5 Momen Terbaik Agilan Thani Bersama ONE Championship
Dengan hanya berusia 24 tahun, Agilan “Alligator” Thani telah mencapai kesuksesan besar bersama ONE Championship.
Atlet welterweight Malaysia ini mencetak debut promosionalnya pada tahun 2015 dan meraih enam kemenangan beruntun untuk meraih perebutan gelar Juara Dunia ONE dua tahun kemudian. Terlepas dari kekalahannya saat itu, ia telah secara konsisten menampilkan kemampuannya untuk bangkit dari kesulitan – baik di dalam Circle dan kehidupan.
Seluruh pengalamannya di atas panggung dunia telah mengajarkannya pelajaran berharga dan membantunya berkembang sebagai seniman bela diri campuran. Kini, dengan pengetahuannya yang bertambah luas, ia mengincar kesempatan perebutan emas berikutnya pada tahun 2020.
Kini, perwakilan Monarchy MMA ini melihat kembali lima momen terbaik yang mendefinisikan kariernya bersama “The Home Of Martial Arts.”
Menerima Telepon Dari ONE
Hanya beberapa bulan setelah menjadi Juara MIMMA Welterweight, Thani mencetak beberapa tujuan yang ingin dicapainya sebagai seniman bela diri campuran profesional.
Sebagian kecil tujuan tersebut adalah aspirasi yang lama dimilikinya, seperti berlaga bersama ONE.
Organisasi bela diri terbesar di dunia ini dikenal telah mengontrak atlet terbaik dari seluruh dunia, dimana “Alligator” tidak menyangka akan dihubungi oleh promotor tersebut di awal kariernya.
Namun saat teleponnya berdering di awal tahun 2015, para pejabat di dalam organisasi tersebut mengejutkan warga Kuala Lumpur ini dengan sebuah tawaran kontrak.
“Awalnya, saya kira saya tidak siap untuk itu. Namun Jason Lo [pendiri MIMMA] menghubungi saya dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan besar, dan saya wajib mengambilnya,” kenang Thani.
“Saya mengetahui banyak orang yang telah bekerja keras dalam waktu yang sangat lama untuk masuk ke ONE, dan di situlah saya, dengan [satu] laga sebagai seorang profesional, dan meraih kesempatan saya.”
“Awalnya, saya sangat takut, namun saya mengambil kontrak itu dan mengetahui bahwa satu hari nanti saya akan membuat mereka percaya pada saya.”
Atlet Malaysia ini membuktikan perkataannya sejak awal. Ia hanya membutuhkan 80 detik untuk mengalahkan Reant Febriza Rainir melalui TKO dalam debut promosionalnya di ONE: AGE OF CHAMPIONS pada bulan Maret 2015.
Kontrak Kedua Agilan Thani
Setelah secara brilian mencetak submission atas Jeff Huang melalui kuncian rear-naked choke pada ronde kedua laga mereka di ajang ONE: THRONE OF TIGERS pada bulan Februari 2017, “Alligator” memastikan kontrak keduanya bersama ONE.
Thani memasuki perjanjian pertama sebagai juara amatir, namun kini ia memastikan dirinya sebagai seniman bela diri divisi welterweight teratas asal Malaysia.
Warga Kuala Lumpur ini meraih enam penyelesaian beruntun dan menerima penghargaan atas usahanya tersebut.
“Ini adalah salah satu momen di dalam ONE yang paling saya sukai atas apa yang mereka berikan pada saya,” jelas Thani.
“Mereka memberi saya kontrak yang bagus dan menempatkan saya di posisi dimana saya merasa senang dengan diri saya. Kontrak kedua itu membuat saya seperti sekarang ini.”
Bagi “Alligator,” perjanjian kedua tersebut adalah simbol bahwa promotor ini benar-benar menghargainya dan ingin berinvestasi bagi masa depannya.
“Kontrak yang mereka tawarkan pada saya menunjukkan bahwa mereka tidak berpikir bahwa saya adalah petarung kelas rendah,” lanjutnya. “Mereka menghormati saya, dan itu membuat saya lebih memberikan respek pada kemampuan saya.”
Terhubung Dengan Keluarga Besar ONE
Thani mungkin merasa dihormati oleh organisasi ini saat ia ditawari kontrak keduanya, namun saat ia menerima undangan untuk acara ONE Elite Retreat perdana di Boracay, Filipina pada bulan Januari 2018, ia merasa lebih terikat lagi dengan keluarga besar ONE.
Namun, ada satu momen spesifik selama perjalanan itu yang terngiang dalam pikiran atlet Malaysia dan membuatnya tersentuh.
