5 Pertanyaan Jelang Semi Final ONE Kickboxing World Grand Prix
Babak perempat final turnamen ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix telah usai, dimana empat striker Juara Dunia siap untuk maju dalam perebutan hadiah terbesar dalam cabang olahraga ini dalam gelaran ONE: DREAMS OF GOLD.
Tiap pertandingan di turnamen ini telah terbukti sangat seru dan menunjukkan bahwa apa saja dapat terjadi saat para atlet elit dunia berhadapan satu sama lain.
Beberapa atlet unggulan terpaksa mengaku kalah, pemain baru muncul dan tiap peserta menampilkan kemampuan mereka untuk memenangkan pertandingan, yang menciptakan lebih banyak intrik dalam babak semifinal.
Ketika Giorgio “The Doctor” Petrosyan, “Smokin” Jo Nattawut, Samy “AK47” Sana dan Dzhabar “Genghis Khan” Askerov bersiap untuk maju ke dalam ring di Impact Arena, Bangkok, Thailand tanggal 16 Agustus, demi meraih hadiah utama sebesar satu juta dolar Amerika Serikat, berikut adalah beberapa pertanyaan yang muncul terkait turnamen ini.
#1 Apakah Giorgio Mampu Mengulang Prestasi Debutnya Di ONE?
Giorgio saat itu mampu menaklukkan Jo Nattawut dalam debutnya di ONE Super Series bulan April tahun lalu, dan saat ini memiliki keyakinan untuk mengulang prestasinya terdahulu.
“The Doctor” mampu menangani tiap serangan atlet agresif kelahiran Thailand ini dan menjawab hampir tiap serangan terbaiknya dengan rangkaian serangan balasan yang cepat dan kuat.
Jika atlet asal Italia ini mampu tampil sama apiknya dalam pertemuan kedua mereka, ia tidak akan menemui kesulitan untuk melenggang ke babak final. Gambaran pertandingannya sudah tersedia – dan ia hanya harus mengikuti rencananya dalam pertandingan di Bangkok nanti.
#2 Dapatkan Jo Nattawut Mengandalkan Kekuatannya?
Smokin' Jo Nattawut turns up the 🔥 and finishes Sasha Moisa with a third-round TKO, moving on to the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 17, 2019
Smokin' Jo Nattawut turns up the 🔥 and finishes Sasha Moisa with a third-round TKO, moving on to the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 17, 2019
Terlepas dari sejarahnya dengan rivalnya ini, ia akan memiliki keyakinan lebih untuk melampaui halangan yang ia temukan dalam pertemuan pertama mereka dan mendapatkan sebuah penyelesaian setelah ia mencetak kemenangan TKO pada ronde ketiga melawan Sasha Moisa.
Kemampuan bintang Thailand ini untuk menghentikan lawan telah terbukti setelah kemenangannya melawan Sasha dan Yohann Fairtex Drai di “The Home Of Martial Arts,” dan walaupun ia tidak dapat menghentikan George Mann, pukulannya masih berdampak besar bagi lawannya.
Jika “Smokin Jo” dapat menyarangkan pukulan ke dagu lawannya pada tanggal 16 Agustus, Giorgio akan menghadapi ujian sebenarnya.
#3 Apakah Serangan Samy Mampu Membawa Kesuksesan?
Kemenangan dominan Samy atas “The Boxing Computer” Yodsanklai IWE Fairtex mengejutkan para penggemar di seluruh dunia, tetapi hal ini tidak mengejutkan atlet Perancis yang memiliki jarak serang luas ini, yang bertanding dengan sebuah game plan dan mengeksekusinya dengan sempurna.
Ia menggunakan rangkaian serangan yang luas dalam tiap kemungkinan jarak yang ada. Hal yang paling diingat adalah jangkauannya yang menjadi faktor terbesar saat ia meraih keputusan mutlak untuk kemenangannya.
Pukulan straight kanan Samy berhasil menembus pertahanan “The Boxing Computer” dan beberapa kali bersarang di dagunya, dan ia dapat melepaskan tendangan memutar ke arah kepala tanpa kesulitan. Ia juga dapat merobek pertahanan terkuat lawannya dengan jangkauan tendangan depannya.
Samy memiliki tinggi badan 12 cm diatas Jo dan Giorgio, dan 20 sentimeter lebih tinggi dari lawannya dalam babak semifinal, Dzhabar Askerov. Oleh karena itu, jika ia dapat memanfaatkan hal ini dengan baik, postur tingginya dapat menjadi aset terbaik melawan siapapun yang menghalanginya meraih emas.
