5 Pelajaran Penting Dari ONE: MARK OF GREATNESS
Hari Jumat, 6 Desember, atlet bela diri terbaik di bawah naungan ONE Championship berlaga untuk terakhir kalinya tahun ini di ajang ONE: MARK OF GREATNESS di dalam Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Ke-13 laga ini menampilkan laga menegangkan sepanjang malam itu, dan kita dapat melihat beberapa hal yang patut dipelajari terkait para atlet yang terlibat.
Berikut adalah lima dari pelajaran terpenting yang dapat diambil dari malam luar biasa di ibukota Malaysia tersebut.
#1 “The Big Heart” Tidak Diragukan Akan Bersinar
Yoon Chang Min 🇰🇷 mengalahkan Rodian Menchavez dengan kuncian "Ninja Choke" di ronde kedua!
Yoon Chang Min 🇰🇷 mengalahkan Rodian Menchavez dengan kuncian "Ninja Choke" di ronde kedua!
Posted by ONE Championship Indonesia on Friday, December 6, 2019
“The Big Heart” Yoon Chang Min mencetak sebuah penampilan luar biasa lainnya di Kuala Lumpur, dan ia menampilkan keunggulan dari seorang atlet yang siap untuk naik peringkat dalam kompetisi ini.
Ia nampak mampu mengendalikan diri sebelum mencetak sebuah submission atas atlet Filipina Rodian “The Redeemer” Menchavez di awal ronde kedua dalam laga bela diri campuran catch weight 72-kilogram.
Kemenangan ini menandakan penyelesaian keempat dari empat laga yang atlet divisi featherweight asal Korea Selatan ini jalani pada tahun 2019. Menjelang tahun 2020, Chang Min mungkin akan menemukan dirinya berkompetisi melawan beberapa penantang teratas dalam divisinya itu.
#2 Perebutan Gelar Juara Dunia Mungkin Tersedia Bagi “The Sniper”
Setelah menderita kekalahan tipis atas Petchdam Petchyindee Academy dalam perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing yang pertama di awal tahun ini, Elias “The Sniper” Mahmoudi kembali bangkit dengan sebuah kemenangan besar atas atlet ikonik Thailand Lerdsila Phuket Top Team.
Dengan mengalahkan legenda Muay Thai yang sedang naik daun ini, atlet Perancis-Aljazair ini tetap menjadi salah satu penantang berbahaya dalam divisi flyweight ONE Super Series.
Kemampuan striking Elias sangat impresif, karena ia mampu mengungguli serangan dan stamina Lerdsila, yang datang dengan kemenangan beruntun selama empat tahun berturut-turut.
Namun, “The Sniper” nampak berada satu tingkat di atas lawannya ini. Ia meraih keputusan mutlak dari para juri dan membuktikan bahwa ia adalah penantang teratas bagi gelar Juara Dunia.
#3 Jangan Remehkan Para Pendatang Baru
Sepasang pendatang baru di dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini menampilkan aksi yang luar biasa dalam debut mereka. Bokang “Little Giant” Masunyane dan Denice “The Menace Fairtex” Zamboanga mencetak kemenangan impresif di ibukota Malaysia tersebut.
Bokang meraih sebuah kemenangan mutlak yang dominan melawan Ryuto “Dragon Boy” Sawada, saat ia menggunakan kemampuan gulatnya untuk mengendalikan aksi selama tiga ronde. Namun, kemampuan takedown dan striking-nya lah yang menentukan kemenangan itu.
Selanjutnya, Denice mencetak sebuah kemenangan mutlak lainnya atas bintang tuan rumah Jihin “Shadow Cat” Radzuan untuk menjaga rekor sempurnanya. Atlet tak terkalahkan dari Filipina ini mengendalikan laga di bagian manapun, dan menunjukkan kemampuannya yang sangat lengkap.
Kedua atlet ini menguji diri mereka melawan kompetitor yang berprestasi dan lolos dengan sangat baik. Kini, keduanya akan layak diikuti saat mereka melanjutkan perjalanan mereka bersama “The Home Of Martial Arts” pada tahun 2020.
#4 Pelatihan Kelas Dunia Tial Thang Mulai Terbayar
Bintang Myanmar, “The Dragon Leg” Tial Thang, sedang mengikuti jejak kompatriot dan Juara Dunia dua divisi ONE Aung La “The Burmese Python” N Sang – dan ia sedang meraih hasilnya.
Tial Thang bergabung dengan kompatriotnya di Hard Knocks 365 di Florida, AS, dimana sasana ini menjadi tempat latihan bagi Aung La N Sang dan Juara Dunia ONE Featherweight Martin “The Situ-Asian” Nguyen.
Kedua rekan satu timnya ini berada di pojok Circle untuk membantunya saat ia mengalahkan “The Kid” Kim Woon Kyoum dalam laga bela diri campuran divisi bantamweight di Kuala Lumpur.
Kemampuan gulat Tial selalu menjadi keunggulan tersendiri, namun ia menambahkan teknik striking luar biasa dalam permainannya, berkat Hendri Hooft, pelatih kepala di Hard Knocks 365.
“The Dragon Leg” telah dianggap sebagai bintang yang sedang naik daun saat ia bergabung awal tahun 2019 bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini, dan dengan sebuah tim elit di sisinya, hampir tak ada batasan bagi atlet Myanmar ini untuk meraih puncak kejayaan.
#5 Sam-A Buktikan Diri Sebagai Atlet Elit Dalam Dua Disiplin
Mantan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Sam-A Gaiyanghadao menguji kemampuan striking elitnya dalam disiplin baru di Axiata Arena, dan sang legenda membuktikan bahwa ia mampu menjawab tantangan itu.
Pria asal Thailand ini mengalahkan “Golden Boy” Wang Junguang setelah lima ronde penuh aksi dalam laga utama malam itu untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing yang pertama.
Walau Junguang memulai laga dengan agresif, Sam-A mampu membalas serangan striker asal Tiongkok ini saat ia berada dalam posisi bertahan. Ia menyelipkan serangan ke dalam pertahanan lawannya itu dengan rangkaian tendangan dan pukulan yang cepat, tajam dan pendek.
Dengan meraih gelar Juara Dunia ONE Kickboxing Strawweight, atlet Thailand ini tidak hanya menjadi Juara Dunia dua divisi ONE, namun ia juga menjadi Juara Dunia dua disiplin.
Setelah sebelumnya Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai Stamp Fairtex mencapai prestasi yang sama, Sam-A sekali lagi menunjukkan pada para penggemar bahwa batasan antara kickboxing dan Muay Thai cukup tipis bagi seorang atlet elit dari satu disiplin untuk beralih ke disiplin yang lain dan menjadi Juara Dunia.
Baca Juga: Apa Langkah Selanjutnya Dari Para Pemenang Di ONE: MARK OF GREATNESS?