Amir Khan Yakin Ia Menjadi Lebih Baik Saat Mengabdi Pada Negara
Amir Khan Ansari courageously followed his passion for martial arts.
Amir Khan Ansari courageously followed his passion for martial arts.Yangon | 23 February | TV: Check local listings for global broadcast | PPV: Official Livestream at oneppv.com | Tickets: http://bit.ly/onegold18
Posted by ONE Championship on Friday, February 16, 2018
Kini, Amir Khan sedang berada di momentum kuat.
Pria asal Singapura berusia 23 tahun itu mampu menembus divisi lightweight ONE Championship seperti pisau panas yang membelah sebongkah mentega. Ia meraih enam kemenangan beruntun, dan mencetak penyelesaian atas lima lawan secara beruntun sebelum ia mencapai akhir laga dan unggul atas penantang veteran Australia Adrian Pang di ajang ONE: IMMORTAL PURSUIT November lalu.
Khan, yang mencetak kemenangan melalui penghentian terbanyak (8) dan KO (7) dalam sejarah karier promosionalnya, akan mencoba menambahkan rekornya. Perwakilan Evolve MMA ini dijadwalkan menghadapi atlet pencetak KO asal Rusia Timofey Nastyukhin pada ajang ONE: QUEST FOR GOLD, yang berlangsung di Thuwunna Indoor Stadium, Yangon, Myanmar, hari Jumat, 23 Februari.
Laga antara Khan dan Nastyukhin menjadi sangat krusial, karena itu memiliki implikasi besar bagi perebutan gelar Juara Dunia ONE Lightweight.
Sebelum ia kembali berlaga, Khan duduk dalam sebuah wawancara eksklusif. Ia berbicara tentang karier bela dirinya dan menjadi anggota National Service Singapura, membedah divisi lightweight dalam organisasi ini, serta melihat siapa yang mungkin akan dihadapinya untuk perebutan gelar divisi lightweight tahun ini.
ONE Championship: Untuk sekian lama, anda bergantian menjalani karier bela diri dan melayani negara anda di ‘National Service’. Seberapa menantangkah itu bagi anda?
Amir Khan: Saya bertugas selama dua tahun dan menyelesaikan masa-masa di dalam ‘National Service’ [sebutan untuk penugasan militer di Singapura] bulan Mei tahun lalu. Itu adalah tantangan yang berat. Saya sangat khawatir sebelum saya mendaftarkan diri di National Service, namun saya tahu saya dapat berlatih dan berkompetisi.
Sebagai hasilnya, saya berlaga dua kali per tahun. Saya hanya ingin tetap aktif dan tetap berkembang.
Kunci bagi saya selama dua tahun itu adalah bahwa saya menjanjikan diri saya sendiri bahwa bahkan jika saya tidak mendapatkan laga, saya akan tetap berkembang setiap harinya sebagai seniman bela diri, maka saat saya menyelesaikan tugas di ‘National Service’, saya akan siap berlaga demi gelar Juara Dunia, karena itulah tujuan utama saya.
Itu sangat sulit, karena saya harus bekerja dari pukul 8 pagi sampai 6 sore, lalu berlatih setelah itu. Saya tidak terlalu memiliki kehidupan di luar bekerja dan berlatih, maka saya harus menetapkan prioritas saya. Saat melihat semuanya kembali, saya rasa itu mengajarkan saya banyak hal, serta menjadikan saya pria yang lebih baik dan lebih terfokus.
ONE: Apakah penugasan anda di National Service tersebut?
AK: Saya lebih melakukan pekerjaan administratif. Saya berbicara pada komandan saya, dan ia membiarkan saya melakukan tugas yang lebih ringan supaya saya dapat menyimpan tenaga untuk berlatih. Saya sangat bersyukur bahwa saya mendapatkan dukungan luar biasa dari para bos saya selama ‘National Service’. Mereka sangat suportif.
ONE: Apakah anda melihat perbedaan sejak anda menyelesaikan masa bakti anda di National Service?