#4 Dapatkah Dzhabar Menyarangkan Pukulan?
Dzhabar Askerov puts on a striking masterclass against Enriko Kehl to win by unanimous decision and advance to the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 17, 2019
Dzhabar Askerov tampil dalam kondisi terbaiknya saat tiga ronde pertandingan melawan Enriko “The Hurricane” Kehl, tetapi ia akan menghadapi tantangan baru saat bertemu dengan Sana.
Atlet dengan tinggi badan terpendek dalam turnamen ini akan berhadapan dengan atlet tertinggi, dimana ia harus mempelajari seluruh kesalahan yang dibuat oleh Yodsanklai sebelumnya.
Legenda Thailand ini memang mampu menyerang Samy, namun ia terlalu sering menerima serangan ketika mendekati lawannya dan tidak mendapatkan hasil apapun. Dzhabar harus membuat serangan atlet Perancis ini meleset, atau memastikan ia menyarangkan serangan yang signifikan – terutama dengan kombinasi serangan kuat – ketika ia maju.
Satu hal yang tidak ditawarkan oleh gaya bertarung Muay Thai milik Yodsanklai adalah serangkaian teknik non-ortodoks. Serangan memutar seperti ‘rolling thunder’ milik “Genghis Khan” ini membuat serangannya sulit diprediksi, yang akan dapat memberikannya jalur lain untuk menembus pertahanan “AK47” dalam gelaran ONE: DREAMS OF GOLD.
#5 Siapa Petarung Favorit Saat Ini?
Dzhabar Askerov puts on a striking masterclass against Enriko Kehl to win by unanimous decision and advance to the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 17, 2019
Yodsanklai IWE Fairtex dan Giorgio Petrosyan adalah dua atlet yang paling diunggulkan sebelum ajang ini dimulai di Singapura, tetapi salah satu dari mereka sudah keluar dari turnamen dan seorang lainnya nampak sudah tidak terlalu memliki aura tak terkalahkan seperti dahulu.
Babak perempat final saat itu membuktikan bahwa pada tingkatan elit dunia bela diri, atlet manapun yang memiliki kemampuan akan menang dalam hari terbaiknya, serta masing-masing kompetitor yang tersisa memiliki apa yang dibutuhkan untuk mengalahkan siapapun saat mereka menyerang dalam berbagai lini.
“The Doctor” masih memiliki posisi kuat untuk menjadi kickboxer terbaik dunia dalam kategori pound-for-pound, setelah ia beradaptasi melawan tantangan Petchmorakot dan menyelesaikan pertandingan dengan tangan terangkat. Ia juga pernah mengalahkan lawannya dalam babak semifinal ini.
Namun, Jo terlihat lebih baik dalam tiap pertandingan setelah itu. Ia juga telah mengalahkan Samy melalui keputusan juri awal tahun ini, dan ia adalah satu-satunya kompetitor yang menang dengan catatan KO dalam ronde pertama.
🇹🇭 16 AUGUST. BANGKOK. 🇹🇭 🔥 Petchdam Gaiyanghadao – เพชรดำ เพชรยินดีอคาเดมี่ defends his ONE Flyweight Kickboxing World Title against Dutch destroyer Ilias Ennahachi!🔥 Stamp Fairtex begins her quest for a mixed martial arts World Title against undefeated phenom Asha Roka!🔥 Giorgio Petrosyan vs. Smokin' Jo Nattawut and Samy Sana vs. Dzhabar Askerov in the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!🗓: Bangkok | 16 August | 7PM | ONE: DREAMS OF GOLD🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onegold19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter
Posted by ONE Championship on Wednesday, July 17, 2019
Disisi lain, Samy sempat menjatuhkan Yodsanklai dan memberinya kekalahan pertama selama delapan tahun, serta menampilkan seluruh kemampuannya dalam tiap aspek. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengatakan bahwa ia tidak memiliki arsenal yang kuat untuk mengalahkan siapapun.
Dzhabar mungkin menjadi kuda hitam, tetapi seperti pesaing lain dalam babak semi final ini, ia beberapa kali menjadi Juara Dunia dan nampak eksplosif dan tidak dapat diprediksi pada bulan Mei.
Hanya satu pria yang dapat meraih mahkota World Grand Prix, dan terdapat banyak alasan untuk memotivasi tiap atlet ini untuk meraih emas – respek, kejayaan dan uang senilai satu juta dolar.