5 Submission Terbaik Sepanjang Karier Luar Biasa Shinya Aoki
Legenda MMA Jepang Shinya “Tobikan Judan” Aoki adalah salah satu grappler yang paling ditakuti dalam sejarah seni bela diri campuran.
Juara Dunia ONE Lightweight ini memegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu di bawah asuhan Yuki Nakai di Jepang, serta berlatih dengan para Juara Dunia BJJ lainnya di Evolve MMA, Singapura. Tidak aneh bahwa dirinya dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu spesialis submission terbaik yang masih aktif berlaga dalam bela diri campuram.
Aoki memiliki rekor profesional luar biasa dengan 39 kemenangan dan hanya 6 kekalahan. Dari seluruh kemenangannya itu, ia mengakhiri 25 laga dengan submission. Ini jelas menjadi sebuah pencapaian yang patut dikagumi, terutama dalam dunia bela diri campuran. Aoki juga telah memenangkan berbagai turnamen grappling dan BJJ dalam kariernya.
Pada usianya yang ke-33, Shinya adalah atlet veteran yang sudah berkarya selama 13 tahun dan telah tampil dalam berbagai laga klasik, serta melawan kompetitor terbaik di Asia dan seluruh dunia.
Hari Jumat, 11 November ini di Singapore Indoor Stadium, Aoki akan kembali untuk mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Lightweight melawan Eduard “Landslide” Folayang dari Filipina dalam lima ronde laga utama di ajang ONE: DEFENDING HONOR.
Walau lawannya adalah striker bertalenta, Aoki akan mencoba menggunakan teknik grappling andalannya demi mempertahankan sabuk itu. Mari simak lima submission terbaik Shinya Aoki dalam kariernya.
#1 Twister
Submission terbaik Aoki diraihnya belum lama, pada tahun 2014, dalam sebuah pertandingan lokal melawan sesama atlet Jepang, Yuki Yamamoto.
Yamamoto, yang mencari kesempatan untuk bertukar pukulan, mencoba menjaga jarak dengan sang grappler melalui beberapa pukulan yang tepat waktu. Namun, Aoki adalah seorang pakar dalam menutup jarak dan ia pun meraih single-leg takedown. Sesudah menutup jarak, Aoki menempel ke Yamamoto dan menyeretnya ke atas kanvas.
Di posisi ground, kurangnya pengalaman Yamamoto terlihat saat ia menyerahkan punggungnya dan Aoki melihat kesempatan untuk meluncurkan salah satu kuncian paling kreatif yang pernah ada – yang juga adalah sebuah kuncian yang sangat langka – Twister.
Hanya tangan kanan Yamamoto yang tidak terkunci, yang pada akhirnya digunakan untuk tap-out.
#2 Gogoplata
Kuncian Gogoplata jarang sekali digunakan dalam dunia bela diri campuran profesional. Ryusuke Uemura dikenal sebagai atlet pertama yang sukses mengeksekusi kuncian ini dalam MMA pada tahun 2005.
Tetapi, Shinya Aoki, yang jelas berkemampuan tinggi dalam pertarungan ground, mampu mengakhiri dua laga menggunakan kuncian Gogoplata – saat menghadapi Joachim Hansen pada tahun 2006 dan melawan Katsuhiko Nagata di tahun 2008.
Gogoplata adalah satu jenis kuncian leher yang dieksekusi dalam posisi ‘rubber guard’ yang sangat dikuasai oleh Aoki. Badan dan anggota tubuh yang panjang memampukan Aoki menyelipkan tulang kering dan kakinya di bawah leher lawan, yang membuat manuver sulit ini terlihat mudah.
#3 Flying Triangle Choke
Aoki tidak mendapatkan julukan “Tobikan Judan” tanpa alasan. Panggilan yang telah melekat pada Aoki selama bertahun-tahun ini diterjemahkan menjadi “Grandmaster Dari Submission Di Udara.” Lihatlah rekaman sorotan pertandingan dari Shinya Aoki dan anda akan mengetahui bagaimana ia mendapatkan julukan itu.
Aoki gemar ‘meloncat’ untuk meraih submission dari posisi clinch – sebuah teknik gi yang lazim dalam Brazilian jiu-jitsu. Namun, tak banyak atlet MMA yang dapat meluncurkan strategi ini dengan sukses karena sulitnya menggenggam lawan yang tidak mengenakan gi.
Tubuh Aoki yang ramping dan lentur memudahkannya untuk menggunakan ‘submission di udara’ ini dengan mudah. Pada tahun 2006, Aoki menggunakan flying triangle choke untuk menaklukkan Clay French dengan penuh keindahan.
Aoki hanya membutuhkan kurang dari empat menit dalam ronde pertama untuk mencetak submission atas French, serta memperkenalkan teknik ‘submission di udara’ pada dunia MMA.
#4 Heel Hook
Kuncian heel hook dalam bela diri campuran adalah teknik yang lazim digunakan. Seringkali, kedua atlet salng menggunakan teknik ini secara bersamaan, dimana sangat lazim bagi grappler tingkat tinggi saling berebut posisi dan mencari celah.
Namun, jarang ada atlet yang meraih kemenangan dengan kuncian heel hook, kecuali tentunya nama anda adalah Shinya Aoki.
Pada tahun 2008, Aoki melawan Juara UFC Lightweight Eddie Alvarez dan hanya membutuhkan satu setengah untuk mendapatkan kuncian heel hook.
Alvarez, yang dikenal dengan agresi dan kemampuan gulat tingkat tinggi, mencoba menekan Aoki dengan jab dan kombinasi kuat sambil bergerak maju. Sebagai pakar grappling, Aoki tetap tenang dan menunggu dengan sabar untuk sebuah celah yang terbuka.
Saat Alvarez menendang ke arah tubuh lawannya, Aoki menangkap tendangan tersebut dengan tangannya dan menggunakan momentum ini untuk menyeret Alvarez ke posisi ground. Lalu, Aoki mengincar pergelangan kaki lawannya ini dan memaksa lawannya untuk tap-out.
#5 Neck Crank
Rear-naked choke adalah kuncian leher yang sering digunakan dalam MMA. Para petarung seringkali berusaha meraih punggung lawan, serta menggunakan kendali pergelangan dan transisi luar biasa untuk menyelipkan tangan ke bawah dagu lawan dan mengunci lehernya.
Walau terdengar mudah, menyelipkan tangan kebawah dagu lawan dapat menjadi sulit jika pertahanannya sangat baik.
Shinya Aoki adalah salah satu atlet yang tak perlu menyelipkan tangan ke leher lawannya. Yang dilakukan Aoki adalah menempatkan lengan diatas mulut atau pipi lawannya, kemudian dengan mudah menekan leher lawannya dari posisi tersebut.
Ini menyebabkan rasa sakit yang luar biasa pada siapapun, bahkan walau mereka belum terkena kuncian leher itu, mereka akan tap-out karena rasa sakit yang tak tertahankan. Aoki adalah seorang pakar dalam gerakan ini, dimana ia telah empat kali memenangkan pertandingan profesional melalui teknik tersebut.