5 Laga Muay Thai & Kickboxing Terbaik ONE Di Kuartal Ketiga 2021
ONE Super Series menampilkan beberapa seniman bela diri terhebat dalam disiplin stand-up pada kuartal ketiga tahun 2021 ini.
Para bintang Muay Thai dan kickboxing dari seluruh penjuru dunia berlaga dalam liga khusus striking ini dan mampu memberi penampilan terbaik mereka saat menghadapi lawan elite di dalam Circle – yang memberi beberapa pertarungan keras yang luar biasa.
Saat kita beralih ke bulan Oktober, berikut adalah lima laga terbaik dalam disiplin Muay Thai dan kickboxing yang berlangsung dari bulan Juli sampai September tahun ini.
#5 Taiki Naito Vs. Petchdam
Pertempuran antara dua gaya antara Taiki “Silent Sniper” Naito dan Petchdam “The Baby Shark” Petchyindee Academy menyajikan sebuah laga Muay Thai penuh intrik di ONE: REVOLUTION, September lalu.
Petchdam cenderung menyerang maju dengan pukulan dan tendangan kuat, sementara Naito cukup tenang untuk memanfaatkan waktunya, menggunakan footwork dan menemukan kesempatan untuk membalas.
Agresi “The Baby Shark” memang terbayar di awal laga, karena ia menjatuhkan rivalnya dengan straight kiri pada ronde pertama. Namun “Silent Sniper” bangkit pada ronde kedua dengan kombinasi cepat yang mementahkan kemampuan lawannya untuk mencetak poin dengan serangan keras.
Petchdam, mantan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing, menekan maju untuk mencari serangan kuat lainnya pada stanza penutup, namun volume dan akurasi serangan atlet Jepang ini tetap unggul.
Pada akhirnya, kemampuan dan keteguhan hati itu membawa Naito meraih kemenangan via keputusan terbelah (split decision) dari para juri setelah laga berakhir.
#4 Anissa Meksen Vs. Cristina Morales
Striker ‘pound-for-pound’ wanita terbaik di dunia ini mencetak debutnya bersama ONE Super Series di ONE: EMPOWER bulan September lalu – dan ia pun sama sekali tidak mengecewakan.
Anissa “C18” Meksen beraksi melawan Cristina Morales dalam sebuah laga atomweight kickboxing dan mencetak TKO ronde kedua untuk memulai kariernya dengan gemilang di atas panggung dunia.
Walau terhenti pada ronde kedua, Morales sama sekali tak menghindar dan menghadapi serangan “C18” dari awal sampai akhir.
Meksen melepaskan rangkaian pukulan pada ronde pembuka, namun wanita asal Spanyol itu membalas dengan serangan ke arah tubuh sembari menerima serangan keras saat ia berusaha masuk.
Morales terus menekan maju pada stanza berikutnya dan menunjukkan niatnya, tetapi superstar Prancis ini tak pernah terlihat kesulitan dan segera memasuki ritmenya. Setelah istirahat sejenak karena benturan kepala, Meksen menyarangkan tendangan tinggi dari sisi kanan yang menggoyahkan rivalnya.
Mengetahui bahwa akhir laga ini sudah terlihat, “C18” melepaskan rangkaian pukulan tajam yang menyulitkan Morales dan menjatuhkannya ke atas kanvas. Atlet Spanyol itu kembali berdiri, namun ia tak dapat melanjutkan dan laga dua ronde epik ini pun berakhir.
- Superbon Yakin Hadapi Petrosyan: ‘Saya Tak Punya Kelemahan’
- Setelah Debut MMA Sempurna, ‘Buchecha’ Ingin Kembali Di ONE X
- Arjan Bhullar Tanggapi Malykhin: ‘Ia Akan Hancur’
#3 Capitan Vs. Mehdi Zatout
Mehdi “Diamond Heart” Zatout memberi “One Punch Man” Capitan Petchyindee Academy ujian terberat dalam perjalanannya di ONE Super Series sampai saat ini.
