9 Grappler Tersukses Di Bawah Bendera ONE Championship
Sementara terdapat berbagai striker berprestasi di ONE Championship, terdapat pula grappler kelas dunia yang menaiki tangga divisi dalam organisasi ini.
Faktanya, berikut adalah sembilan atlet yang memiliki berbagai gelar juara dunia dalam disiplin gulat, Brazilian jiu-jitsu dan pankration, serta bertransisi dengan luar biasa di dalam arena.
Bibiano Fernandes
Bibiano “The Flash” Fernandes telah mendominasi dalam kariernya. Pria beusia 37 tahun ini, yang dibesarkan dalam kemiskinan dan pernah hidup di Hutan Amazon, lima kali menjadi juara dunia Brazilian jiu-jitsu.
Ia merebut gelar dalam divisi sabuk ungu pada tahun 2001, divisi sabuk coklat satu tahun kemudian, serta dalam divisi sabuk hitam pada tahun 2003, 2005 dan 2006. Sebagai tambahan, ia juga memenangkan Kejuaraan Pan American selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2004 sampai 2006.
Fernandes lalu memanfaatkan kemampuan submission kelas dunia tersebut sebagai atlet profesional. Atlet Brasil ini memenangkan Kejuaraan DREAM Featherweight pada tahun 2009, serta turun satu divisi untuk merebut gelar Kejuaraan DREAM Bantamweight dua tahun kemudian.
“The Flash” lalu bergabung bersama ONE dan merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Bantamweight Interim dalam debutnya pada Mei 2013. Ia menjadi juara tak terbantahkan lima bulan kemudian, serta mempertahankan sabuknya tujuh kali sampai saat ini, dan menguasai divisinya sebagai pemegang gelar paling dominan dalam organisasi ini.
Angela Lee
Ia mungkin baru berusia 21 tahun, tetapi Angela “Unstoppable” Lee selalu membawa emas.
Lee, yang mempelajari berbagai disiplin sejak ia masih kecil, membuktikan diri sebagai atlet kelas dunia saat remaja. Ia dua kali menjadi Juara Dunia Pankration pada tahun 2012, Juara Gulat Negara Bagian Hawaii pada 2013, serta Juara Destiny MMA Strawweight pada tahun 2014.
Setelah mengawali karier profesionalnya dengan sempurna di ONE Championship melalui rangkaian kemenangan submission, ia merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Women’s Atomweight perdana dengan mengalahkan veteran berpengalaman Mei Yamaguchi pada Mei 2016.
Dengan rekor 8-0, sang juara tak terkalahkan akan mempertahankan gelarnya melawan Yamaguchi dalam sebuah laga ulang pada tahun 2018 nanti.
Roger Gracie
Roger Gracie dapat dikatakan sebagai bangsawan dalam dunia bela diri. Pria berusia 35 tahun ini, yang menerima sabuk hitamnya hampir 15 tahun yang lalu, mungkin adalah salah satu yang terbaik dalam disiplin submission yang satu ini.
Pemegang sabuk hitam tingkat tiga ini 10 kali menjadi Juara Dunia Brazilian jiu-jitsu dalam divisi sabuk hitam di beberapa kelas berat badan, serta telah merebut beberapa gelar ADCC, Pan American, dan juara nasional Brasil.
Secara impresif, ia mencapai semua ini sembari berlaga di dalam arena bela diri campuran. Ia mencetak debut profesional yang sukses pada tahun 2006, mengumpulkan rekor 8-2, serta memaksa Michal Pasternak tap-out pada bulan Mei 2016 untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Light Heavyweight.
Shinya Aoki
Shinya Aoki telah lama dianggap sebagai seniman bela diri terbaik di Asia dalam era modern, dan itu semua diberikan atas alasan yang baik.
Atlet Jepang berusia 34 tahun ini adalah pemegang sabuk hitam judo dan BJJ yang mengawali karier profesionalnya pada tahun 2003. Ia melengkapinya dengan kompetisi submission grappling, memenangkan Kejuaraan All-Japan dalam divisi sabuk coklat pada tahun 2004 dan dalam divisi sabuk hitam satu tahun kemudian.
Ia juga menjadi Juara ADCC Japan Trial pada tahun 2005, Juara Grappling Shooto pada tahun 2006, dan Juara Deep X Superfight pada tahun 2007.
Namun, kesuksesan terbesar Aoki terjadi di dalam arena bela diri campuran. Ia merebut gelar Kejuaraan Shooto Welterweight pada tahun 2006, Kejuaraan WAMMA Lightweight pada tahun 2008, Kejuaraan DREAM Lightweight pada tahun 2009, serta Kejuaraan Dunia ONE Lightweight pada April 2013.
Michelle Nicolini
Walau Michelle Nicolini awalnya berlaga dalam disiplin capoeira pada usianya yang ke-14 di tanah kelahirannya, Brasil, ia mengalihkan perhatiannya pada BJJ tiga tahun kemudian, dan setelah itu menjadi salah satu praktisi wanita tersukses dalam “gentle art” ini.
Pemegang sabuk hitam berusia 35 tahun ini delapan kali menjadi juara dunia Brazilian jiu-jitsu, dimana ia merebut penghargaan tersebut dalam berbagai kelas berat badan sejak tahun 2006. Ia juga tiga kali menjadi Juara Pan American (2008, 2010, 2011), Juara Dunia No-Gi (2008 dan 2010), serta Juara World Pro Cup (2012).
Setelah meraih puncak dari disiplin BJJ, ia mengalihkan perhatiannya ke dalam kompetisi profesional dalam arena, dan menemukan jalurnya ke ONE Championship. Sejak itu ia telah memenangkan dua laga beruntun melalui sebuah submission impresif demi meraih catatan rekor 4-1.
