5 Pelajaran Terbesar Dari ONE Fight Night 5: De Ridder Vs. Malykhin

new double champ anatoly malykhin knocks out reinier de ridder

Sabtu lalu, ONE Fight Night 5: De Ridder vs. Malykhin menandai kembalinya ONE Championship ke Manila, Filipina.

Para penonton yang memadati Mall of Asia Arena mendapatkan suguhan sembilan laga luar biasa di antara tiga disiplin berbeda, yang masing-masing menampilkan para seniman bela diri terbaik dunia sementara mempersiapkan panggung untuk laga Kejuaraan Dunia yang tak terlupakan.

Sebelum kita berlanjut ke ONE Fight Night 6: Superbon vs. Allazov pada 14 Januari nanti, berikut adalah lima pelajaran terbesar dari ajang menegangkan pada 3 Desember lalu ini.

Anatoly Malykhin Dapat Disebut Pria Terkejam Di Muka Bumi

Anatoly Malykhin melanjutkan kebangkitannya untuk menjadi superstar global dengan menggilas mantan penguasa dua divisi Reinier de Ridder dan merebut gelar Juara Dunia ONE Light Heavyweight dengan sebuah KO pada ronde pertama.

Dengan mendominasi “The Dutch Knight” – yang membawa catatan rekor MMA sempurna 16-0 ke laga ini – Malykhin pun semakin mendekati status pound-for-pound terbaik. Posturnya yang sangat liat menjadikannya terlalu kuat di clinch, dan pukulan kerasnya selalu mengenai tubuh grappler lihai itu.

Kemenangan ini menandai KO keenam beruntun dari Malykhin dan membawa catatan rekor profesional miliknya menjadi 12-0. Ia belum pernah berakhir di kartu penilaian juri, dan ia pun menyandingkan sabuk emas light heavyweight dengan sabuk interim heavyweight miliknya.

Berikutnya, sebuah laga penyatuan gelar dengan Juara Dunia ONE Heavyweight Arjan Bhullar wajib terjadi, dimana pria Rusia ini akan semakin bersinar jika ia menjadi penguasa tak terbantahkan dalam divisi kedua ini.

Sejak bergabung di ONE pada 2021, Malykhin memasuki ketenaran dari awalan yang sederhana.

Para penggemar di seluruh dunia akhirnya memperhatikan kekuatan besar dan kepribadian karismatik milik pria berusia 34 tahun ini. Dan, setelah tahun 2022 yang sangat sensasional, ia akan ingin memastikan peninggalan luar biasa di puncak dunia bela diri pada tahun 2023 nanti.

Ruotolo Bersaudara Mengubah Skena Ini

Sepasang superstar BJJ Kade Ruotolo dan Tye Ruotolo berlanjut membuat dobrakan revolusioner dalam disiplin submission grappling melalui penampilan luar biasa mereka di Manila.

Tye melanjutkan kemenangannya atas Garry Tonon di ONE 157 dengan submission triangle-armbar atas mantan pemegang gelar featherweight MMA Marat Gafurov.

Walau Gafurov menempatkan aksi yang sangat kuat, itu tak cukup untuk bertahan melawan Tye dalam beberapa waktu yang mereka habiskan di atas kanvas.

Dalam laga lainnya setelah itu, Kade mencetak pertahanan gelar perdana dalam Kejuaraan Dunia ONE Lightweight Submission Grappling melawan Juara Dunia IBJJF dua kali, Matheus Gabriel.

Remaja berusia 19 tahun itu membuka laga dengan takedown yang menjadi sorotan luar biasa, dimana teknik agresifnya itu tak pernah memudar dan memberinya kemenangan mutlak.

Sepasang saudara kembar ini tak hanya memberi pandangan baru terkait cara berlaga pada tingkatan tertinggi, namun mereka juga menjadi inspirasi bagi generasi grappler berikutnya.

Ini adalah penampilan yang sangat luar biasa sebelum mereka mengakhiri masa remaja, namun itu juga adalah dampak dari gaya menarik dan kemenangan luar biasa mereka di atas panggung dunia.

