Amber Kitchen Dibesarkan Untuk Menjadi Atlet Elit Muay Thai
Amber “AK 47” Kitchen akan menampilkan bakat bela diri luar biasa yang mengalir dalam nadinya saat ia menjalani debut bersama ONE Championship pada hari Jumat, 6 September nanti.
Atlet berusia 20 tahun yang mewakili Touchgloves Gym ini akan tampil diatas panggung dunia untuk pertama kalinya dalam ajang ONE: IMMORTAL TRIUMPH di Ho Chi Minh, Vietnam saat menghadapi atlet Slowakia Viktoria Lipianska dalam laga Muay Thai divisi strawweight.
Amber sendiri telah melanglang buana untuk mencari lawan terbaik, tetapi saat ini ia dapat dengan mudah menemukan lawan yang terbaik di dunia di dalam “The Home Of Martial Arts.”
Sebelum ia menampilkan apa yang dapat dilakukannya di dalam ring, striker berbakat asal Inggris ini menjelaskan mengapa ia ditakdirkan sebagai seorang atlet elit.
Lahir Untuk Muay Thai
Amber lahir dan dibesarkan di kota pesisir kecil bernama Penzance di Cornwall, Inggris, dimana ia tinggal dengan kedua orang tuanya dan saudara kembarnya, Allaya.
Ibunya, Julie Kitchen, adalah Juara Dunia Muay Thai 14 kali dan salah satu atlet olahraga tarung terbaik sepanjang masa di Britania Raya. Ayahnya, Nathan, adalah pelatih dari ibunya dan pemilik Sasana Touchgloves.
Tidak dapat disangkal bahwa kehidupan “AK 47’s” akan bersinggungan erat dengan seni bela diri, tetapi ia tidak menyadari betapa hebat ibunya sebelum ia beranjak dewasa.
“Kami tidak terlalu memikirkan [karir ibu saya] saat kami masih muda – semuanya terasa normal. Baru saat ini ketika saya melihat ke belakang, saya menyadari bahwa ia benar-benar memberikan seluruh kemampuannya, dan melihat bagaimana hebat dirinya saat itu,” jelas Amber.
“Saya dan saudara perempuan saya sering tinggal di rumah nenek saya saat ayah dan ibu pergi ke luar negeri, dan saya hanya mengingat betapa bersemangatnya saya untuk menerima telepon dan mengetahui apakah ia menang atau kalah. Selain dari itu, saya masih sangat muda, maka saya tidak terlalu memperhatikan.”
Kedua saudara kembar ini pertama kali berlatih bela diri ketika mereka masih berusia tiga tahun, tetapi mereka tidak melakukannya dengan terpaksa. Kedua perempuan ini diijinkan untuk mencari jalan mereka sendiri dalam olahraga, tetapi prioritas utama Amber adalah untuk belajar.
“Saya mencoba beberapa olahraga lain di sekolah – kebanyakan disini adalah berselancar. Saya mencobanya tetapi tidak terlalu menyukainya, dan saya pun mencoba beberapa hal lainnya juga, tetapi saya selalu kembali ke Thai boxing,” katanya.
“Saya sangat pendiam di sekolah menengah pertama. Saya hanya memiliki sekelompok kecil teman, tetapi saya bekerja keras dan mendapatkan nilai yang baik.”
“Saya hanya terfokus pada pekerjaan rumah saya setiap waktu, dan saya tidak berlatih Thai boxing sebanyak itu karena saya terfokus pada GCSE [ujian sekolah menengah].”
Kesuksesan Amatir
Terlepas dari ambisinya yang lain, Muay Thai adalah bagian terbesar dalam kehidupan Amber saat ia bertumbuh.
Ia memasuki kontes antar klub untuk pertama kalinya segera setelah berlatih di tingkatan anak-anak, dan menjalani laga kompetitif pertamanya pada usia ke-9. Ia adalah seorang Juara Inggris, Juara Eropa dan Juara Dunia junior, tetapi diluar kesuksesan itu ia mengakui tidak sepenuhnya mendedikasikan diri pada olahraga ini.
“Saya dan saudara perempuan saya bertanding di seluruh Britania Raya dalam berbagai kompetisi, dan kami mewakili Inggris di Turkey dan semacamnya. Saya tidak terkalahkan sebagai seorang junior,” sebut Amber.
“Kami bertumbuh di dalam sasana dan berlatih, tetapi saya tidak konsisten selama sekolah dasar dan menengah.”
