Angela Lee Dan Mei Yamaguchi Jabarkan ‘Laga Terbaik Tahun 2016’

Angela Lee Melawan Mei Yamaguchi

How different will their historic rematch on 18 May be from this first epic clash?

How different will their historic rematch on 18 May be from this first epic clash? Singapore | 18 May | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/oneunstoppable18

Posted by ONE Championship on Sunday, May 6, 2018

Pada hari Jumat, 18 Mei, penantian ini akan berakhir.

Dua tahun setelah kontes pertama mereka, bintang Singapura “Unstoppable” Angela Lee dan atlet Jepang Mei “V.V.” Yamaguchi akan kembali berhadapan dalam sebuah laga ulang Kejuaraan Dunia ONE Women’s Atomweight di ajang ONE: UNSTOPPABLE DREAMS.

Saat kedua pejuang wanita ini bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Mei 2016 di ajang ONE: ASCENT TO POWER, mereka menciptakan standar tersendiri bagi bela diri wanita dan berlanjut mencetak Laga Terbaik Tahun 2016.

Laga penuh aksi ini menampilkan seluruh elemen yang ada – striking keras, pertarungan ground intens, submission yang hampir mencetak penyelesaian dan sebuah serangan yang hampir mencetak KO.

Setelah lima ronde laga yang menegangkan itu, Lee unggul atas Yamaguchi melalui keputusan mutlak untuk menjadi Juara Dunia ONE Women’s Atomweight yang pertama.

Selagi para pejuang ini bersiap untuk laga kedua mereka, masing-masing atlet ini melihat kembali pertemuan pertama mereka.

Emosi Sebelum Laga

Angela Lee Lee Yamaguchi.jpg

Yamaguchi: Saya seperti kelelahan sejak awal. Saya tidak siap untuk uji berat badan ONE Championship, dimana dehidrasi itu dilarang. Segala sesuatunya baru bagi saya. Setelah saya lolos uji berat, saya seperti, “Baik, kini saya dapat bersantai dan bersiap untuk pertandingan itu.”

Lee: Banyak ekspektasi dan segala sesuatunya, saya benar-benar merasakannya. Saya sangat gugup, karena itu adalah laga terbesar dalam hidup saya. Saat memasuki arena, saya biasanya tersenyum dan bersantai. Namun kali ini, saya cemas, seperti anak yang ketakutan memasuki Circle. Saya terlalu banyak berpikir. Terlalu banyak yang terjadi di sana.

Dua Stanza Awal

Mei Yamaguchi IMG_4843.jpg

Lee: Itu cukup aneh. Biasanya, saat laga dimulai, saya maju dan mencoba mengeksekusi game plan saya. Namun saat laga melawan Mei dimulai, saya mencoba merasakan kemampuannya, dan itu adalah sesuatu yang tidak biasanya saya lakukan. Saya biasanya hanya maju mengincar serangan dan mencoba menyelesaikan laga. Namun saya melihat-lihat karena gugup.

Saya kira saya cukup baik di atas kaki saya, dan saat itu beralih ke ground, saya terlalu mengalir dengan posisi saya. Saya tidak menjejakkan diri dengan baik, dan tidak melakukan terlalu banyak ground and pound. Itu adalah sesuatu yang tak dapat saya kendalikan. Saya tidak mengetahui bahwa kegugupan saya akan berdampak sejauh itu dan mengalihkan permainan saya, tetapi itu terjadi.

Yamaguchi: Angela sangat agresif. Ia mencoba menghabisi saya di posisi ground dengan sebuah submission. Saya mencoba bertahan melawan itu. Ia mencoba mencari penyelesaian walau posisinya tidak sempurna. Ia seperti selalu berguling. Saya tahu bahwa gayanya sangat agresif, tetapi pada saat yang sama, saya tahu saya dapat meloloskan diri karena ia selalu bergerak.