Veteran keturunan Prancis-Aljazair itu bertukar pukulan keras dengan sang Juara Dunia selama lima ronde laga Kejuaraan Dunia ONE Bantamweight Kickboxing mereka di ONE: REVOLUTION, September lalu.
Capitan menyerang dengan pukulan keras sepanjang kontes ini, tetapi “Diamond Heart” membuktikan bahwa rahangnya memang cukup kuat saat dirinya menerima serangan dengan senyuman.
Sementara itu, Zatout maju dengan pukulannya saat kesempatan muncul, tetapi “One Punch Man” tak gentar dan membalas tekanan itu.
Pada ronde-ronde kejuaraan, Capitan menambahkan beberapa tendangan ke arah rusuk, dan keadaan pun menjadi sangat sulit bagi penantang yang terlihat kelelahan itu – namun tetap tegar bertahan dalam laga.
Walau ini menjadi bukti dari semangat juang “Diamond Heart,” kekuatan dan volume serangan Capitan memang terlalu sulit diatasi, dimana laga ini pun berakhir dengan kemenangan mutlak bagi sang Juara Dunia.
#2 Sam-A Vs. Prajanchai
Divisi strawweight ONE Super Series sempat didominasi oleh satu orang, sampai Prajanchai PK.Saenchai Muaythaigym mengalahkan Sam-A Gaiyanghadao di ajang ONE: BATTLEGROUND pada Juli lalu.
Sebelumnya, Sam-A menghancurkan seluruh lawannya dalam disiplin kickboxing dan Muay Thai, namun atlet yang mewakili PK.Saenchai Muaythaigym itu merebut sabuk emas dalam “seni delapan tungkai” dari rivalnya itu.
Prajanchai menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh dari awal laga, saat ia menjatuhkan Sam-A dengan pukulan kanan keras. Tetapi, ikon Thailand ini kembali berdiri dan menyerang.
Sang penantang mengungguli teknik tinju Sam-A dengan rangkaian jab akurat dan kombinasi rapat, walau ia tak dapat menghindari serangan balasan melalui tendangan kiri dan straight kanan andalan sang Juara Dunia.
Kebangkitan Prajanchai dalam tiga stanza awal memberinya posisi yang solid, tapi pengalaman pria yang mewakili Evolve itu nampak unggul pada ronde-ronde kejuaraan, dimana ia menekan keras dengan berbagai serangan balik dan sweep.
Namun, itu saja tidaklah cukup. Setelah lima ronde keras, para juri memberi keputusan mayoritas bagi sang penantang, dan menobatkan Prajanchai sebagai Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai yang baru.
#1 Sitthichai Vs. Tawanchai
Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong kembali ke Muay Thai pada tingkatan tertinggi saat ia menghadapi seorang bintang baru Tawanchai PK.Saenchai Muaythaigym di ONE: BATTLEGROUND III Agustus lalu.
“Killer Kid” memang tak terlihat kaku walau ia menghabiskan bertahun-tahun untuk berlaga di bawah peraturan kickboxing, sementara Tawanchai mendesak kompatriotnya ini dengan keras selama tiga ronde.
Perwakilan PK.Saenchai Muaythaigym itu mengambil inisiatif awal dengan pukulan dan tendangan jarak jauhnya. Sebaliknya, Sitthichai tetap tenang dan membaca serangan lawan sebelum menemukan jaraknya untuk menyerang dengan baik.
Saat ia melakukan itu, Juara Dunia Kickboxing dan Muay Thai delapan kali itu mengincar tubuh lawannya dengan tendangan keras, serta bahkan membawa sikunya ke dalam pertukaran serangan.
Tetapi, Tawanchai yang sangat licin dan penuh gaya itu menangkap dan membalas tendangan “Killer Kid” sebelum mencoba menyerang maju dengan lututnya.
Setelah aksi yang sarat dengan teknik brilian ini berakhir, cukup sulit untuk memilih siapa pemenangnya. Tetapi, Sitthichai mendapatkan keputusan terbelah dan menunjukkan bahwa dirinya masih dapat bertarung dengan para atlet terbaik dalam “seni delapan tungkai.”
Baca juga: 3 Submission Terbaik ONE Pada Kuartal Ketiga 2021