Adriano Moraes Vs. Demetrious Johnson: 4 Kunci Kemenangan
Inilah waktu bagi Adriano “Mikinho” Moraes dan Demetrious “Mighty Mouse” Johnson untuk berhadapan di salah satu laga bela diri campuran terbesar dalam sejarah.
Moraes yang berasal dari Brasil akan mempertaruhkan gelar Juara Dunia ONE Flyweight melawan sang GOAT, yang tayang secara langsung di jam tayang utama televisi AS dalam ajang “ONE on TNT I,” Rabu malam waktu AS atau Kamis pagi waktu Indonesia, 8 April ini.
Para penggemar telah membayangkan laga ini sejak legenda asal AS ini bergabung bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini. Kini, saat semuanya akan berlangsung, baik sang Juara Dunia dan penantangnya sangat bersemangat.
Sebelum Moraes dan Johnson berjuang demi emas, simak empat kunci kemenangan dalam laga kolosal ini.
Ritme Tinggi DJ Dalam 5 Ronde
Lebih dari hanya menerapkan salah satu teknik yang spesifik, Johnson akan ingin menerapkan ritme pertandingan yang tinggi ke arah penguasa divisi itu.
Sang Juara ONE Flyweight World Grand Prix ini dikenal atas staminanya yang luar biasa dan serangan konstannya. Sebelum ini, Dj 10 kali memasuki ronde kelima dalam laga perebutan gelar Juara Dunia dan jarang membutuhkan waktu istirahat. Faktanya, warga Washington ini menghentikan tiga lawannya pada stanza penutup — dan satu pada detik terakhir.
Itu adalah kenyataan mengerikan bagi semua lawannya, karena mereka tak akan mampu bernafas lega selama 25 menit saat “Mighty Mouse” mencoba mematahkan mereka, baik fisik dan mental.
“Saya mencoba sebaik mungkin untuk memastikan saya dapat menekan mereka dalam laga dan membuat [lawan-lawan saya] sangat tidak nyaman, lalu saya akan mencoba menenggelamkan mereka pada ronde-ronde terakhir,” kata Johnson baru-baru ini, serta menambahkan bahwa ia meyakini Moraes akan menyerang keras dari awal.
Jangkauan Panjang Moraes
Moraes memiliki anatomi tubuh dan kekuatan fisik yang dapat menghentikan kegigihan Johnson untuk mendesak maju, dimana seluruh aset tersebut memberi kesempatan bagi sang juara untuk menciptakan jarak dan kerusakan besar.
Lebih spesifik lagi, perwakilan American Top Team ini memiliki keunggulan 12 sentimeter atas “Mighty Mouse,” yang memberinya keunggulan jangkauan tangan dan kaki.
Dengan itu, “Mikinho” bekerja keras dengan pelatih striking Katel Kubis di Florida, dimana ia akan ingin memanfaatkan keunggulan fisiknya itu dengan menggunakan pukulan straight kuat dan tendangan rendah.
Untuk mendekat dan mencetak poin, Johnson akan harus melewati daerah berbahaya — sesuatu yang tak pernah ditakutinya.
Tetapi jika warga Brasilia itu dapat membuat penantangnya frustrasi dan menjaga jarak dengan baik, ada lebih banyak kesempatan bagi “Mighty Mouse” untuk membuka celah pertahanannya atau membawa dirinya ke posisi yang kurang menguntungkan saat berusaha menutup jarak.
Dan jika DJ kelelahan saat berusaha menutup jarak itu, keraguan sesaat itu dapat memberi keuntungan besar bagi Moraes.
- Demetrious Johnson Berencana Main Cepat, ‘Tenggelamkan’ Moraes
- 5 Alasan Mengapa Adriano Moraes Dapat Kalahkan DJ
- Adriano Moraes Abaikan Status Kuda Hitam, Akan Kalahkan DJ Di TNT
DJ Terapkan Kata ‘Campuran’ Dalam Bela Diri Campuran
Kartu As terbesar milik Johnson saat melawan jarak serang “Mikinho” adalah variasi gerakannya yang tak tertebak, dan itu akan menjadi faktor terbesar dalam serangannya di laga bersejarah ini.
Superstar Amerika Serikat ini sangat mulus saat bertransisi ke berbagai gaya dan jarak bertarung, yang menjadi keunggulan terbesarnya.
Semua lawannya tak hanya harus bertahan dari ritme tekanan keras yang seakan tak pernah berhenti – mereka juga harus tetap terfokus secara mental karena DJ melakukan feint dan bergerak secara konstan di sisi luar untuk menyembunyikan serangan keras dan takedown miliknya.
Ia jarang sekali memberi pola yang dapat diikuti, maka sang legenda bela diri campuran itu dapat masuk di balik feint, pukulan dan tendangannya untuk mengamankan posisi clinch di bagian tubuh atas atau menyerang kaki.
Saat berada di posisi clinch atau masuk ke ground, Johnson akan menyerang dengan cara non-ortodoks yang tak memberi kesempatan bagi rivalnya untuk bertahan dengan baik, dimana ia juga dapat bergerak dari striking, ke lemparan, ke submission dalam waktu sepersekian detik.
DJ meyakini bahwa “Mikinho” lebih nyaman saat berlaga dalam ritme yang sedikit lebih lamban, serta dalam posisi yang jelas, maka ia akan mengambil kenyamanan itu dengan tranisisi cepat dan variasi antara teknik striking, gulat dan pertarungan ground keras.
Jika Moraes kewalahan, “Mighty Mouse” dapat meraih keuntungan terbesar dari keraguan atau keputusan buruk sang Juara Dunia dan mencetak penyelesaian besar.
‘Mikinho’ Sang Pembelit
Dengan fakta di atas, bintang Brasil yang berpenampilan santai ini jarang sekali terlihat tidak nyaman saat berlaga di atas panggung dunia. Bahkan dalam kekalahannya yang sangat jarang terjadi – semuanya melalui keputusan terbelah (split decision) – ia tak pernah nampak terpuruk.
Sebaliknya, Moraes memiliki kecenderungan untuk membawa laga ke zona nyamannya, di posisi ground, dimana ia berjaya. Walau Johnson juga pegulat yang hebat, Tatsumitsu “The Sweeper” Wada menunjukkan bahwa bahkan sang GOAT memiliki celah yang dapat dieksploitasi oleh “Mikinho.”
Jika atlet Brasil itu dapat meraih posisi kendali punggung (back-control) dari clinch, atau jika ia mampu menggunakan transisi cepatnya demi meraih punggung di ground, sang penantang akan menghadapi kesulitan yang besar.
Seperti Wada, Moraes memiliki bagian tubuh yang cukup panjang dan sangat gemar menggunakan semuanya demi mengamankan posisi body triangle dari punggung. Pemegang sabuk hitam BJJ ini hampir tak terkalahkan dari posisi ini dan di situlah ancaman submission terbesarnya muncul.
“Mighty Mouse” akan berupaya untuk tetap tenang dan seringkali menyerang balik, tetapi Moraes memiliki ketelitian untuk melihat celah. Ia dapat beralih dari posisi ke submission dalam sekejap, dan meyakini bahwa ia mempunyai kecepatan yang dibutuhkan demi menghentikan Johnson untuk pertama kalinya, jika kesempatan itu tiba.
Baca juga: Pilihan Superstar ONE Championship: Moraes Vs. Johnson