5 Sorotan Kunci Dari ONE Fight Night 25: Nicolas Vs. Eersel II
Lumpinee Stadium dibuat bergemuruh ketika ONE Championship kembali ke Bangkok, Thailand, untuk ONE Fight Night 25: Nicolas vs. Eersel II.
Ajang yang berlangsung pada 5 Oktober itu menjadi saksi terjadinya perpindahan gelar Juara Dunia, dua knockout luar biasa, sebuah kejutan tak terduga, dan banyak hal penting lainnya.
Menyambut hadirnya musim gugur yang mengubah warna dedaunan, berikut sorotan terbesar yang bisa menggambarkan petualangan selanjutnya para bintang yang meraih kemenangan di ONE Fight Night 25 .
Eersel Rebut Takhta Kembali, Nicolas Buktikan Kehebatannya
Misi megabintang Suriname Regian “The Immortal” Eersel untuk meraih kembali status Juara Dunia dua olahraga dan merebut kembali Gelar Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing dari rival Alexis “Barboza” Nicolas berhasil dicapai setelah melewati lima ronde menegangkan.
“The Immortal” menekan sang rival dari Perancis dari bel pembuka, walau Nicolas akhirnya mulai bisa mengimbangi.
Eersel sempat menjaga status tak terkalahkan di ONE Championship sebelum Nicolas mengejutkan dunia di ONE Fight Night 21 April lalu. Enam bulan setelahnya, Nicolas membuktikan kalau kemenangannya dalam laga Kejuaraan Dunia pertama bukanlah kebetulan.
Walau sang bintang berumur 26 tahun berada di pihak yang kalah kali ini, ia berada di sana bersama salah satu bintang kickboxing terbaik sepanjang masa.
Lebih dari segalanya, Eersel membutuhkan tantangan seperti Nicolas untuk menegaskan warisannya. Cerita mereka mungkin belum usai, tapi pada malam itu “The Immortal” kembali mengambil apa yang jadi miliknya, sabuk emas kickboxing.
Assouik Intip Peta Kejuaraan Dunia Lightweight Muay Thai
Eersel juga merupakan Juara Dunia ONE Lightweight Muay Thai, dan sebelum laganya pada Sabtu siang, dua penantang teratas berusaha untuk meraih nama di laga pendukung utama.
Laga tiga ronde itu berlangsung sarat aksi, tapi sang debutan Youssef Assouik memanfaatkan jangkauan dan tendangannya untuk mengungguli mantan penantang Juara Dunia Sinsamut Klinmee di kertas penilaian juri.
Sang striker Denmark – Maroko tak hanya membawa pulang kemenangan penting yang meningkatkan raihannya menjadi 28-3, tapi juga menunjukkan aksi luar biasa yang bisa mengancam “The Immortal.”
Jangkauan, teknik, dan rahang keras milik Assouik adalah apa yang dibutuhkan untuk membuatnya jadi yang berikut untuk menantang sabuk emas Muay Thai. Kemenangan atas Sinsamut tentu berhasil mencuri perhatian sang penguasa divisi.
Lineker Hadir Untuk Muay Thai Di ONE
ONE telah menampilkan ketegangan dari Muay Thai dalam balutan sarung 4-ons, dan mantan Juara Dunia ONE Bantamweight MMA John “Hands of Stone” Lineker hadir untuk mendukung olahraga ini.
Lineker tampak luar biasa dalam debut profesional Muay Thai melawan Asa Ten Pow di ONE 168: Denver pada September lalu, menghadirkan finish mengesankan di ronde kedua. Namun, apa yang terjadi setelahnya jauh lebih impresif.
Di ONE Fight Night 25, Lineker menjatuhkan sang petarung Rusia Alexey Balyko dengan pukulan andalannya yang mencetak dua knockdown di awal. Melihat akan hadirnya finish, Lineker langsung menerjang dengan hook kiri dan kanan. Akhirnya, sebuah hook kiri dan kanan memisahkan kesadaran Balyko sebelum ronde pertama usai.
Lineker tidak mengalahkan lawan ecek-ecek dalam aksinya di Muay Thai, ia mengalahkan striker papan atas yang telah menikmati kesuksesan di panggung global.
Dengan raihan 2-0 di “seni delapan tungkai,” sang bintang Brasil menegaskan julukannya dan memastikan namanya di divisi bantamweight Muay Thai.
Estupinan Siap Masuki Ruang Para Penantang
Johan Estupinan tak pernah kekurangan aksi menegangkan semenjak datang ke ONE. Kurang dari lima bulan, petarung tak terkalahkan itu telah meraih rekor 4-0 dengan tiga finish sarat sorotan.
“Panda Kick” langsung berhadapan dengan Zakaria El Jamari dari ketika bel berbunyi dalam duel flyweight Muay Thai pekan lalu. El Jamari langsung melontarkan serangan di tengah tekanan selama beberapa menit, tapi ia kewalahan di ronde kedua.
Setelah jual beli serangan, Estupinan menembus pertahanan lawannya dan menjatuhkannya lewat sebuah tinju lurus. El Jamari tak bisa menjawab hitungan mundur wasit, dan berakhir dengan finish luar biasa bagi sang bintang berumur 22 tahun itu.
Popularitas Estupinan yang melejit di divisi flyweight Muay Thai bisa membawanya menantang lawan di rangking lima besar, di mana Estupinan bisa menempatkan namanya di antara petarung elite.
Cohen Akhiri Kemenangan Beruntun Pirnie Lewat Aksi Brilian
Shir Cohen tak terancam dengan 22 kemenangan beruntun Amy Pirnie. Ia tak menunjukkan rasa takut atas sang mega bintang Skotlandia dan meraih kemenangan mutlak dalam kontes catchweight Muay Thai – 119,25 ons.
Setelah ronde pertama yang dimenangkan oleh Pirnie, sang bintang muda Israel perlahan mulai menekan lewat tinjunya. Serangan kombinasi mengalir dari tangan Cohen, dan wajah Pirnie menjadi bukti dari enam menit terakhir.
Cohen muncul sebagai bintang Muay Thai dengan raihan sempurna 3-0 di ONE dan 10-1 di rekor profesionalnya. Petarung berusia 23 tahun itu menunjukkan teknik yang tajam, kekuatan, dan mental petarung – semua yang dibutuhkan untuk menjadi juara.
Dalam perlombaan untuk menantang Allycia Hellen Rodrigues untuk Gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Muay Thai, Cohen mengambil langkah besar di ONE Fight Night 25.