AK: Kini, saya dapat terfokus 100 persen pada karier saya. Saat itu, ketikas masih berada di ‘National Service’, saya selalu khawatir saya tidak mendapatkan cukup latihan. Saya tidak beristirahat cukup, serta tak memiliki waktu pemulihan diri yang cukup. Sebagai tambahan, ada juga tekanan pekerjaan saat melakukan ‘National Service’.
Ada banyak faktor yang memainkan bagian saat anda ingin berkembang sebagai seniman bela diri. Namun saat ini, saya telah menyelesaikan tugas saya, saya sepenuhnya terfokus pada latihan dan laga saya yang mendatang, dimana saya dapat lebih lagi berkembang sebagai hasilnya.
ONE: Menurut anda, di mana posisi anda di antara atlet elit divisi ini?
AK: Saya meyakini bahwa lightweight adalah divisi yang paling sarat [dengan atlet berbakat] di ONE Championship. Tak ada sistem peringkat sebenarnya, maka saya dapat mengatakan saya berada satu langkah menuju perebutan gelar. Saya tak akan mengatakan nomor satu, dua, atau tiga. Sejujurnya, saya kira posisi lima besar dapat berkompetisi untuk gelar itu selanjutnya.
ONE: Terlepas dari kemenangan terakhir anda atas Adrian Pang, kemenangan apa yang paling membanggakan?
AK: Kemenangan sebelum Adrian, saat melawan Jaroslav Jartim, dimana saya mendapatkan KO. Saya cukup bangga. Kami telah melatih kombinasi spesifik itu, dan itu pun terjadi. Kami melatih kombinasi itu selama tiga minggu terakhir sebelum laga, sebelum saya mampu mengeksekusinya. Saya bangga atas latihan saya dan kemampuan saya untuk melakukannya dalam laga.
ONE: Bagaimana anda melihat diri anda mengalahkan Timofey Nastyukhin?
AK: Saya merasa ia adalah seorang seniman bela diri yang sangat kuat. Ia memiliki berbagai atribut yang bagus, namun ia tidak berkemampuan penuh seperti saya. Saya merasa memiliki lebih banyak kesempatan untuk memenangkan laga dengan kemampuan yang saya miliki. Saya melihat diri saya meraih TKO, pada ronde kedua.
ONE: Apa yang seharusnya datang berikutnya jika anda meraih kesuksesan melawannya?
AK: Saya merasa bahwa saya seharusnya mendapatkan perebutan gelar. Mungkin gelar interim melawan Eduard Folayang. Ia adalah Juara Dunia yang terakhir, maka mungkin ia seharusnya juga mendapatkan kesempatan sekali lagi. Atau, tentunya, saya akan senang mendapatkan kesempatan melawan Martin dan merebut gelar Juara Dunia.
Itulah yang saya rasa tentang opsi berikutnya — salah satu dari kedua hal itu.
ONE: Apa pendapat anda tentang laga perebutan gelar Juara Dunia ONE lightweight antara Eduard Folayang dan Martin Nguyen?
AK: Saya mengetahui jika laga ini berlangsung sampai akhir, Eduard akan meraih kemenangan, namun saya juga mengetahui bahwa Martin memiliki kemampuan untuk menjatuhkan Eduard karena pukulan overhand kanannya. Saya dapat melihat kemenangan itu dapat jatuh pada siapa saja, maka saya tak akan terlalu terkejut. Martin adalah pria yang kuat. Dia layak mendapatkan apa yang ia telah raih.
ONE: Jika anda harus menghadapi salah satu dari mereka untuk gelar Juara Dunia, siapa yang ingin anda hadapi?
AK: Sejujurnya, saya merasa Martin adalah lawan yang lebih baik bagi saya, berdasarkan gayanya, namun saya tidak berkeberatan melawan salah satu dari mereka – saya tidak terlalu khawatir siapa yang akan saya hadapi selanjutnya.
Saya merasa kekuatannya adalah bahwa ia memiliki teknik double-leg [takedown] dan pukulan overhand yang bagus, namun saya tidak mengira bahwa pukulan overhand itu akan mendarat di tubuh saya. Saya merasa overhand miliknya akan selalu meleset. Saya rasa saya dapat menjaga jarak dengannya.
Saya juga yakin dapat melawan Eduard, namun jika anda menanyakan siapa lawan terbaik, saya akan mengatakan Martin.