Kairat Akhmetov
Kairat “The Kazakh” Akhmetov mungkin telah menjadi penguasa olahraga tarung di tanah kelahirannya Kazakhstan, namun pada beberapa tahun terakhir ini, ia berkembang pesat di luar perbatasan.
Pria berusia 29 tahun itu adalah grappler alamiah yang mencapai ketenaran dalam skala nasional pada awal kariernya. Ia merebut gelar Kejuaraan Pemuda Gulat Grec0-Roman Kazakhstan pada tahun 2002, serta Kejuaraan Pemuda Gulat Grec0-Roman Asia satu tahun kemudian, yang diikuti dengan kejuaraan taekwondo tingkat provinsi pada tahun 2006.
Ia akhirnya memenangkan Kejuaraan Pemuda Gulat Grec0-Roman Flyweight Kazakhstan selama tiga tahun berturut-turut, serta memasuki karier profesional. Ia kemudian memenangkan gelar Juara Alash Pride FC Flyweight pada tahun 2012 dan segera menjadi Juara Dunia ONE Flyweight pada tahun 2015 dengan rekor luar biasa, 23-0.
Walau ia kehilangan sabuknya pada bulan Agustus, ia memulai perjuangannya kembali dengan cara dramatis, dimana ia baru-baru ini mengungguli Geje Eustaquio melalui keputusan terbelah.
Marat Gafurov
Marat “Cobra” Gafurov memulai pelatihan bela dirinya saat ia baru berusia 15 tahun, serta menikmati kesuksesan luar biasa sejak itu.
Pria Rusia berusia 32 tahun ini merebut gelar Kejuaraan BJJ Dagestan pada tahun 2010, Kejuaraan Dunia FILA dalam Grappling dan Pankration pada tahun 2011, serta Kejuaraan Nasional ADCC Grappling pada tahun 2012. Ia juga menampilkan kemampuan menyeluruh dengan memenangkan Kejuaraan Eurasian dalam pertarungan tangan kosong militer (military hand-to-hand combat).
Gafurov juga memiliki beberapa disiplin bela diri dan segera memutuskan untuk mengujinya di dalam arena. Pada tahun 2012, dua tahun setelah ia mencetak debut profesionalnya, ia merebut gelar Juara M-1 Featherweight.
Tiga tahun kemudian, sebagai atlet tak terkalahkan, ia merebut gelar Kejuaraan Duni ONE Featherweight, yang juga memberinya rekor dunia untuk kemenangan terbanyak beruntun melalui kuncian rear-naked choke dalam prosesnya.
Ia mungkin kehilangan sabuk itu di tangan sang juara Martin Nguyen bulan Agustus lalu, namun seperti yang ditunjukkan Gafurov selama hidupnya, ia akan kembali dan menjadi lebih baik.
Alex Silva
Sebagai pemegang sabuk hitam tingkat tiga dalam Brazilian jiu-jitsu, Juara Dunia ONE Strawweight Alex Silva telah memenangankan berbagai turnamen grappling dalam hidupnya.
Kini berbasis di Singapura, dimana ia berlatih dan bekerja sebagai instruktur di Evolve MMA, Silva membawa 15 tahun pengalaman bertandingnya ke dalam arena bela diri campuran. Ia juga memiliki berbagai gelar dalam disiplin grappling yang dimenangkannya di Brasil, termasuk kejuaraan dunia Copa Do Mundo yang prestisius.
Kesuksesan Silva berlanjut di dalam arena dengan enam kemenangan submission – lima diantaranya terjadi di ONE Championship. Ini termasuk kemenangan Submission Terbaik Tahun Ini dimana ia mencetak penyelesaian pada ronde pertama atas grappler yang sebelumnya tak terkalahkan Hayato Suzuki, yang membawanya menuju sebuah laga perebutan gelar melawan Yoshitaka Naito.
Silva lalu mengungguli Naito setelah lima ronde untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Strawweight.
Mei Yamaguchi
Mei “V.V.” Yamaguchi juga memiliki berbagai gelar luar biasa. Awalnya memulai dalam disiplin karate, wanita berusia 34 tahun ini mempelajari Brazilian jiu-jitsu saat masih kuliah. Ia tampil dengan baik dalam berbagai kompetisi, memenangkan beberapa medali, termasuk medali emas di Kejuaraan Pan-American BJJ dan Kejuaraan Asian Open.
Sejauh ini, kompetitor Jepang ini mengalami tahun yang penuh pencapaian. Ia meraih posisi kedua di Abu Dhabi Grand Slam: Tokyo 2017 Tournament dalam divisi sabuk coklat dan hitam wanita 55kg, serta meraih posisi kectiga dalam Kejuaraan Dunia IBJJF 2017 Jiu-Jitsu dalam divisi sabuk coklat wanita. Melalui pencapaian tersebut, ia menerima sabuk hitam BJJ-nya.
Sebagai tambahan dari perjalanannya dalam BJJ, Yamaguchi telah mencapai berbagai hal di dalam arena bela diri campuran. Ia memenangkan Kejuaraan Valkyrie Women’s Featherweight pada bulan Februari 2010, sebelum merebut gelar Kejuaraan DEEP Jewels Featherweight pada Mei 2015.
Walau ia harus mengakui keunggulan Angela Lee dalam Kejuaraan Dunia ONE Women’s Atomweight yang perdana satu tahun kemudian, Yamaguchi memiliki sebuah kesempatan lainnya untuk merebut gelar tersebut. Setelah mengalahkan Jenny Huang dan Gina Iniong tahun ini, ia akan bertemu Lee pada tahun 2018 dalam laga ulang yang digadang sebagai “penuh aksi” dan “epik.”