5 Laga Terbaik MMA Di ONE Untuk Kuartal Kedua 2021
Paruh kedua tahun 2021 ini memberi berbagai laga luar biasa dalam jajaran seni bela diri campuran ONE Championship, namun beberapa memang nampak jauh lebih unggul.
Seluruh pertarungan terbaik ini menampilkan berbagai faktor berbeda — dari kemampuan kelas dunia dan pertukaran serangan keras, sampai aspek tak berwujud seperti semangat, gairah dan keinginan kuat.
Meliputi seluruh elemen tersebut, berikut adalah lima laga bela diri campuran di atas panggung dunia di bulan April-Juni tahun ini.
#5 Bi Nguyen Vs. Ritu Phogat
Bi “Killer Bee” Nguyen dan Ritu “The Indian Tigress” Phogat beraksi dalam sebuah laga menegangkan di ONE: DANGAL yang membawa implikasi luar biasa ke dalam divisi atomweight wanita.
Phogat yang tak terkalahkan awalnya digadang untuk tampil dalam Turnamen ONE Women’s Atomweight World Grand Prix di akhir tahun ini, namun ia mempertaruhkan posisinya dengan menerima laga ini. Sementara itu, Nguyen merasa diremehkan dan bersumpah bahwa dirinya tak akan menjadi “laga pemanasan” bagi atlet India itu.
Pada akhirnya, “Killer Bee” merusak catatan rekor profesional sempurna milik Phogat dan menendangnya keluar dari Grand Prix melalui keputusan terbelah.
Laga itu sendiri menjadi aksi klasik antara striker versus grappler, saat pegulat sensasional India itu mencoba menutup jarak, menyeret rivalnya ke atas kanvas dan mencetak poin di ground. Namun, Nguyen tak menerima itu dan mendaratkan pukulan, tendangan dan serangan lutut kapan pun kesempatan itu muncul.
Saat ia terseret ke bawah, Nguyen tak tinggal diam. Terlepas kendali dari “The Indian Tigress,” atlet Xtreme Couture ini secara konstan melakukan scramble dan menyerang balik di atas kakinya.
Kedua kompetitor ini menikmati momen mereka masing-masing, dimana Phogat mendapatkan berbagai posisi dominan dan Nguyen mencetak kerusakan besar di ranah stand-up.
Semua itu tercermin di kartu penilaian juri, karena salah satu dari mereka memberi keunggulan bagi atlet India itu, namun dua lainnya memenangkan “Killer Bee” setelah 15 menit yang keras.
#4 Reinier De Ridder Vs. Aung La N Sang II
Setelah merebut gelar Juara Dunia ONE Middleweight dari tangan Aung La “The Burmese Python” N Sang pada Oktober 2020, Reinier “The Dutch Knight” de Ridder melengkapinya di “ONE on TNT IV.”
Warga Breda, Belanda itu maju untuk menantang Aung La N Sang lewat pemberitahuan singkat setelah Vitaly Bigdash mundur dari Kejuaraan Dunia ONE Light Heavyweight, namun ia nampak sangat kuat dalam laga berdurasi 25 menit itu.
De Ridder memulai dengan cara yang sama seperti kemenangan perdananya atas “The Burmese Python.” Ia menyeret lawannya itu ke bawah dan mengancam dengan rear-naked choke dari belakang. Namun kali ini, produk Sanford MMA ini lebih siap dan mampu mementahkan serangan rivalnya.
Aksi keras ini tak berhenti di sana. Selama laga, “The Dutch Knight” selalu menyeret lawannya ke atas kanvas, meraih posisi dominan dan mengendalikan dengan pukulan atau percobaan submission.
Pertahanan dan semangat Aung La N Sang membantunya keluar dari posisi sulit, dan ia tak pernah berhenti mencari cara untuk kembali berdiri, dimana ia dapat mencetak poin dengan serangan atas.
Tetapi, walau mampu meningkatkan volume di stanza terakhir, laga ini sekali lagi menjadi milik De Ridder via kemenangan mutlak setelah lima ronde intens, dan ia pun menjadi Juara Dunia dua divisi ONE.
- Setelah Menang Atas Alvarez, Ok Rae Yoon Incar Perebutan Gelar
- Refleksi Reinier De Ridder, Aung La N Sang Atas Laga Mereka
- Apakah Mongkolpetch Layak Melawan Rodtang Berikutnya?
