5 Pertanyaan Terpanas Jelang Kartu Pertandingan Epik ONE 165: Superlek Vs. Takeru Di Tokyo
ONE Championship akan kembali ke Tokyo, Jepang, pada hari Minggu ini dengan rangkaian aksi epik dengan beberapa nama terbesar dalam berbagai disiplin olahraga tarung.
Pada 28 Januari ini, Ariake Arena akan menjadi tuan rumah bagi ONE 165: Superlek vs. Takeru – kartu pertandingan dengan 11 laga yang dipuncaki oleh sepasang aksi Kejuaraan Dunia.
Dengan laga kickboxing, submission grappling dan MMA di kartu ini, serta sebuah aksi peraturan khusus menawan, terdapat berbagai intrik yang hadir dari berbagai arah bagi para penggemar di seluruh dunia.
Berikut adalah lima pertanyaan terpanas yang akan terjawab saat aksi itu berlangsung di “Negeri Matahari Terbit” ini.
#1 Dapatkah Takeru Buktikan Diri Sebagai Kickboxer Terbaik?
Takeru “The Natural Born Crusher” Segawa telah mendominasi skena tinju Jepang selama lebih dari satu dekade, dimana ia memenangi gelar Juara Dunia dalam tiga divisi dan muncul sebagai petarung terhebat sepanjang masa. Kini, ia dapat memastikan status tersebut dengan merebut sabuk emas ONE.
Pria berusia 32 tahun ini akan menantang “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 demi gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing di hadapan penonton tuan rumah, dan kemenangan atas ikon Thailand itu dapat membawanya berdiri di puncak disiplin ini.
Terkait pengalaman kickboxing, Takeru memiliki keunggulan atas Superlek, yang menghabiskan sebagian besar kariernya dalam Muay Thai.
Namun, “The Kicking Machine” mampu mengadaptasikan kemampuan itu ke peraturan yang baru dengan sempurna demi merebut dan mempertahankan singgasana flyweight kickboxing dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.
Jika “The Natural Born Crusher” dapat menggunakan pukulan kerasnya untuk mematahkan sang penguasa, takkan ada keraguan tentang posisinya sebagai petarung terbaik di antara yang terbaik – tetapi ini jelas takkan menjadi tugas yang mudah.
#2 Mampukah Tommy Langaker Raih Penebusan Atas Ruotolo?
Setelah kalah tipis dalam laga submission grappling terbaik di ONE pada 2023, bintang Norwegia Tommy Langaker mendapat kesempatan kedua untuk menantang Kade Ruotolo demi gelar Kejuaraan Dunia ONE Lightweight Submission Grappling.
Langaker memainkan bagiannya dalam laga menarik pada Juni lalu itu, tetapi intensitas tekanan rival Amerika itu memberi kemenangan besar. Tetapi, sang penantang ini telah berkembang pesat sejak pertemuan pertama tersebut
Perwakilan Wulfing Academy ini memenangi 14 dari 15 laganya sejak itu, termasuk 11 kemenangan beruntun yang memberinya gelar Juara Dunia IBJJF No-Gi bulan lalu.
Dengan momentum kebangkitan besar itu, dipadukan dengan pengetahuannya akan permainan Ruotolo dari 10 menit aksi mereka sebelum ini, grappler cerdas ini mungkin sudah merangkai strategi kemenangan untuk laga ulang ini.
Sang Juara Dunia itu juga berjanji meraih submission atas Langaker kali ini dan juga berkembang pesat sejak kemenangan itu, maka ini akan menjadi aksi menarik dengan sabuk terbesar dalam disiplin submission grappling yang menjadi pertaruhan.
#3 Akankah Sage Northcutt Paksa Shinya Aoki Pensiun?
“Super” Sage Northcutt memang sudah mengincar aksi melawan Shinya “Tobikan Judan” Aoki selama bertahun-tahun, dan kini, keduanya akhirnya akan beradu di ONE 165.
Sementara Northcutt yang baru berusia 27 tahun ini masih menapaki jalur menuju gelar Juara Dunia ONE Lightweight MMA, mantan penguasa divisi Aoki kini nampak memasuki tahapan akhir dari karier kompetitif itu di usia 40 tahun.
Aoki masih memiliki kemampuan kelas dunia dan tetap dianggap sebagai salah satu spesialis submission terbaik dalam sejarah MMA, namun tanpa satu pun kemenangan dalam empat laga terakhirnya, ia berharap dapat membuktikan bahwa dirinya masih dapat berkompetisi di tingkatan tertinggi.
Sementara itu, Northcutt memasuki usia puncaknya dan merasa sangat haus, dimana ia mengetahui bahwa sebuah kemenangan empatik atas seorang legenda akan mendorongnya mencapai tujuan terbesar itu.
Kekalahan kelima berturut-turut dapat berdampak sangat besar bagi Aoki, dan tergantung keadaannya, ini dapat saja mengakhiri kariernya. Dengan pemikiran tersebut, terdapat pertaruhan yang luar biasa besar dalam aksi lightweight MMA ini.
#4 Siapa Di Antara Sitthichai Dan Grigorian Dapat Raih Perebutan Gelar?
Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong dan Marat Grigorian memiliki sejarah panjang nan dramatis.
Sepasang kickboxer tiga besar di divisi featherweight ini lima kali beradu di masa lalu, dan keduanya kini mengincar hadiah terbesar di ONE.
Namun, kedua ikon striking ini belum mendominasi organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini, dimana mereka mengalami kemenangan dan kekalahan melawan para petarung elite dalam divisi yang berat ini.
Dengan lebih banyak bintang baru yang muncul dan mengincar gelar Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing milik Chingiz “Chinga” Allazov, tak ada jalan pintas bagi mereka, dimana satu kekalahan lain dapat saja merusak kesempatan Sitthichai atau Grigiorian untuk mendapat kesempatan lain.
Hal ini berarti sebuah kemenangan menjadi sangat krusial saat “Killer Kid” beradu dengan rival Armenia ini untuk keenam kalinya, karena jika mereka turun peringkat, itu dapat semakin menjauhkan mereka dari tantangan di puncak itu sekali lagi.
#5 Akankah Penantang Gelar Juara Dunia Featherweight MMA Berikutnya Muncul?
Mantan Juara Dunia ONE Featherweight MMA Martin “The Situ-Asian” Nguyen bersumpah takkan beristirahat sampai ia merebut kembali sabuk emas seberat 26 pound itu, tetapi penantang #1 Garry “The Lion Killer” Tonon berdiri menghalanginya.
Tonon meraih kemenangan submission beruntun di MMA sejak kalah dalam perebutan gelar Juara Dunia di tangan Thanh Le pada 2022 lalu – kekalahan satu-satunya dalam kariernya. Kemenangan ketiga bagi legenda grappling Amerika ini dapat memastikan diriinya untuk menjadi penantang berikut.
Sementara itu, Nguyen duduk di peringkat #3 dan memiliki sejarah tak tertandingi dalam divisi ini.
Bintang Vietnam-Australia itu kembali ke jalur kemenangan dalam laga terakhirnya untuk menunjukkan bahwa ia masih menjadi ancaman tegas, dan sebuah kemenangan krusial atas Tonon dapat saja melejitkan dirinya kembali menuju puncak.