Soldic vs. Ramazanov Harus Segera Dijadwalkan Ulang

Debut Roberto Soldic di ONE mendadak berakhir setelah serangan liar mendarat di selangkangannya, namun apa yang terjadi sebelum itu menjadi alasan mengapa kita membutuhkan sebuah laga ulang secepatnya antara petarung sensasional Kroasia dan penghancur Rusia Murad Ramazanov.

Soldic diterjunkan ke dalam api melawan seorang penantang tak terkalahkan di divisi welterweight MMA. Dan, Ramazanov segera memastikan itu dengan sebuah takedown cepat atas “Robocop” yang menunjukkan bahwa ia dapat menerapkan permainannya melawan pendatang baru itu.

Apakah Ramazanov dapat terus mendaratkan takedown dan menerapkan teknik gulatnya melawan Soldic? Ataukah pencetak KO asal Kroasia ini dapat menyesuaikan diri dan melepaskan kekuatan luar biasa itu di atas kaki?

Seluruh pertanyaan itu masih menggantung setelah hasil No Contest (NC) di Manila, dan sebuah laga ulang dapat menentukan siapa yang berikutnya menantang sang Juara Dunia ONE Welterweight yang baru, Christian Lee.

Sosok Sejati Lowen Tynanes Telah Kembali

Lowen Tynanes is declared winner against Dae Sung Park at ONE on Prime Video 5

Lowen Tynanes telah berjuang mengatasi permasalahan di punggungnya selama beberapa tahun terakhir, namun ia akhirnya nampak sehat dan siap merebut kembali posisinya sebagai salah satu penantang paling menjanjikan dalam divisi lightweight MMA.

Setelah menderita kekalahan perdana dalam kariernya, pria asal Hawaii ini kembali memasuki jalur kemenangan saat melawan Dae Sung Park dengan menggunakan serangan gulat andalannya.

Walau lawannya asal Korea Selatan itu memiliki momen tersendiri, Tynanes mampu secara konsisten membawa aksi ke ground dan menemukan dirinya memasuki berbagai posisi dominan.

Setelah 15 menit penuh aksi kuat, Tynanes menunjukkan bahwa dirinya masih belum kehilangan apa pun itu. Saat berada di kondisi puncak, pria berusia 32 tahun ini jelas berada di antara para petarung elite lightweight.

Saat divisi ini berlanjut menambah para petarung kuat ke dalam jajarannya, Tynanes kini telah kembali.

Reug Reug’ Tetap Berkembang

Setelah merasakan kekalahan untuk pertama kalinya pada tahun 2021, “Reug Reug” Oumar Kane kembali dengan perkembangan pesat dalam permainannya dan kembali jauh lebih baik.

Pada Sabtu lalu, ia menunjukkan kemampuan itu melalui kemenangan mutlak atas sosok penantang kuat yang sebelumnya tak terkalahkan, Jasur Mirzamukhamedov.

Walau ia telah mengembangkan tiap aspek dari arsenal MMA-nya, “Reug Reug” masih mengandalkan teknik gulat ala Senegal miliknya itu. Dan, setelah berbagai takedown itu menjadi lebih mudah, keyakinan diri Kane semakin bertambah sepanjang laga di Sabtu pagi itu.

Kemenangan ini juga menampilkan kemampuan kardio-nya yang berkembang pesat. Pria berusia 31 tahun ini mempertahankan tingkatan aksinya selama aksi berdurasi 15 menit ini dan secara konsisten mengendalikan lawan dengan tinggi badan 198 sentimeter ini.

“Reug Reug” mengetahui bahwa ia tak dapat beraksi seliar itu di divisi heavyweight ONE, serta telah menjadi lebih sabar dan berkemampuan dalam tiap laga yang dilaluinya. Setelah beberapa kemunduran yang terjadi, mungkin 2023 akan menjadi tahun dimana Kane menantang sabuk emas divisinya itu.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9