5 Kesimpulan Terbesar Dari ONE Fight Night 1
Kehadiran kembali ONE Championship di jam tayang utama A.S. dengan ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson II memang sangat epik pada Sabtu, 27 Agustus pagi waktu Singapura kemarin.
Kesembilan laga yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium itu memberi aksi keras nan cepat, dimana tiap pertandingan di kartu utama berakhir dengan penyelesaian empatik.
Kini, setelah semua keseruan itu berakhir, simak lima kesimpulan terbesar yang dapat diambil dari gelaran debut ONE di Prime Video itu.
Status ‘GOAT’ Johnson Tak Terbantahkan
Narasi yang meliputi percobaan kedua Demetrious Johnson demi merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Flyweight adalah tentang penebusan. Ia ingin membalaskan satu-satunya kekalahan KO dalam kariernya, yang terjadi di tangan Adriano Moraes pada 2021.
“Mighty Mouse” akhirnya meraih penebusan itu setelah menempatkan ritme tinggi sejak awal laga ulang mereka di ONE Fight Night 1, dimana ia menerima serangan dari “Mikinho” dan mengambil alih setelah dua ronde pembuka yang keras.
Moraes menunjukkan pengendalian atas yang sempurna di ground dalam dua stanza awal itu, tetapi pertahanan Johnson cukup sempurna. Warga Washington ini menghadapi kesulitan itu di awal, kembali bangkit, serta menyerang lebih keras lagi.
Johnson mulai menemukan jarak serang pada ronde ketiga dan mengenai Moraes. Peralihan momentum ini nampak jelas di Singapore Indoor Stadium, dan pada ronde keempat – setelah pukulan kanan keras yang menggoyahkan pria Brasil itu – “Mighty Mouse” merebut emas dengan serangan lutut di udara.
Penampilan luar biasa dari Johnson saat menghadapi kesulitan besar ini adalah bukti lain terkait mengapa dirinya dianggap sebagai salah satu seniman bela diri campuran terhebat sepanjang masa.
Nong-O Jauh Lebih Berbahaya Di Dalam Circle
Saat Nong-O Gaiyanghadao kembali dari masa pensiunnya pada tahun 2018 untuk bergabung bersama ONE, hanya beberapa penggemar yang membayangkan bahwa dirinya akan mengalahkan para striker terbaik dunia empat tahun kemudian.
Setelah mencetak debut di ONE, ia meraih lima kemenangan beruntun. Namun, dalam empat laga terbarunya, Nong-O melejit dan mencetak KO atas tiap penantang yang menginginkan gelar bantamweight miliknya itu.
Korban terbaru dari Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai ini adalah penantang peringkat #5 Liam Harrison, yang tak dapat melanjutkan setelah menerima beberapa tendangan rendah pria Thailand itu pada ronde pertama.
Adalah penempatan serangan dan kekuatan tendangan dari Nong-O yang membuat pria Inggris lawannya itu terduduk di atas kanvas dan tak mampu berdiri.
Salah satu atlet Muay Thai terhebat dalam sejarah ini tak menunjukkan tanda-tanda kemunduran, dan hanya tampil lebih baik dalam setiap laganya.
Rivalitas Panas Hadir Untuk Final Grand Prix
Kemunduran Rodtang Jitmuangnon yang tak diduga dari ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix memberi awalan bagi final antara sepasang atlet yang membawa bagian berikutnya dari persaingan keras mereka dengan penyelesaian luar biasa di ONE Fight Night 1.
Penantang teratas divisi flyweight Muay Thai Superlek Kiatmoo9 memastikan tiketnya memasuki babak final Grand Prix ini dengan serangan siku brilian hanya 95 detik saat memasuki kontes melawan penantang peringkat kelima Walter Goncalves pada Jumat malam.
Lalu, penantang #3 Panpayak Jitmuangnon, yang menggantikan “The Iron Man,” merangsek ke arah atlet peringkat keempat Savvas Michael dengan kombinasi hook kanan dan tendangan tinggi kiri hanya beberapa detik saat memasuki ronde kedua laga semifinal mereka.
Saat keduanya memasuki Circle pada tahun ini untuk babak final turnamen tersebut, ini akan menandai pertemuan ke delapan antara keduanya. Panpayak memang unggul 4-2-1 dalam persaingan mereka, namun Superlek mencetak kemenangan terbaru di ONE: NO SURRENDER via keputusan mutlak.
Kedua lawan yang sangat familiar ini kini hanya berada satu kemenangan lagi sebelum merebut sabuk perak Kejuaraan ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix dan memastikan kesempatan merebut sabuk emas milik Rodtang.
Buchecha Nampak Siap Daki Puncak Divisi
Marcus “Buchecha” Almeida terus nampak tak terhentikan dengan submission heel hook ronde pertama atas mantan penantang gelar Juara Dunia Interim ONE Heavyweight Kirill Grishenko dalam laga bela diri campuran mereka Sabtu pagi itu.
Dominasinya menjadikan pria ini salah satu atlet paling menarik untuk disaksikan dalam divisi tersebut. Dan, beserta kemampuannya yang berkembang pesat, Juara Dunia BJJ 17 kali ini membawa aura menakutkan, dan menjadikan dirinya lawan yang sulit bagi petarung heavyweight mana pun.
Pria Brasil ini memiliki empat kemenangan beruntun pada ronde pertama. Dan, walau Almeida sama sekali tak berkeberatan untuk mendaki puncak dengan perlahan, aksi terbarunya itu menunjukkan bahwa dirinya siap untuk menantang para atlet terbaik divisi ini.
Jika “Buchecha” dapat meneruskan pencapaian tersebut, pencapaiannya mungkin akan bertambah dengan sebuah gelar Juara Dunia ONE Heavyweight.
‘The Bandit’ Siap Curi Perhatian Dari Roberto Soldic
Zebaztian Kadestam mencetak pernyataan tegas dengan kemenangan KO keras atas mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Lightweight Iuri Lapicus dalam laga yang membuka ONE Fight Night 1.
Setelah uppercut tepat sasaran yang menjatuhkan lawannya itu ke atas kanvas, Kadestam pun tidak membuang waktu untuk menantang superstar terbaru yang bergabung di ONE, Roberto Soldic.
“Robocop,” yang adalah salah satu atlet bebas terpanas di pasaran sebelum bergabung bersama ONE, menerima tantangan Kadestam saat ia berbicara pada Mitch Chilson di dalam Circle malam itu.
Sementara tak ada yang dipastikan untuk saat ini, Soldic sudah menjadi salah satu bintang terbesar divisi ini yang mengincar pencapaian besar. Dan, pria Kroasia itu sangat senang untuk mendapat kesempatan memberi pesan tegas pada divisinya dengan mengalahkan sang mantan penguasa.