5 Pelajaran Penting Dari Gelaran ONE: DAWN OF VALOR

Regian Eersel defeats Nieky Holzken at ONE DAWN OF VALOR DC IMGL8002

Tidaklah mengejutkan bahwa gelaran ONE: DAWN OF VALOR memberikan aksi bela diri luar biasa pada hari Jumat, 25 Oktober, namun beberapa hasilnya memang mengejutkan!

Para penggemar di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia, melihat beberapa atlet tampil dengan luar biasa dan menapaki peringkat mereka di atas panggung dunia dengan beberapa teknik yang mampu membuktikan kemampuan mereka kedepannya.

Berikut adalah lima pelajaran terpenting dari ajang ONE Championship yang terakhir di Jakarta untuk tahun ini.

#1 Kemampuan Grappling Kiamrian Berada Pada Tingkatan Berbeda

Zebaztian “The Bandit” Kadestam mampu merebut dan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Welterweight dengan menahan para grappler terkuat dan mengerahkan kemampuan Muay Thai kelas dunia miliknya. Namun, saat melawan Kiamrian “Brazen” Abbasov, ia tidak mampu melakukan itu, dan seorang Juara Dunia baru pun lahir di divisi ini.

Atlet asal Kirgistan ini dengan leluasa bertukar serangan, namun penentu kontes ini adalah kemampuannya untuk melucuti serangan rivalnya asal Swedia tersebut selama empat ronde pertama – dengan teknik  double-leg takedown yang kuat, sapuan (trip) yang tepat waktu, serta sebuah teknik bantingan lateral drop.

Di atas kanvas, ia mampu mengendalikan laga sepenuhnya, yang juga menetralisir senjata terbaik milik Zebaztian dan menguras tenaga sang Juara Dunia bertahan itu. Ini berarti Zebaztian menjadi kurang eksplosif dengan pukulannya dan lebih terbuka untuk takedown lainnya saat ia berada di atas kakinya.

Jika “Brazen” mampu menampilkan permainan gulatnya melawan penantang manapun, ia memiliki potensi untuk mendominasi divisi ONE welterweight pada tahun 2020.

#2 Regian Adalah Masa Depan (Dan Penguasa) Divisinya

Regian “The Immortal” Eersel menggandakan dominasi di dalam divisinya saat ia mengalahkan kickboxer legendaris Nieky “The Natural” Holzken untuk kedua kalinya demi mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing.

Seniman bela diri legendaris Belanda ini diharapkan untuk kembali dengan kekuatan baru dan menampilkan kemampuan yang membuatnya menjadi tujuh kali Juara Dunia, namun lawan senegaranya pun menampilkan performa yang lebih meyakinkan dalam pertandingan ulang ini.

Pertama kali mereka bertemu, Regian layak mendapatkan kemenangannya, namun laga tersebut sangat tipis. Kali ini, Regian mengeksekusi game plan miliknya untuk mementahkan setiap percobaan Nieky demi sebuah keunggulan dalam kontes ini, dan melenggang dengan sebuah keputusan mutlak.

Selama lebih dari separuh dekade, “The Natural” dianggap sebagai raja divisi ini, namun saat ini status tersebut telah berpindah ke pria yang layak, dan rekan senegaranya ini – yang tampil tanpa kelemahan berarti, sangat yakin dan memiliki teknik serangan luar biasa – memberikan pernyataan tegas bahwa dibutuhkan seorang atlet elit di puncak penampilannya untuk melengserkan dirinya.

#3 Atlet Indonesia Terus Meraih Prestasi

Malam bersejarah itu menjadi sebuah malam yang besar bagi Indonesia, saat jajaran atlet berbakat memberikan penampilan luar biasa di depan para penonton yang sangat bersemangat.

Enam atlet pulang dengan kemenangan di Jakarta, termasuk wanita terbaik dalam dunia bela diri campuran Indonesia, Priscilla Hertati Lumban Gaol, yang menggemparkan stadion ini dalam sebuah pertukaran serangan keras dengan Bozhena “Toto” Antoniyar sebelum meraih kemenangan melalui keputusan mutlak.

Sebuah kemenangan perdana di dalam Circle juga dialami oleh Juara Gulat Gaya Bebas Nasional Eko Roni Saputra, ditambah dengan rekannya dalam divisi strawweight Stefer “The Lion” Rahardian kembali ke jalur kemenangan dengan penampilan dominan yang membuatnya unggul atas lawannya.

