5 Sorotan Terbesar Dari Ajang ‘Blockbuster’ ONE Friday Fights 22
Pada Jumat malam, 23 Juni lalu, Lumpinee Boxing Stadium menjadi tuan rumah bagi salah satu ajang terbesar di tahun ini.
ONE Championship kembali memanaskan suasana untuk malam penuh aksi lainnya dari Bangkok, Thailand, dengan 11 aksi seni bela diri yang sangat menawan.
Ajang ONE Friday Fights 22 itu menampilkan bintang terbesar dari awal sampai akhir, dan tiap atlet yang tampil memang meninggalkan kisah di dalam arena olahraga tarung bersejarah di ibu kota Thailand ini.
Saat seluruh sorotan lampu itu padam, dan kursi-kursi dikosongkan setelah malam penuh aksi lainnya, berikut adalah lima sorotan terbesar dari ONE Friday Fights 22.
Malykhin Tetap Jadi Kekuatan Tak Terhentikan
Laga penyatuan gelar Juara Dunia ONE Heavyweight antara Anatoly “Sladkiy” Malykhin melawan Arjan “Singh” Bhullar berakhir sama seperti laga-laganya sebelum ini — jauh sebelum bel akhir laga berbunyi.
Juara Dunia dua divisi ONE ini menekan “Singh” sampai pada titik dimana ia kehilangan keseimbangan dan tak dapat menyatukan kombinasi serangan, dan Bhullar tak dapat menjawabnya.
Bahkan saat Bhullar mencoba mengalihkan laga ke ranah grappling, Malykhin menjauhkannya dengan mudah dan menyerangnya dengan rangkaian jab dan straight-nya. Pada akhirnya, itu semua terlalu berat untuk diatasi pria India-Kanada ini.
Malykhin menjatuhkannya ke atas kanvas pada ronde ketiga laga mereka dan melepaskan pukulan keras sampai wasit menghentikan laga.
Dengan kemenangan ini, “Sladkiy” membawa catatan rekor sempurna itu menjadi 13-0 dengan 13 penyelesaian, serta meraih sebuah bonus penampilan lain senilai US$50.000 dari Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong.
Menjaga catatan rekor profesional sempurna itu tidaklah mudah. Menghentikan semua orang bahkan jauh lebih sulit lagi. Namun, Malykhin membuat ini nampak mudah saat melawan petarung elite di tiap laganya.
Oleh karena itu, akankah ada sosok yang dapat menghentikan Juara Dunia ONE Light Heavyweight dan Heavyweight ini? Pertanyaan ini akan semakin sulit terjawab seiring berjalannya waktu.
Prajanchai Dekati Laga Penebusan Kontra Lasiri
Prajanchai PK Saenchai mengungguli Sam-A Gaiyanghadao via keputusan mayoritas untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai dalam pertemuan pertama mereka pada Juli 2021 lalu.
Hampir dua tahun kemudian, pria berusia 28 tahun ini memastikan dominasinya dengan KO ronde kedua yang mengejutkan atas sang legenda itu, kali ini untuk memenangi sabuk interim divisinya dan bonus penampilan senilai US$50.000.
Hanya dibutuhkan satu ronde bagi Prajanchai untuk mengurai penempatan waktu Sam-A, tapi saat ia melakukannya, petarung muda ini menemukan sasaran untuk kombinasi tinju kuatnya – terutama pukulan straight kiri keras itu.
Faktanya, perwakilan PK Saenchai ini menggunakan salah satu pukulan itu untuk menjatuhkan Sam-A. Saat ikon Thailand itu mampu berdiri kembali, Prajanchai menghujaninya dengan serangan keras sebelum kembali membuat lawannya itu terkapar dengan kepala di bawah setelah siku kanan keras.
Akhir empatik ini menjadi penyelesaian tegas bagi persaingannya dengan Sam-A, dan itu menjadi peringatan keras bahwa dirinya akan maju dengan pembalasan dendam melawan pria yang merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai miliknya – Joseph Lasiri.
Superlek Beri Alasan Kuat Sebagai Penguasa Pound-For-Pound
Superlek Kiatmoo9 memberi pelajaran berharga bagi remaja berusia 19 tahun, Nabil Anane, dalam laga flyweight Muay Thai mereka di Lumpinee Boxing Stadium.
Tinggi badan petarung Aljazair itu menjadi papan tulis bagi Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing ini, yang menuliskan berbagai pelajaran keras dengan tendangan rendah dan serangan tubuh kerasnya.
Pada ronde pertama, “The Kicking Machine” melepaskan pukulan kanan keras di tubuh remaja itu, yang membuatnya tak dapat melanjutkan laga. Hanya setelah 123 detik, bel akhir pertandingan berbunyi dan kelas itu pun selesai, serta sekali lagi membuktikan bahwa Superlek memang ada di tingkatan berbeda.
Setelah penampilan seperti ini – yang memberinya bonus US$50.000 – penantang #1 flyweight Muay Thai itu dapat saja menjadi striker pound-for-pound terbaik di muka bumi.
Sitthichai Tak Kehilangan Ritme Saat Kembali Di Muay Thai
Superlek tak hanya menjadi satu-satunya superstar Thailand yang sukses kembali beraksi dalam Muay Thai pada 23 Juni. Sitthichai Sitsongpeenong kembali mengenakan sarung tangan MMA 4-ons itu untuk pertama kalinya setelah dua tahun, demi memasuki laga featherweight melawan Eddie Abasolo.
Penampilan kembali Sitthichai ini memberi sinyal untuk lebih dari sekadar kemenangan dalam rekornya. Penantang #2 featherweight ini mengejutkan rival kuat asal Amerika itu dan meraih kemenangan mutlak dengan berbagai teknik menarik.
Hasil sistematis nan keras ini jelas dirasakan juga oleh Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai Tawanchai PK Saenchai.
Lagipula, Sitthichai mengalahkan kompatriotnya itu di atas panggung dunia, dimana ia mengamankan keputusan terbelah di ONE: BATTLEGROUND III pada Agustus 2021 lalu. Kini, nampak bahwa Sitthichai ingin mengulang sejarah dengan pertaruhan yang lebih besar lagi.
Bintang Baru Dan Para Veteran Pukau Penonton Di Bangkok
Setiap minggu, ONE Friday Fights memberi sengatan baru pada dunia bela diri dengan berbagai aksi menawan dan penyelesaian tak terlupakan. ONE Friday Fights 22 melanjutkan tren tersebut dengan cara epik saat gelombang atlet lainnya berhasil memaksimalkan kesempatan mereka.
Atlet favorit penggemar, Seksan Or Kwanmuang dan Thongpoon PK Saenchai, melanjutkan kemenangan beruntun mereka di Bangkok dengan dua kemenangan mutlak luar biasa, yang menjadikan rangkaian ini sangat spesial.
Sebagai tambahan, Thongpoon juga meraih kontrak senilai US$100.000 untuk tampil di panggung utama ONE Championship setelah penampilan luar biasanya itu.
Nico Carrillo, Kongthoranee Sor Sommai dan Akram Hamidi juga menempatkan nama mereka di bawah sorotan besar dengan penyelesaian luar biasa, yang membawa mereka menuju langkah berikutnya di perjalanan seni bela diri masing-masing petarung ini.
Dalam kartu yang sarat dengan sepasang laga Kejuaraan Dunia, petarung pound-for-pound terhebat dan bintang legendaris, mereka mampu memanfaatkan momen besar di Lumpinee Boxing Stadium yang bersejarah itu.