5 Hal Yang Wajib Diketahui Tentang Alexis Nicolas Jelang Tantangan Lawan Regian Eersel Demi Gelar Juara Dunia Kickboxing
Alexis “Barboza” Nicolas ingin mengejutkan dunia di laga utama ONE Fight Night 21.
Pada 5 April di jam tayang utama A.S., atau Sabtu pagi, 6 April di Asia, bintang baru Prancis ini akan menantang penguasa dua disiplin Regian “The Immortal” Eersel demi gelar Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Ini jelas menjadi tugas yang cukup menakutkan bagi sang penantang.
Lagipula, Eersel adalah salah satu striker pound-for-pound terbaik di muka bumi dan telah merangkum catatan rekor sempurna 10-0 bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini, termasuk empat laga pertahanan gelar kickboxing.
Namun, Nicolas tak puas dengan hanya mengambil bagian saja, dimana ia pun ingin mengejutkan penguasa lama divisi ini. Berikut adalah lima hal yang wajib diketahui tentang striker berusia 25 tahun ini sebelum laga terbesar dalam hidupnya itu.
#1 Tidak Terkalahkan
Nicolas belum pernah merasakan kekalahan dalam karier profesionalnya dan akan berdiri di hadapan Eersel dengan keyakinan terbesar dari pria yang hanya mengenal kemenangan.
Petarung Prancis ini meng-KO 13 lawannya menuju catatan rekor sempurna 23-0, dimana ia pun muncul sebagai salah satu bintang terbaru yang sangat menarik dalam kickboxing.
Debut promosionalnya di ONE Friday Fights 47 membuktikan fakta ini, saat ia menempatkan aksi klinis untuk mengalahkan Magomed Magomedov.
Tentu saja, “Barboza” menghadapi lompatan besar untuk melawan pria yang telah menguasai divisi itu sejak 2019 lalu, tetapi kepercayaan dirinya akan menjadi aset terbesar dalam percobaannya menggulingkan penguasa asal Suriname itu.
#2 Awali Perjalanan Kickboxing Dengan Savate
Latar belakang Nicolas adalah disiplin striking bernama savate, yaitu gaya kickboxing yang berasal dari negara asalnya, Prancis, yang dijalaninya sejak usia 14 tahun.
Walau terdapat beberapa perbedaan – dimana tendangan dalam savate harus mendarat sepenuhnya dengan kaki land – seni bela diri ini menitik beratkan pada tinju dan pergerakan tubuh, yang digunakan secara lengkap ke dalam permainan kickboxing “Barboza.”
Para striker Savate memang lebih banyak bergerak dan memiliki rangkaian serangan berbeda dari gaya Dutch kickboxing atau petarung Muay Thai, dan arsenal unik ini dapat memberi pertanyaan besar yang belum pernah dihadapi oleh Eersel yang masih tak terhentikan itu.
#3 Juara Dunia Kickboxing
Walau Nicolas beralih disiplin sepenuhnya pada 2021 lalu, ia sudah meraih kesuksesan luar biasa.
Setelah meraih berbagai penghargaan dalam kompetisi savate di tingkat regional, nasional dan internasional, “Barboza” membawa momentum ini ke dalam kickboxing dan mencetak serangkaian kemenangan cepat.
Hal ini memberinya kesempatan berkompetisi untuk gelar Juara Dunia ISKA Kickboxing pada November 2023 lalu, dimana ia memenangi sabuk prestisius itu dengan KO empatik untuk membuktikan dirinya siap memasuki liga besar ONE Championship.
#4 Dipengaruhi Oleh Para Petinju Legendaris
Nicolas membawa pengaruh dari berbagai olahraga seperti sepak bola dan MMA, tetapi ia menyebut dua petinju legendaris Mike Tyson dan Muhammad Ali sebagai idola terbesarnya.
Sementara cukup berbeda dalam gaya bertarung, kepercayaan diri dan kesuksesan dari kedua petinju heavyweight legendaris itu memberi dampak besar bagi perwakilan Mahmoudi Gym ini.
Pergerakan licin dari Ali dan keganasan Tyson dapat terlihat dalam serangan “Barboza,” dan ia pun berharap dapat mengikuti kesuksesan legendaris mereka saat beradu di ring.
#5 MMA Ada Dalam Radarnya
Nicolas memang membawa pencapaian luar biasa di dunia striking, tetapi ia berencana mencoba disiplin menyeluruh bernama seni bela diri campuran atau MMA ke depannya.
Untuk saat ini, ia harus terlebih dahulu mengatasi salah satu kickboxer paling mematikan dalam generasi ini, Eersel, tetapi jika ia dapat memenuhi tujuannya dalam disiplin stand-up itu, “Barboza” berencana membawa kemampuan itu ke ranah MMA.