Di awal ajang ini, juara divisi bantamweight nasional Abro “The Black Komodo” Fernandes merebut kemenangan dalam laga divisi flyweight untuk pertama kalinya di atas panggung dunia, dimana juga terdapat beberapa kemenangan pada ronde pertama bagi para atlet muda Elipitua “The Magician” Siregar dan “Zenwalk” Adi Paryanto.

Jika para kompetitor ini terus berkembang, para penggemar di ibukota Indonesia ini akan memiliki dukungan penuh saat “The Home Of Martial Arts” kembali ke Jakarta pada tahun 2020 dan selanjutnya.

#4 Junguang Mampu Mendobrak Jajaran Elit ONE Super Series

Chinese kickboxing phenom Wang Junguang 🥊 KNOCKS OUT 🥊 Federico Roma in a dominant ONE Super Series debut!

Chinese kickboxing phenom Wang Junguang 🥊 KNOCKS OUT 🥊 Federico Roma in a dominant ONE Super Series debut!📺: How to watch 👉 bit.ly/ONEDAWNVALOR🏨: Book your hotel 👉 hotelplanner.com📱: Watch on the ONE Super App 👉 bit.ly/ONESuperApp🏷: Shop Official Merchandise 👉 bit.ly/ONECShop

Posted by ONE Championship on Friday, October 25, 2019

“Golden Boy” Wang Junguang memberikan penampilan striking luar biasa dalam debutnya di ONE Super Series untuk mempertegas kedatangannya melawan seorang atlet kuat divisi strawweights di panggung dunia.

Atlet Tiongkok ini menunjukkan mengapa ia menjadi seorang Juara Dunia Enfusion kickboxing dengan menampilkan kemampuan impresif yang menaklukkan Federico “The Little Big Man” Roma dalam satu ronde.

Ia tampil dengan kepala dingin saat berlaga melawan Juara dua divisi World Kickboxing Network, dan menampilkan kekuatan pukulan yang membedakannya dari para atlet lainnya dalam divisi strawweight.

Divisi ini memang masih muda, namun anda dapat mengharapkan pria dari Henan ini untuk berkompetisi dalam perebutan gelar Juara Dunia perdana divisi ini jika ia terus tampil seperti ini. Sebelum itu, kemungkinan atlet berusia 24 tahun ini berlaga melawan para striker terbaik di dunia akan menjadi luar biasa.

#5 Kazuki Terlahir Kembali Di Divisi Lightweight

Japanese 🇯🇵 star Kazuki Tokudome snags a unanimous decision win over a debuting Johnny Nunez!

Japanese 🇯🇵 star Kazuki Tokudome snags a unanimous decision win over a debuting Johnny Nunez!📺: How to watch 👉 bit.ly/ONEDAWNVALOR🏨: Book your hotel 👉 hotelplanner.com📱: Watch on the ONE Super App 👉 bit.ly/ONESuperApp🏷: Shop Official Merchandise 👉 bit.ly/ONECShop

Posted by ONE Championship on Friday, October 25, 2019

Sebelum Kazuki Tokudome bergabung dengan ONE, ia memiliki reputasi sebagai kompetitor berkaliber tinggi berkat statusnya sebagai Juara Dunia Pancrase Lightweight.

Namun, saat ia memulai kampanyenya di dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini, he terkalahkan oleh dua atlet divisi featherweight terbaik di dunia.

Ia telah melupakan semua hasil tersebut di belakang dan menampilkan bahwa ia adalah atlet terbaik dalam divisi lightweight berkat sepasang kemenangan impresif – termasuk dominasinya atas Johnny Nunez di Jakarta untuk merebut kemenangan ke-20 dalam karirnya.

Terlepas dari latar belakang gulat yang dimiliki “Johnny Boy,” atlet veteran Jepang ini mampu mengendalikan seluruh pertukaran serangan bawah, atau grappling, selama tiga ronde. Hal ini, dilengkapi dengan kemampuan striking luar biasa dari atlet berusia 32 tahun ini pada bulan Mei, membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan dalam segala bidang.

Baca Juga: Apa Tantangan Selanjutnya Dari Para Pemenang Di ONE: DAWN OF VALOR?

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9