5 Sorotan Penting Dari ONE Fight Night 24: Brooks Vs. Balart
Lumpinee Stadium memang dibangun untuk gelaran akbar seperti ONE Fight Night 24: Brooks vs. Balart, ajang dengan 12 laga lintas seni bela diri tingkat tinggi untuk menghibur dunia pada Sabtu, 3 Agustus, pekan lalu.
Konfeti emas memang telah diturunkan setelah laga utama, tapi tak sedikit atlet yang pulang dengan senyum lebar usai meraih kemenangan dan kenangan pada hari itu.
Sambil menanti gelaran besar berikutnya, mari kita lihat kembali sorotan dari sejumlah laga yang dihelat di Bangkok, Thailand.
Brooks Tepati Janjinya Untuk Hadapi Pacio Dalam Laga Trilogi
Setelah mengalahkan Gustavo Balart via kuncian rear-naked choke di ronde pertama dan merebut sabuk ONE Interim Strawweight MMA, Jarred Brooks langsung mengirim pesan bernada ancaman untuk sang penguasa divisi, Joshua Pacio.
Sembari menunggu Pacio sembuh dari cedera lututnya, kedua bintang strawweight ini seperti sudah ditakdirkan bertemu untuk ketiga kalinya. Bagaimanapun, mereka mereka memiliki imbang 1-1, dan divisinya harus tetap berjalan.
Menyusul hasil pada akhir pekan lalu, bisa dipastikan salah satu rivalitas tersengit akan terus berlanjut demi memperebutkan hadiah terbesar dalam MMA.
Bastos Tuliskan Warisan Luar Biasa
Mayssa Bastos adalah atlet dengan prestasi segudang, dan di ONE Fight Night 24, ia melanjutkan warisannya yang luar biasa lewat semangat pantang menyerah.
Danielle Kelly memasuki laga sebagai Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Submission Grappling dan meraih upaya kuncian awal saat menghadapi sang bintang Brasil melalui cengkeraman pada kaki. Namun, Bastos membalas dengan lebih agresif dan menyamakan poin.
Dengan waktu yang terus berjalan, Bastos akhirnya meraih upaya kuncian lewat teknik heel hook. Walau Kelly tidak sampai menyerah, sang Juara Dunia IBJJF sembilan kali meraih keputusan mutlak berkat upaya terus menerus dalam memburu kuncian.
Sabuk emas yang ada di pundaknya setelah berlaga 10 menit kontra Kelly menjadi bukti dari buah kerja kerasnya, serta menegaskan namanya sebagai grappler atomweight terbaik di muka bumi saat ini.
Anane Muncul Sebagai Ancaman Bagi Juara Dunia
Jika ada yang menganggap remeh Nabil Anane hanya karena kalah dalam debutnya kontra Superlek Kiatmoo9, mereka mungkin perlu meminta maaf. Pada akhir pekan lalu, sang petarung Thailand-Aljazair itu kembali membuktikan dirinya layak dianggap sebagai salah satu petarung terbaik di divisi bantamweight Muay Thai.
Menghadapi kontender peringkat #3 Felipe Lobo – yang juga sedang berjuang untuk jadi penantang juara – Anane tampil cekatan dengan memanfaatkan postur menjulang untuk meraih kemenangan mutlak atas sang mantan penantang Gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai.
Kemenangan itu menjadi torehan keempat beruntun dan membuktikan dirinya layak ada di papan atas usai meraih kontrak enam digit dolar dari ONE Championship senilai US$100.000 (Rp1,6 miliar).
Yang lebih penting, kemenangan atas kontender top bisa menempatkan namanya sebagai calon kuat penantang gelar bagi pemenang dari duel Jonathan Haggerty dan Superlek di ONE 168: Denver pada September nanti.
Cahaya Terang Bagi Para Nomor Lima
Juara baru memang telah dimahkotai, tapi di laga awal, sejumlah penantang teratas telah mencuri perhatian para penguasa divisi masing-masing.
Yang pertama, penghuni rangking #5 bantamweight MMA Enkh-Orgil Baatarkhuu kembali mengalahkan anggota Team Lakay seolah itu adalah misi pribadinya. Kuncian lengan (arm-triangle choke) di ronde ketiga sukses membuat Carlo Bumina-ang menyerah dan seolah memberi sinyal pada para pesaing di divisinya.
Kemudian, penghuni peringkat #5 flyweight kickboxing Elias Mahmoudi sukses menundukkan petarung posisi #3 Taiki Naito lewat sebuah pukulan berputar di ronde ketiga sehingga mendekatkan dirinya pada Superlek – meski ia juga mengincar sabuk Muay Thai.
Dan semuanya tidak berhenti sampai di situ saja.
Di divisi featherweight MMA, seniman peringkat #5 Shamil Gasanov sukses mendominasi Aaron Canarte dalam duel tiga ronde demi menjaga posisinya dalam lima besar yang ketat.
Pirnie Mungkin Kian Dekat Menuju Peta Kejuaraan Dunia
Sebelum kontes atomweight Muay Thai antara debutan Amy Pirnie dan Yu Yau Pui dimulai, para penggemar global ONE tahu seberapa besar kekuatan Pirnie – dan ia membuktikannya dengan menjatuhkan Yu kurang dari semenit.
Pada detik 47 ronde pertama, Pirnie melemparkan hook kiri yang mendarat di rahang lawannya dan membuatnya terjatuh ke kanvas. Pembuktian Pirnie memang telah usai, tapi dari sini selebrasinya dimulai. Petarung Skotlandia berumur 31 tahun itu langsung menegaskan namanya di divisi atomweight. KO yang luar biasa itu bisa menempatkannya sebagai penantang gelar setelah mengakhiri tren kemenangan beruntun 6-0 milik Yu.
Suara Yu yang terjatuh ke kanvas menandakan hadirnya Pirnie sebagai salah satu penantang bagi Allycia Hellen Rodrigues dan Gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Muay Thai.