5 Momen Haru Di Dalam Circle ONE 

Eduard Folayang John Wayne Parr ONE X 1920X1280 118

Tiap atlet di ONE Championship memasuki Circle dengan berbagai alasan berbeda.

Mungkin bagi beberapa petarung, itu tentang mengamankan debut yang dominan. Bagi beberapa, itu tentang memenangkan gelar Juara Dunia ONE. Lalu, ada petarung yang berlaga demi sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri – mungkin untuk orang yang dikasihinya atau alasan yang mulia.

Dengan berbagai emosi yang ada dalam motivasi seorang petarung, maka itu seharusnya tidak terlalu mengejutkan saat melihat perasaan mereka tertumpah dalam wawancara seusai laga.

Oleh karena itu, mari kita lihat lima momen terbesar yang ditampilkan dalam Circle ONE.

#1 Kemenangan Bersejarah Aung La N Sang Di Myanmar 

Aung La “The Burmese Python” N Sang meraih apa yang belum pernah dicapai oleh satu pun rekan senegaranya di hadapan penonton yang memadati Thuwunna Stadium di Myanmar, Juni 2017.

Malam itu, ia menjadi Juara Dunia Bela Diri Campuran pertama dari negaranya.

Dibutuhkan kemenangan mutlak atas Vitaly Bigdash untuk memberinya gelar Kejuaraan Dunia ONE Middleweight, namun ia mungkin membutuhkan jauh lebih lama lagi bagi Aung La N Sang untuk menyampaikan pesan pada kompatriotnya di Yangon.

Setelah “Burmese Python” berlutut di tengah Circle, ia bangkit kembali dan memberi wawancara yang sangat emosional seusai laga itu.

Ia berkata tentang kemenangan bersejarah itu:

“Saya tak dapat melakukan ini tanpa Tuhan. Saya tak dapat melakukan ini tanpa rekan-rekan satu tim saya. Saya tak dapat melakukan ini tanpa kalian, Myanmar!”

“Saya tidak berbakat, saya tidak bagus, saya tidak cepat. Namun dengan kalian, saya memiliki keberanian, saya memiliki kekuatan, saya memiliki apa yang saya butuhkan untuk memenangkan gelar Juara Dunia!” 

#2 Pidato Terakhir John Wayne Parr

Dalam ajang bersejarah ONE X pada Maret lalu, pionir Muay Thai John Wayne “The Gunslinger” Parr mengincar kemenangan ke-100 dalam kariernya saat ia melawan mantan Juara Dunia ONE Lightweight Eduard “Landslide” Folayang dalam laga Muay Thai terakhirnya.

Atlet Filipina itu mengendalikan ronde pertama dan kedua dengan striking wushu miliknya, namun pria Australia itu bertahan sampai ronde ketiga, berharap untuk dapat mengakhiri karier legendarisnya dengan catatan terbaik.

Sementara dirinya tidak mendapatkan kemenangan, wawancara seusai laga itu menjadi kesempatan bagi Parr untuk berterima kasih pada keluarga dan para penggemarnya – dengan air mata – untuk dukungan yang mereka berikan padanya dalam karier yang berjalan selama hampir 25 tahun.

Parr berkata pada komentator ONE, Michael Schiavello:

“Saya kecewa tidak mendapatkan kemenangan itu, karena itu adalah [laga] terakhir saya. Saya hanya ingin berterima kasih pada dunia untuk dukungan kalian. Adalah kehormatan luar biasa untuk menjadi seni bela diri selama 35 tahun terakhir. Saya sangat sedih.”

“Terima kasih dari hati saya yang terdalam. Nah, saya sangat menyesal tidak mendapatkan kemenangan. Saya mencintai kalian.”

#3 Kemenangan Lee Dalam Kejuaraan Dunia ONE Lightweight

Pada Mei 2019, Christian “The Warrior” Lee menjadi ‘underdog’ dalam laga Kejuaraan Dunia melawan legenda MMA Jepang dan Juara Dunia ONE Lightweight saat itu, Shinya “Tobikan Judan” Aoki.

