7 Fakta Tersembunyi Tentang Para Bintang Di ONE: INSIDE THE MATRIX IV
Akan hadir 10 atlet kelas dunia dalam ajang ONE: INSIDE THE MATRIX IV, dimana para penggemar telah mengetahui pencapaian mereka dalam dunia bela diri.
Namun, terdapat berbagai hal lain yang tidak diketahui banyak orang terkait para bintang yang berlaga di ajang yang sebelumnya telah direkam ini, yang akan tayang hari Jumat, 20 November nanti.
Sebelum rangkaian aksi berlangsung dari Singapore Indoor Stadium, berikut adalah tujuh fakta menarik tentang para seniman bela diri campuran, kickboxer dan nak muay dalam kartu pertandingan ini.
Wang Jalani Pendidikan Shaolin
Walau “Golden Boy” Wang Junguang kini menjadi kickboxer terkenal di dunia, ia memulai perjalanannya dalam dunia bela diri melalui kung fu, saat ayahnya mengirim dirinya ke kuil Shaolin untuk berlatih dalam seni tarung berusia ratusan tahun itu.
Sejak itu, “Golden Boy” mendedikasikan hidupnya untuk berlatih dan berharap bahwa kemenangan atas Aslanbek Zikreev dalam laga utama Jumat ini akan membawanya kembali ke jalur menuju Kejuaraan Dunia ONE Strawweight Kickboxing.
Bruno Pucci Alami Kesulitan Masa Kecil
Bruno “Puccibull” Pucci tak selalu menjadi atlet yang handal seperti saat ini. Sebagai seorang anak, ia menderita defisiensi hormon pertumbuhan anak-anak dan memiliki ukuran tubuh sangat kecil.
Pucci menjalani terapi pergantian hormon, dimana walau kondisinya terbantu, ia juga mengalami kelebihan berat badan. Namun, setelah seorang dokter menyarankannya untuk berolahraga, “Puccibull” akhirnya menemukan Brazilian Jiu-Jitsu, meningkatkan kesehatannya, serta menjadi Juara Dunia BJJ No-Gi dua kali.
Masa Sekolah Yang Keras Bagi Kwon Won Il
Bertumbuh besar di Daejeon, Korea Selatan, “Pretty Boy” Kwon Won Il adalah murid yang cukup nakal. Ia seringkali terlibat dalam perkelahian dan bahkan dikeluarkan dari sekolah.
Saat orang tua Kwon menerima berita dari sekolah, ibunya menangis. Melihat itu, “Pretty Boy” bersumpah untuk berubah dan menempatkan energinya untuk sesuatu yang positif — seni bela diri campuran.
- Pertaruhan Besar Para Bintang Di ONE: INSIDE THE MATRIX IV
- Wang Junguang Ingin Raih ‘Kemenangan Sempurna’ Di Laga Utama
- Sorotan Terbaik Dari Ajang ONE: INSIDE THE MATRIX III
Maira Mazar Bertanya-Tanya
Maira Mazar tak pernah mendapatkan jalur yang mudah, dimana ia bekerja dari usia 13 tahun untuk membantu dirinya dan keluarga. Di usia ke-16, ia menemukan sanda dan memulai perjalanannya dalam dunia bela diri, namun itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Maka, bintang Brasil ini bekerja sebagai jurnalis sembari berlatih dan berkompetisi. Pada tahun 2017, ia berhenti dari pekerjaannya untuk sepenuhnya terfokus dalam disiplin bela diri campuran dan meraih beasiswa bersama sasana Evolve Fight Team yang terkenal di Singapura.
Ryogo Takahashi Dan Impiannya Dalam Komedi
Berbagai bintang ONE Championship sempat memiliki karier yang cukup unik sebelum mereka bergabung bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini, tetapi Ryogo “Kaitai” Takahashi mungkin memiliki pekerjaan yang paling berbeda.
Atlet Jepang ini ingin menjadi seorang komedian. Pada tahun 2013, ia pindah ke Tokyo dan belajar di sekolah komedi Yoshimoto New Star Creation (NSC) bersama sahabatnya Takuya Emi, dan menampilkan aksi sketsa komedi bergaya Jepang mereka, Midi-chlorian.
“Kaitai” kemudian menyadari bahwa ia harus memilih untuk terfokus pada seni bela diri atau dunia komedi. Untungnya, bagi para penggemar ONE, ia memilih yang pertama.
Masa Remaja Rocky Ogden Di Thailand
Saat Rocky Ogden memutuskan untuk terjun sepenuhnya dalam karier di disiplin Muay Thai, ia mengetahui bahwa tempat terbaik untuk melakukan itu adalah dengan berlatih di negara asalnya.
Saat berusia 16 tahun, bintang muda Australia ini mencoba untuk tinggal selama satu bulan di Thailand. Tak lama kemudian, ia beberapa kali kembali dan tinggal selama enam bulan di “Negeri Gajah Putih.”
Ogden menjadi sangat ahli dalam “seni delapan tungkai” dan bahasa Thailand, dimana ia pun meraih penghargaan di arena terberat yang dapat ditawarkan olahraga ini.
Joseph Lasiri ‘Terlalu Kecil’ Untuk Dapat Berhasil
Keinginan pertama dari Joseph “The Hurricane” Lasiri bukanlah terjun ke dalam disiplin Muay Thai. Sebaliknya, pejuang Italia ini jatuh cinta pada “permainan indah” sepak bola saat ia masih muda.
Namun, pelatih Lasiri mengatakan bahwa tubuhnya terlalu kecil dan mengakhiri mimpi masa kecilnya ini dengan menendangnya keluar dari tim.
Hal itu membakar semangat “The Hurricane.” Saat ia menemukan Muay Thai, ia memfokuskan seluruh energinya ke dalam olahraga baru supaya ia tak lagi dipandang sebelah mata – dan membuktikan perjuangannya saat merebut gelar Juara Dunia WBC Muay Thai pada tahun 2017.
Baca juga: 5 Alasan Untuk Tidak Melewatkan ONE: INSIDE THE MATRIX IV