Itulah yang terjadi pada dua stanza awal. Saya juga memiliki kesempatan untuk mencetak submission, jadi itu bergantian.

Knockdown Pada Ronde Ketiga

Mei Yamaguchi IMG_6762.jpg

Lee: Saya tidak teringat sedang maju atau apapun. Saya hanya terkejut. Saat saya menyentuh kanvas, itu seperti, “Baik, saya harus bernafas sejenak, saya harus mengendalikan dirinya untuk beberapa waktu agar kepala saya kembali normal.” Ayah saya berkata, “Untungnya, gadisku, kamu dapat menerima serangan. Kamu memiliki kepala yang keras seperti batok kelapa.”

Yamaguchi: Setelah saya mendapatkan cross tersebut, saya mengincar ground and pound, dan itu terlihat menciptaka kerusakan besar. Saya seharusnya tetap mengincar ground and pound, namun sebagai grappler, saya melihat lengannya dan langsung meraih kuncian armbar. Tetapi saya rasa itu adalah sebuah kesalahan. Ia sangat lentur, maka ia dapat lolos dan perlahan kembali pulih.

Lee: Saya maju dengan kesalahan pemula, dengan menurunkan tangan saya, dan ia meraih keuntungan dari situ. Saya membutuhkan waktu sejenak untuk kembali pulih, namun saat saya pulih, kami sudah berada dalam posisi grappling, dan itu seperti rumah kedua bagi saya. Saya masih dapat melakukan grapple dan memperhatikan apa yang sedang terjadi.

Saya lolos dari percobaan submission-nya selagi masih belum pulih. Itulah saat latihan anda berperan dan terbayar.

Ronde-Ronde Kejuaraan

Mei Yamaguchi IMG_4809.jpg

Lee: Itu adalah pertama kalinya saya memasuki ronde keempat dan kelima, tidak, bahkan ketiga! Saya tidak pernah mencapai ronde ketiga dalam laga sebelum ini, tetapi itu sangat memotivasi saya. Di dalam kepala saya, saya tidak pernah berpikir, “Bagus, saya unggul poin di kartu penilaian juri.” Saya selalu berpikir, “Apakah saya cukup melakukan semuanya?”

Saya tidak butuh mengetahui apakah saya memiliki keunggulan poin atau tidak, saya lebih baik tetap mencoba menyelesaikan laga ini. Itu yang ada di dalam kepala saya.

Yamaguchi: Pada ronde keempat dan kelima, Angela tetap mengincar submissions. Saya sedikit kelelahan, maka saya tetap mencoba bertahan, dan itu terjadi sampai laga ini berakhir.

Lee: Terutama pada ronde kelima, saya dapat melihat ia kelelahan dan kehabisan nafas, maka saya mencoba mencari keunggulan di situ. Bahkan sampai detik terakhir jelang akhir laga, saya mengunci sebuah cekikan (choke) dan berusaha menekan. Itulah gaya saya. Saya tidak pernah senang meraih keputusan [juri]. Saya benar-benar mencari penyelesaian.

Mei Yamaguchi Angela Lee IMG_7261.jpg

Foto Yang Menyejukkan Hati

Yamaguchi: Saat laga ini selesai, segala sesuatunya selesai. Ia bukanlah lawan saya lagi. Ia sangat muda, namun di saat yang sama juga menjadi tantangan. Saya rasa anda harus benar-benar berani untuk melakukan itu, maka itu saya memiliki penghargaan besar bagi dirinya. Saya memberinya pelukan erat. Berlaga dalam lima ronde sangatlah sulit!

Lee: Mei sangat rendah hati dan memiliki respek yang besar, dan saya melihatnya setelah ia keluar dari pemeriksaan kesehatan [di belakang panggung]. Saya mendatanginya dan kami saling memeluk, berfoto, dan itu sangat menyentuh. Saya sangat senang kami dapat berbagi momen tersebut setelah laga.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9