Hal ini berubah saat ia terbang ke Thailand pada usianya yang ke-16 dengan tujuan lain di kepalanya, dan ia pun jatuh cinta pada “seni delapan tungkai” dan menemukan keinginan untuk terfokus pada karirnya di dalam ring.
“Saat saya bertumbuh besar, saya ingin menjadi seniman tato. Saya belajar seni dan desain di kampus, dan saya terbang ke Thailand karena saya ingin mempelajari seni membuat tato dengan bambu,” tambahnya.
“Ketika tiba disana, saya hanya mulai berlatih dan berpikir, ‘Mungkin ini lebih cocok bagi saya.’”
Titik Awal Yang Baru
Kesuksesannya pada tingkat junior dan nama keluarga Kitchen yang terkenal membuat banyak orang memiliki harapan lebih saat “AK 47” maju ke peringkat senior, tetapi karirnya bahkan hampir berakhir sebelum ia memiliki kesempatan untuk melanjutkannya.
Di Inggris, para junior berkompetisi tanpa serangan ke kepala, dan sebuah kombinasi peraturan baru dan kurangnya fokus dalam latihan ini menghantam atlet yang sedang naik daun ini seperti setumpuk bata berat.
“Ketika saya beranjak dari peringkat junior ke dewasa, saya benar-benar berjuang keras. Saya kalah dalam tiga pertandingan pertama saya dan sempat dihentikan [berlaga]. Hal tersebut memiliki dampak besar, dan saya tidak mengetahui apakah saya mengetahui jika saya akan ingin terus menjalani Thai boxing,” akunya.
“Terakhir kali saya kalah, ayah saya mengatakan, ‘Kamu akan masuk ke sasana besok pagi dan belatih dengan benar, atau kamu dapat berhenti. Saya tidak ingin melihatmu terluka lagi.’”
Ini adalah sebuah persimpangan dalam kehidupan Amber. Saudara perempuannya telah memutuskan untuk mengejar hal lain, tetapi ia tidak ingin menyerah dan meninggalkan Muay Thai tanpa membuktikan ia memiliki apa yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.
“Hal ini benar-benar menjatuhkan saya, dan saya sangat menderita karena kegelisahan – saya tiga kali gagal, dimana saya merasa saya telah menyerah bahkan sebelum saya masuk ke dalam dunia ini,” sebutnya.
“Saya hanya ingin membuktikan diri. Saya hanya membutuhkan satu kemenangan, dan saya rasa saya akan berbahagia. Saya ingin merasa bahwa saya telah mencapai sesuatu daripada hanya membuang waktu.”
“Sesuatu dalam diri saya terpicu. Saya menyadari bahwa saya telah banyak bercanda dalam latihan saya dan tidak serius, maka saya meningkatkan latihan saya dan terus maju, dimana akhirnya saya memenangkan tiap laga setelah itu.”
Tingkatan Berikutnya
Setelah titik balik tersebut, Amber menembus jalur profesional. Ia telah menantang dirinya sendiri untuk menghadapi kompetisi terberat, memenangkan gelar Juara WBC Muay Thai Inggris, dan berkelana ke luar negeri untuk mencari laga yang lebih berat.
“Saya mengambil laga menghadapi perempuan yang telah menjalani 30 sampai 40 pertandingan, dan [laga yang] jauh dari rumah sebagai kuda hitam,” kata atlet asal Cornwall ini.
“Saya terbang ke Amerika dan menjalani perebutan gelar melawan salah satu atlet wanita terbaik disana. Di kepala saya, rasanya tidak mungkin saya dapat menang, tetapi saya tetap maju dan akhirnya menang.”
“Ini adalah saat dimana saya benar-benar mempercayai diri saya sendiri dan merasa saya dapat melakukannya, jika saya mengepalkan tinju saya dan berlatih sekeras mungkin.”
Kemenangan beruntun Amber dan keturunan juara yang dimilikinya memberikannya tempat di dalam organisasi bela diri terbesar di dunia, dimana ia ingin membuat dampak besar dan menciptakan warisannya sendiri.
“Menandatangani kontrak bersama ONE adalah mimpi bagi tiap orang yang ingin berlaga, karena ini adalah panggung terbesar yang dapat anda capai,” sebutnya.
“Saya tidak dapat membayangkan sesuatu yang lebih baik. Ini adalah promosi yang sangat besar, maka saya memiliki determinasi luar biasa untuk tampil dengan baik melawan [atlet] terbaik di dunia, dimana tujuan utama saya adalah gelar Juara Dunia ONE.”