5 Hal Tentang Legenda BJJ Andre Galvao Jelang Aksinya Lawan Reinier De Ridder Di ONE X
Andre Galvao bergabung bersama ONE Championship dengan reputasi sebagai salah satu praktisi BJJ terhebat sepanjang masa.
Kini, ikon Brasil itu akan mencetak debut promosionalnya dalam laga submission grappling melawan Juara Dunia ONE Middleweight dan Light Heavyweight Reinier de Ridder, yang menantang Galvao setelah kemenangan terbarunya.
De Ridder adalah spesialis submission kelas dunia dalam MMA, namun banyak penggemar bertanya apakah ia terlalu jauh melangkah dalam laga menarik di ONE X pada Sabtu, 26 Maret ini.
Lagipula, Galvao mengalahkan yang terbaik di antara yang terbaik di ground, dan ia ingin menambahkan “The Dutch Knight” ke dalam daftarnya.
Inilah segala sesuatu yang anda harus ketahui tentang “Deco” jelang penampilan perdananya di dalam Circle di Singapore Indoor Stadium.
#1 Tiba Dari Awalan Sederhana
Galvao berasal dari Sao Paulo, Brazil, dan walau keluarganya tidak kaya, ia menikmati masa kecilnya di luar rumah.
Ia berlatih judo dan Brazilian Jiu-Jitsu di usia ke-12, namun ia harus menghentikan latihan bela dirinya pada usia 14 tahun saat ayahnya kehilangan pekerjaan dan menghadapi kesulitan finansial.
Sang Galvao muda lalu bekerja di toko farmasi di lingkungannya untuk memberi penghasilan bagi kelima keluarganya. Hal ini membantunya menempatkan etos kerja kuat saat ia kembali ke BJJ hampir tiga tahun setelah itu.
#2 Tujuh Kali Juara Dunia BJJ
Berlatih di bawah Luis Dagmar, jelas bahwa Galvao menjadi atlet berbakat dalam BJJ, maka pelatihnya mengirim dirinya untuk menimba ilmu di bawah sang legenda Fernando “Terere” Augusto – salah satu kompetitor terhebat pada masanya.
“Deco” berjaya di bawah pembimbing baru ini dan menjadi salah satu atlet terkuat dalam disiplin ini.
Setelah memenangkan Kejuaraan Dunia IBJJF di tiap tingkatan, mulai dari sabuk biru ke atas, Galvao lalu mengamankan lima gelar Juara Dunia sebagai pemegang sabuk hitam.
Secara impresif, kemenangan ini berlangsung dari tahun 2005 sampai 2017 sampai ia menghabiskan beberapa tahun di luar kompetisi.
#3 ‘GOAT’ ADCC
Pada tahun 2011, Galvao menunjukkan kemampuannya saat ia mendominasi kompetitornya untuk memenangkan divisi ini dan divisi ‘absolute‘ di ADCC – turnamen submission grappling paling prestisius di muka bumi.
Setelah kesuksesan itu, ia diundang berkompetisi dalam sebuah ‘Superfight‘ pada tahun 2013.
Dan, setelah mengalahkan Braulio Estima pada tahun tersebut, ia mempertahankan statusnya sebagai yang terbaik di tiap ajang ADCC setelah itu, yang menjadikannya satu-satunya pria yang memenangkan Superfight sebanyak empat kali.
#4 Memegang Salah Satu Tim BJJ Terbaik Dunia
Pada 2008, Galvao mendirikan timnya, Atos Jiu-Jitsu, bersama Ramon Lemos, dimana ia memadukan karier kompetitifnya dengan melatih generasi berikutnya.
Atos kini menjadi salah tim terkuat di muka bumi, dan Galvao yang berusia 39 tahun itu mencetak para grappler elite.
Serangkaian nama itu termasuk Mendes bersaudara, Ruotolo bersaudara yang baru bergabung bersama ONE, Kaynan Duarte, Lucas Barbosa, serta masih banyak lagi.
#5 Memiliki Pengalaman Elite Dalam MMA
Bersama dengan berbagai pencapaian luar biasa dalam grappling, Galvao juga berkompetisi dalam seni bela diri campuran tingkat tinggi.
Sejak tahun 2008 sampai 2010, ia bertarung di bawah organisasi terbesar di Jepang dan Amerika Utara sebelum ia pensiun untuk sepenuhnya terfokus dalam bidang lainnya.
Namun, saat ia bergabung bersama ONE pada tahun 2021, atlet Brasil ini mengungkap bahwa ia juga akan kembali ke dalam MMA dan menunjukkan bahwa ia memiliki apa yang dibutuhkan untuk bertanding dalam disiplin gabungan ini.