#3 Amarsanaa Tsogookhuu Vs. Ben Wilhelm
Amarsanaa “Spear” Tsogookhuu menunjukkan pada Ben Wilhelm bahwa memasuki ONE itu sama dengan mendapatkan tantangan di kelas yang lebih tinggi. Atlet Hawaii yang sebelumnya tak terkalahkan itu menerima kekalahan perdana dalam catatan rekornya berkat penampilan Tsogookhuu di ONE: FULL BLAST II.
Wilhelm sangat agresif dan mempraktekkan formula terbaik untuk mendekat di balik pukulan keras, tetapi atlet Mongolia itu siap menerimanya, mementahkan percobaan takedown, serta mencetak poin dengan pukulan keras jarak dekat.
Dengan beragam serangan yang berhasil bagi atlet AS ini di masa lalu, “Spear” selalu memiliki jawaban. Ia tetap tenang saat pukulan jauh itu masuk, dan ia menggunakan footwork untuk menghindari bahaya atau menyerang balik dengan hook keras dalam jarak dekat.
Atlet Gracie Technics ini menunjukkan bahwa ia jelas memiliki kekuatan dan kemauan kuat untuk berlaga dalam tingkatan elite, namun Tsogookhuu berada satu langkah di depannya malam itu.
Laga antara semangat melawan kemampuan ini berlangsung 15 menit penuh, dimana para juri akhirnya memberi kemenangan mutlak untuk bintang asal Mongolia ini.
#2 Reece McLaren Vs. Yuya Wakamatsu
Dua petarung teratas divisi flyweight mengincar perebutan gelar Juara Dunia di ajang “ONE on TNT III,” dan Yuya “Little Piranha” Wakamatsu muncul sebagai pemenang setelah laga sulit melawan Reece “Lightning” McLaren.
Seperti dalam tiap laga yang dijalani Wakamatsu, pemukul keras asal Jepang ini menekan maju dengan kekuatan pukulannya. Sang veteran, McLaren, menggunakan pengalamannya untuk menaklukkan badai yang menerjang dan nampak hampir mencetak penyelesaian dengan serangan di ground dan sebuah rear-naked choke pada stanza pembuka.
Namun, “Little Piranha” jelas telah mengembangkan permainan gulatnya dan membuat atlet Australia itu bekerja keras pada dua ronde terakhir. Ia mementahkan takedown “Lightning” atau melepaskan diri dari cengkeraman pemegang sabuk hitam BJJ itu saat ia terseret ke bawah.
Tak ada yang berhenti berusaha sampai bel akhir berbunyi, namun jelas bahwa McLaren terlihat lebih kelelahan pada stanza penutup – dimana Wakamatsu mengambil keuntungan ini.
Bintang Jepang ini menemukan sasaran bagi pukulannya dan lebih mudah melakukan sprawl karena “Lightning” tak dapat mengatasi aksi cepat mereka.
Setelah 15 menit berlaga, “Little Piranha” meraih keputusan mutlak dan kemenangan keempat beruntun untuk menempatkan dirinya di posisi unggul dalam peringkat divisi flyweight.
#1 Eddie Alvarez Vs. Ok Rae Yoon
Dalam salah satu laga yang paling banyak dibicarakan sejauh ini, Ok Rae Yoon membuktikan bahwa dirinya adalah kekuatan yang patut diperhitungkan setelah mengalahkan atlet MMA legendaris Eddie “The Underground King” Alvarez di “ONE on TNT IV.”
Setelah kemenangan besar atas Marat “Cobra” Gafurov, Ok memiliki keyakinan besar saat menahan usaha atlet AS ini mengendalikan kanvas dan kembali berdiri untuk menyerang dari posisi stand-up.
Merasa frustrasi, Alvarez terpaksa menyerang dan ia pun menerima cross kanan kuat yang menjatuhkannya. Atlet Korea Selatan itu menerjang, tetapi “The Underground King” menunjukkan kekuatannya untuk bertahan dan melewati ronde pertama.
Setelah pulih dari keadaan itu, atlet AS ini kembali berusaha menyerang dan mencetak takedown selama laga itu berlangsung. Ia memang berjuang untuk menjaga Ok di satu tempat, dan perwakilan Team MAD itu menyarangkan pukulan, tendangan dan serangan lutut ke arah rivalnya.
“The Underground King” terus menekan maju dengan agresif, tetapi Ok menemukan celah untuk memasukkan serangan di atas kaki. Tak ada hasil yang tegas bagi keduanya selama 15 menit, dan mereka pun membutuhkan para juri untuk menjadi penentu.
Pada akhirnya, para juri memberi kemenangan mutlak Ok, yang beranjak dari tak dikenal menjadi bintang dunia dan penantang potensial untuk gelar Juara Dunia hanya dalam beberapa minggu.