Aung La N Sang Dalam Misi Selamatkan Satwa Liar Di Myanmar
Aung La “The Burmese Python” N Sang telah menjadi salah satu seniman bela diri terbaik dunia bersama ONE Championship, namun kini ia berlaga dalam arena yang sama sekali berbeda.
Jelang gelaran utama ONE: CENTURY PART II di Jepang – dimana sang Juara Dunia dua divisi ini akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Light Heavyweight melawan Brandon “The Truth” Vera – karena sang pahlawan Myanmar ini menjadi duta bagi organisasi World Wildlife Fund (WWF).
Sejak lama, negara asal dari atlet berusia 34 tahun ini menjadi rumah dari berbagai satwa liar, dari gajah, harimau, beruang, kura-kura, serta tentunya, hewan yang menjadi julukan Aung La, ‘Burmese Python’. Tetapi, banyak dari ekosistem satwa yang telah dirusak – dan hewan-hewan yang diburu – oleh para pemburu liar pada beberapa tahun belakangan ini.
Karena itu, WWF maju untuk membantu para satwa liar yang terancam punah. Namun organisasi ini juga meminta bantuan dari sang perwakilan Hardknocks 365 itu.
“Ayah saya sempat memiliki gajah saat kami masih kecil,” kata Aung La N Sang.
“Ayah saya adalah penambang giok, dan mereka menggunakan gajah saat menambang giok – dan gajah adalah hewan favorit saya. [WWF] bertanya apakah saya akan tertarik untuk berkampanye dengan mereka, dan saya mengatakan ‘ya’.”
Sebagai pencinta hewan, bintang berusia 34 tahun ini sangat antusias untuk terlibat dalam proyek ini, yang dapat membantu kesejahteraan dari spesies asli tanah kelahirannya itu, yang membuka matanya tentang sebagaimana kritisnya situasi ini.
“Hal itu membawa [kita] ke berbagai hal yang lebih penting lagi, seperti fakta bahwa semua gajah itu mungkin akan punah di Myanmar,” katanya.
“Banyak hewan yang akan punah karena perburuan liar dan semua pemburu yang hanya ingin mencari uang.”
- 10 KO Terbaik Dari Bintang Yang Berlaga Di ONE: CENTURY PART II
- Fokus Brandon Vera Pada Laga Melawan Aung La N Sang Di ONE: CENTURY
- Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: CENTURY PART II – Aung La N Sang Vs. Vera
Menurut WWF, hanya ada kurang dari 50.000 gajah Asia yang masih hidup, dan karena pemburu liar, hanya kurang dari 2.000 dari hewan yang sangat anggun ini tersisa di Myanmar.
Pada tahun 2018, organisasi ini mengumpulkan lebih dari 260 ribu dolar AS untuk mendanai usaha-usaha pencegahan perburuan liar, yang berakhir dengan 13 penangkapan.
Pemerintah Myanmar juga menyita dan memusnahkan gading gajah, sisik trenggiling, serta bagian tubuh hewan lainnya senilai lebih dari 1, 3 juta dolar AS di pasar gelap.
“Itu sangat menyedihkan,” kata Aung La N Sang. “Tak hanya gajah, namun juga harimau dan banyak satwa liar lainnya yang dibunuh. Bahkan tidak banyak uang yang didapat para pemburu liar ini setelah membunuh satwa-satwa itu.”
Ia melakukan bagiannya dengan bersumpah untuk tidak membeli, menggunakan atau menjual semua produk yang berasal dari gajah, dan untuk tetap menjaga keselamatan gajah-gajah liar. Ia juga mendorong kompatriotnya dan banyak orang di seluruh dunai untuk melakukan hal yang sama untuk mengakhiri perdagangan satwa liar ilegal di Myanmar.
Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh Aung La N Sang memang benar-benar menjadi pusat perhatian di Myanmar, maka pesannya itu dapat menjangkau sebagian besar populasi yang ada.
Pengikutnya di media sosial dan peranan besarnya di panggung “The Home Of Martial Arts” memiliki arti bahwa pengaruhnya juga akan menyebar ke seluruh dunia.
Walau banyak dari waktunya saat ini dihabiskan oleh berlatih, “The Burmese Python” sangat senang untuk melihat apa yang dapat ia lakukan untuk menciptakan sebuah perbedaan untuk hal yang sangat dekat di hatinya ini.
“Ini adalah sesuatu yang bagus yang saya dapat lakukan dengan panggung saya. Saya langsung setuju segera setelah [WWF] memberitahu saya tentang itu,” kata Aung La N Sang.
“Kami ditempatkan pada posisi dimana kami memiliki panggung ini, dan sangat penting bagi kita untuk menggunakannya demi menjadikan masa depan kita lebih baik – untuk menjadikan dunia ini sebuah tempat yang jauh lebih baik.”
Baca juga: Aung La N Sang Ingin Bagikan Keindahan Myanmar Pada Dunia
Tokyo | CENTURY | Pergelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.