“Momen itu benar-benar berarti bagi saya,” ia memulai.
“Mr. Chatri Sityodtong [CEO dan Chairman ONE Championship] memberikan pesannya, dan mengatakan setelah itu, ‘Jika kalian membutuhkan apa pun, hubungi saya, ini nomor saya.’
“Saya merasa bahwa saya menjadi bagian dari sesuatu. Mereka memberi perjalanan indah ini bagi kami, dan kini sang pemimpin perusahaan ini mengakui keberadaan kami.”
Itu bukanlah kata-kata kosong belaka, dan Thani segera mengetahuinya.
Saat “Alligator” mengirimnya sebuah pesan teks, ia sangat senang – dan terkejut – melihat Sityodtong meresponi dengan segera.
“Ia membalas dengan cepat, maka saya dapat menganggap ini momen yang hebat,” kata Thani. “Kebanyakan bos bahkan tidak mengenali atlet mereka, dan saya sangat senang dengan itu.”
Kebangkitan Kembali Yang Luar Biasa
Atlet Malaysia ini mengalami momen terberatnya pada tahun 2018.
Ia menderita kekalahan beruntun di Kuala Lumpur, menjalani operasi punggung, kemudian duduk di pinggir Circle selama berbulan-bulan.
Untungnya, Thani kembali bangkit dan ditawari kesempatan untuk menyambut legenda bela diri keturunan Jepang-Korea bernama Yoshihiro “Sexy Yama” Akiyama dalam laga divisi welterweight di ajang ONE: LEGENDARY QUEST di Shanghai, Tiongkok.
Hal itu membakar semangat baru di dalam Thani, yang berlatih keras di Monarchy MMA supaya dirinya dapat berada di dalam kondisi terbaiknya. Pelatihan itu sendiri sangat intens, dan itu memberi sebuah titik balik dalam kariernya.
“Laga Akiyama adalah momen yang spesial bagi saya karena itu adalah yang terlama [terkait durasi latihan], namun juga menjadi kamp latihan yang paling memuaskan yang saya pernah alami. Itu adalah laga pertama saya setelah operasi di bulan Desember 2018, dan persiapan untuk menghadapi seseorang seperti Akiyama sangatlah sulit,” akunya.
“Pertama, waktu pemulihan saya. Saya harus kembali fit dan harus mengasah kembali kemampuan saya. Lalu, pemusatan latihan dan melatih gerakan yang lebih detail dalam waktu singkat. Itu sangat intens, tetapi saya menikmati prosesnya.”
“Ketika tiba saatnya berlaga, saya cukup yakin karena prosesnya sangat bagus. Saya hanya merasa berbeda.”
Akhirnya, Thani meninggalkan kota metropolitan Tiongkok itu dengan sebuah kemenangan mutlak dan kemenangan terbesar dalam hidupnya.
Berlatih Bersama Para Juara Dunia ONE
Thani belum memasuki Circle sejak kemenangan melalui keputusan terbelah, atau split-decision, atas Dante Schiro di bulan Desember, namun itu tidak menghentikan “Alligator” dari misinya untuk mengembangkan diri.
Pada bulan Maret, ia meninggalkan Kuala Lumpur dan terbang ke Fort Lauderdale, Florida, AS untuk berlatih di sisi Juara Dunia ONE Featherweight Martin “The Situ-Asian” Nguyen, Juara Dunia dua divisi ONE Aung La “The Burmese Python” N Sang, serta pelatih terkenal bernama Henri Hooft dan Sanford MMA.
Tidak hanya “The Burmese Python” membantu atlet malaysia ini berkembang, namun ia juga mampu mengambil beberapa trik baru di sasana besar Amerika itu.
“Berlatih di sisi pria seperti Martin dan Aung La adalah salah satu momen terbaik yang saya nikmati baru-baru ini,” ujar Thani.
“Berada di ruangan yang sama dengan tidak hanya mereka, namun juga para Juara Dunia lain, membuat saya tersadar bagaimana saya dapat lebih berkembang. Semuanya sangat baik dan sangat membantu saya. Aung La bahkan mengantar saya kembali ke penginapan Airbnb saya tiap hari setelah berlatih.”
“Di samping itu, berlatih di bawah bimbingan pelatih unggulan dan Henri Hooft sangatlah menguntungkan. Ia [Hooft] dua kali memegang pad bagi saya, dan itu bukanlah sesuatu yang banyak orang dapat banggakan.”
Baca juga: KO Terbaik Dalam Sejarah Perebutan Gelar ONE Championship