Arjan Bhullar Yakin Cinta Kasih Dan Pengertian Akan Atasi Rasisme

Arjan Bhullar at ONE CENTURY DUX 0983

Walau rasisme selalu menjadi kenyataan bagi berbagai kelompok minoritas di seluruh dunia, akhir-akhir ini terdapat banyak orang yang menjadi lebih sadar, seperti yang terlihat dari pergerakan Black Lives Matter dan #StopAsianHate yang memerangi segala bentuk penindasan terhadap ras atau etnis tertentu.

Seperti banyak orang lainnya yang berasal dari kelompok minoritas, bintang Kanada-India Arjan “Singh” Bhullar — yang menantang Brandon “The Truth” Vera dalam Kejuaraan Dunia ONE Heavyweight di ONE: DANGAL pada 15 Mei — merasakan dampak dari diskriminasi rasial selama ia bertumbuh dewasa.

Orang tua peraih medali emas Gulat Commonwealth ini pindah dari India ke Kanada untuk memberi kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, namun tahun-tahun awal di Amerika Utara itu memang tidak mudah.

“Ya, keluarga saya menghadapi rasisme setelah pindah ke Kanada. Itu adalah waktu yang berbeda. Saat itu, rasisme sangatlah nyata — secara fisik, verbal dan emosional,” kata Bhullar.

“Sangat lumrah untuk bepergian secara berkelompok karena risiko pertengkaran fisik. Semua hal itu dianggap normal.”



Walau “Singh” meyakini bahwa kini ekspresi prasangka yang terbuka di jalanan telah jauh berkurang, ia tetap mengetahui bahwa berbagai kelompok minoritas masih menghadapi berbagai tantangan dari masyarakat dimana orang tua atau kakek-nenek mereka berimigrasi.

“Apakah saya melihat perubahan dalam situasi ini secara rasial saat ini? Ya dan tidak,” jelas Bhullar.

“Ya, karena itu lebih sistemik daripada secara bersamaan. Anda tak akan mendapatkan pertengkaran fisik karena jenis rasisme seperti itu sangat mudah terlihat dan teridentifikasi. Namun, itu tersembunyi dalam berbagai organisasi, kesempatan, dan [siapa] yang mendapatkan posisi kuat dan menjadi pengambil keputusan.”

Saat berurusan dengan bentuk tak langsung dari rasisme, “Singh” terus mendesak dengan berdiri dengan bangga, serta mewakili warisan sejarah dan negaranya.

“Mungkin insiden paling berbekas dalam diri saya adalah di Olimpiade [pada tahun 2012] ketika saya memutuskan untuk mengenakan turban saat keluar di upacara pembukaan dan, katakan saja, beberapa anggota tim basket AS bereaksi tentang itu,” kenangnya.

“Saya harus menemukan kekuatan dari apa yang saya banggakan dan siapa diri saya, serta menyadari bahwa tak ada yang salah untuk menjadi berbeda, tak ada yang salah untuk menjadi unik, dan tak ada yang salah dengan mewakili kebudayaan dan siapa diri anda.”

Bangga menjadi pria Kanada, India dan Sikh, Bhullar telah mewakili ketiganya di seluruh dunia dalam berbagai kompetisi olahraga – dan kini di atas panggung dunia ONE Championship.

Ia mengetahui bahwa kesuksesannya saat ini telah memberinya panggung yang lebih besar untuk mendidik orang lain dan, sebagai orang yang selalu optimis, pria berusia 34 tahun ini cenderung meyakini bahwa dialog bersama yang lainnya dapat memberikan hasil positif.

“Kami berusaha untuk mengubah [rasisme yang dihadapi banyak orang], dan kesuksesan mengubah segalanya,” kata perwakilan American Kickboxing Academy ini.

“Menerima bahwa sebagian besar dari itu adalah ketidakpedulian, tidak mengetahui, tidak mengerti, dan tidak membicarakan itu dengan seseorang tentang semua ini.”

Canadian-Indian superstar Arjan Bhullar lands a job on former World Title challenger Mauro Cerilli

Penantang gelar Juara Dunia keturunan Sikh India ini termotivasi oleh kesempatan untuk menginformasikan banyak orang tentang latar belakang, identitas dan komunitasnya, sementara menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang menyatukan umat manusia daripada yang membedakan mereka.

Faktanya, Bhullar berpikir bahwa peralatan terkuat dalam pertandingan ini adalah sesuatu yang menjadi kapasitas dari setiap manusia.

“Satu-satunya cara anda dapat menyingkirkan rasisme adalah dengan cinta kasih, diskusi dan pengertian. Rasa cinta itu lebih besar dari kebencian. Saya sangat meyakini itu,” tegasnya.

“Cara bagi kami untuk menciptakan masa depan yang lebih baik adalah untuk memiliki para pemimpin, atlet, atau siapa pun yang memiliki panggung untuk menebarkan cinta kasih. Lebih banyak kasih yang kita tunjukkan pada satu sama lain, kita akan dapat lebih maju bersama dan mengerti bahwa ada kekuatan yang ingin memecah belah dan menguasai.”

Baca juga: Penyegaran Baru Di Sanford MMA Bagi Raja Heavyweight Brandon Vera

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9