Alasan Rodtang Yakin Kerendahan Hati Itu Penting Sebagai Juara Dunia
Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon ada di puncak dunia “seni delapan tungkai” sebagai Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai, namun ia tak pernah membiarkan statusnya membuat dirinya besar kepala.
Saat petarung berusia 22 tahun ini bersiap untuk menjalani pertahanan gelar perdananya pada tanggal 13 Oktober melawan Walter Goncalves di ONE: CENTURY PART II, ia membawa pelajaran yang dipelajarinya selama lebih dari satu dekade berlatih.
Pria asal Bangkok ini mencapai berbagai kesuksesan di usia muda, tapi ia mengetahui bahwa dirinya harus tetap rendah hati demi memastikan ia tak kehilangan segala sesuatu yang diusahakannya dengan keras.
“Tak ada hal bagus yang datang dari ego, dan anda takkan sukses jika memiliki itu,” katanya.
“Saya ingin berkata pada para petarung bahwa jika anda menjadi terkenal, anda tak dapat melupakan siapa anda atau dari mana anda berasal, dan untuk tak pernah melupakan hari pertama anda di sasana.”
Ia juga mengetahui bahwa terlepas dari pengalaman dan kesuksesan yang luar biasa, ia masih harus berjalan jauh sebelum dirinya dapat menandingi pencapaian dari para petarung legendaris dalam divisinya.
“The Iron Man” tetap menghormati mereka yang membuka jalur bagi dirinya.
“Saya bagian dari generasi yang lebih muda dan wajib memberi penghormatan pada mereka yang datang sebelum saya,” tambahnya.
“Ini bukanlah sesuatu yang diajarkan. Ini hanyalah bagian dari alam bawah sadar saya sebagai seorang atlet.”
Sejak ia bergabung dengan jajaran ONE Super Series, Rodtang membawa lima kemenangan beruntun, membawa catatan rekornya menjadi 259-41-10, serta menjadi terkenal di seluruh dunia.
- Walter Goncalves Meninggalkan Segalanya Demi Muay Thai
- Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: CENTURY PART II – Aung La N Sang Vs. Vera
- ‘The Terminator’ Wakili Indonesia Di Ajang Bersejarah ONE: CENTURY PART I
Namun, pria asal Pattalung ini tak membiarkan dirinya diubah oleh ketenaran dan kesuksesan barunya. Ia masih berlatih dengan dedikasi dan antusiasme yang sama seperti sebelumnya.
Ia tak berada di bawah ilusi bahwa dirinya tak terkalahkan di dalam ring atau Circle, maka saat ia bersiap, petarung ini tak menyisakan apa pun untuk memberinya kesempatan terbesar meraih kemenangan.
Dengan itu, ia mengetahui bahwa kemenangan itu bukanlah segalanya, dan ia bersiap untuk menghadapi apa pun hasil yang akan terjadi, selama ia berkompetisi dengan kemampuan terbaiknya.
“Dalam olahraga apa pun, ada kemenangan dan kekalahan,” katanya.
“Muay Thai adalah disiplin yang mengajarkan kita untuk belajar dan berkembang sebagai manusia. Itu menunjukkan apa artinya mengalami kemenangan dan kekalahan, dan mengajarkan kita untuk memaafkan.”
Alasan lain mengapa Rodtang itu sangat sederhana adalah karena dirinya dibesarkan dalam kemiskinan. Ia dan kesembilan saudaranya mengumpulkan sampah untuk dijual, hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan walau hari-hari itu telah lama berlalu, mereka tak pernah terlupakan.
Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai ini memberdayakan diri sendiri melalui seni bela diri, mendukung keluarganya, serta mencapai tingkatan baru, tetapi ia selalu mengingat apa yang dibutuhkan untuk mencapai semua itu.
Rodtang tak menganggap dirinya sebagai sosok yang spesial, dan itu membantunya tetap memiliki dorongan besar di sasana, serta tetap berada di puncak permainannya – apa pun yang terjadi saat ia bersiap untuk tampil.
“Kerendahan hati takkan membuat anda petarung yang lebih baik, tapi itu bagian dari siapa kami sebagai petarung. Itu adalah sesuatu yang harus kita miliki dan tunjukkan pada mereka yang mendukung kami,” jelasnya.
“Kami harus selalu mengingatkan diri saat kehidupan kami mengarah ke atas, untuk tidak kehilangan diri sendiri, dan saat segala sesuatunya runtuh, untuk tidak patah semangat.”
Baca juga: Cara Muay Thai Bawa Walter Goncalves Keluar Dari ‘Favela’
Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: http://bit.ly/onecentury19
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.