alasan yang baik. Ia baru berusia 20 tahun, berkompetisi untuk pertama kalinya dalam divisi lightweight, serta hanya memiliki seperempat dari pengalaman kompetisi Aoki.
Keadaan pun nampak semakin kelam bagi Lee pada stanza pembuka, saat ia terkena armbar kuat dari sang legenda Jepang itu – yang tetap memutar bagian tubuh lawannya arah yang tak lazim.
Tetapi, atlet Singapura-Amerika ini menampilkan semangat juangnya. Ia akhirnya lolos dari percobaan submission itu, membawa laga ke hadapan Aoki pada ronde kedua, serta mencetak KO atas ikon tersebut untuk menjadi Juara Dunia termuda dalam sejarah bela diri campuran.
Dalam proses ini, Lee dan kakak perempuannya – ratu divisi atomweight “Unstoppable” Angela Lee – menjadi salah satu pasangan kakak-adik yang merebut gelar Juara Dunia dalam disiplin ini.
#4 Menyapu Sebagian Besar Penantang Lightweight
Dalam waktu hanya dua tahun di divisi lightweight, Lee telah menyapu para atlet elite dalam divisi ini.
Dengan penyelesaian atas Aoki (kini pada peringkat keempat) untuk merebut sabuk itu, “The Warrior” mengalahkan penantang teratas Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev untuk memenangkan babak Final Kejuaraan ONE Lightweight World Grand Prix dan mencetak KO atas penantang peringkat kedua Iuri Lapicus untuk pertahanan gelar perdananya.
Pada hari Kamis ini, Lee akan menghadapi penantang peringkat ketiga dalam divisinya, Nastyukhin. Jika ia meraih kemenangan, “The Warrior” akan telah mengalahkan keempat atlet peringkat teratas di belakangnya itu.
#5 Ingin Jadi Juara Dunia Dua Divisi ONE
Lee menikmati kejayaan yang dominan dalam divisi lightweight, tetapi ia tak berencana untuk berhenti sampai di sana. Faktanya, ia sangat tertarik untuk mengambil alih divisi kedua demi menjadi Juara Dunia dua divisi ONE.
Bintang Evolve dan United MMA ini sebelumnya menyebutkan keinginannya untuk menantang Juara Dunia ONE Featherweight. Saat ini, ia adalah penantang peringkat kedua dalam divisi itu.
“Walau saya adalah penguasa divisi lightweight, saya merasa seperti tetap memiliki beberapa hal yang tak terselesaikan dalam divisi featherweight,” kata Lee pada Desember 2019 lalu.
Namun, itu bukanlah pilihan satu-satunya bagi pria ini. Di bulan Januari, “The Warrior” menyiratkan dirinya akan naik satu divisi dan mengincar gelar Juara Dunia ONE Welterweight milik Kiamrian “Brazen” Abbasov. Jika Lee tetap berjaya, akan sulit untuk menolak kesempatan tersebut di masa depan.