Sesuai dengan julukannya, “The Warrior” bertahan dari serangan armbar berbahaya milik Aoki pada stanza pembuka, dan kembali dengan serangkaian pukulan keras yang meng-KO “Tobikan Judan” dalam waktu kurang dari satu menit pada ronde kedua.

Kemenangan mengejutkan itu mampu membuat para penonton tercengang, karena pria berusia 20 tahun itu menjadi Juara Dunia pria termuda dalam sejarah MMA.

Dengan kakak perempuannya, Juara Dunia ONE Atomweight “Unstoppable” Angela Lee, yang berada di pojok sambil menahan tangis, Lee memeluk Aoki sebelum ia memberi pesan pada para penonton di ajang ONE: ENTER THE DRAGON, di Singapura.

Ia berkata tentang kemenangannya atas ikon Jepang itu:

“Malam ini adalah malam bersejarah, namun saya berhutang sepenuhnya pada keluarga saya. Ayah saya, Angela Lee, sang Juara Dunia, dan bagi seluruh keluarga saya yang ada di sini. Saya mencintai kalian semua.” 

#4 Dedikasi Lito Adiwang Untuk Mendiang Ibunya

Lito “Thunder Kid” Adiwang menjalani salah satu pemusatan latihan terberat dalam hidupnya, saat ia bersiap untuk menghadapi Namiki Kawahara pada Januari 2021.

Sementara ia bersiap untuk mengatasi atlet unggulan Jepang ini, ibu Adiwang meninggal dunia, yang memaksanya untuk membuat keputusan terbesar dalam hidupnya – apakah ia akan tetap bersiap untuk laga ini, atau apakah ia harus 100 persen terfokus untuk berduka?

“Thunder Kid” memilih yang pertama, dengan mengetahui bahwa itu akan membuat ibunya bahagia. Dalam laga itu, Adiwang berjuang jauh lebih keras dan mencetak KO ronde kedua atas Kawahara. Setelah itu, ia mendedikasikan kemenangan ini bagi mendiang ibunya.

Adiwang berkata setelah aksi luar biasanya:

“Saya diuji di sini. Sejujurnya, ini adalah pertarungan tersulit yang pernah saya jalani. Saya tidak bersiap dengan baik, namun seluruh kemuliaan hanyalah milik Tuhan, dan saya menang. Kami menjalani banyak hal. Saya sangat mencintai kalian. Ini untuk kalian. Ini untuk Mama.”

#5 Pertahanan Gelar Lee Pertama Sebagai ‘Mom Champ’

Angela Lee membutuhkan hampir tiga tahun lamanya di luar Circle ONE untuk terfokus pada kehamilan dan kelahiran putri pertamanya, dan memicu banyak keraguan apakah ia masih memiliki kekuatan tak terhentikan ala “Unstoppable” yang mendominasi divisinya sebelum itu.

Namun, Lee tetap mempertahankan gelar Kejuaraan Dunia ONE Women’s Atomweight via kemenangan submission ronde kedua atas Juara ONE Atomweight World Grand Prix Stamp Fairtex di ONE X, tanggal 26 Maret lalu.

Dengan itu, ia membuktikan bahwa statusnya sebagai seorang ibu takkan menahannya dari posisi sebagai seorang Juara Dunia. Apa pun itu, peranan barunya ini hanya akan terus mendorongnya maju.

Lee berkata sembari menggendong putrinya di dalam Circle:

“Momen ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Saya ingin menjadi Juara Dunia. Saya mencapai itu pada tahun 2016. Hari ini, saya menjadi ‘Mom Champ’ pertama di ONE Championship.”

“Anak perempuan ini adalah alasan mengapa kalian melihat penampilan terbaik dari saya. Maka, terima kasih, Ava Marie. Mama melakukannya untukmu, bayi kecilku.” 

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9