Xiong Jing Nan: Pendekar Wanita Di Era Modern
Juara Dunia ONE Women’s Strawweight “The Panda” Xiong Jing Nan mungkin memang tidak menggunakan jubah bak pahlawan super, tetapi ia jelas adalah pahlawan dalam dunia nyata.
Ia mempelajari berbagai pelajaran terpenting dalam hidup dari ayahnya, dan mewakili nilai-nilai tradisional dari seni bela diri seperti integritas, kehormatan, kerendahan hati dan respek yang diperolehnya dari seluruh ajaran di masa kecilnya.
Namun, ada satu pelajaran terpenting yang sangat diingat oleh atlet Tiongkok ini.
“Ayah saya mengajarkan bahwa semua orang itu setara,” kata bintang berusia 30 tahun ini. “Saat saya melihat banyak orang dirundung, saya merasa marah. Saya akan membela mereka dan melindungi yang lemah.”
Who will reign as queen of the strawweights after 23 June in Macau?
Who will reign as queen of the strawweights after 23 June in Macau?Macau | 23 June | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onepower18
Posted by ONE Championship on Saturday, June 9, 2018
Ideologi tersebut semakin tertanam dalam bentuk “The Swordsman” – salah satu film favorit Xiong.
Film laga dari Hong Kong ini, yang diluncurkan pada tahun 1990, menjabarkan perjalanan dua pendekar pedang legendaris, yang bertugas membawa sebuah catatan suci dari guru mereka.
Xiong sangat terpengaruh oleh nilai-nilai dan tindakan dari tokoh protagonis dalam film ini.
“Kecintaan saya bagi ‘The Swordsman’ memang sangat serius,” jelasnya.
“Saat saya masih kecil, saya sangat menyukai film ini dan ingin menjadi salah satunya [pendekar] – untuk menghilangkan perundungan, membantu yang miskin dan lain sebagainya.”
Ratu strawweight ini menjalani berbagai hal untuk mencoba mempraktekkan karakter para idolanya di layar perak itu.
“The Panda” melihat perlakuan tak adil kepada orang lain dan ketidakmampuan mereka untuk mempertahankan diri, serta merasa terdorong untuk menengahi demi para korban itu.
Ia teringat sebuah kejadian di Beijing saat ia beradu argumen dengan beberapa pejabat lokal tentang tindakan mereka. Terkejut dengan itu, ia memutuskan melakukan tindakan sendiri.
“Kami memiliki beberapa inspektur kota. Terkadang, walau mereka bertindak sesuai panduan, saya merasa mereka terlalu jauh melakukannya,” kata Juara Dunia ONE Women’s Strawweight ini.
“Saya beberapa kali melihat mereka menyita barang-barang dari pedagang asongan yang lanjut usia, atau memberantakkan barang-barang.”
“Saya tak dapat berdiam diri melihat itu, maka terkadang, saya akan pergi ke mobil inspektur itu dan mengambil barang-barangnya kembali. Saya akan membawanya satu persatu.”
Xiong mengambil barang-barang yang disita dan mengembalikannya pada sang pemilik.
Walau para pedagang itu sangat berterima kasih, Xiong mengatakan ia tidak ingin hal itu mendorong egonya atau menerima bantuan apapun.
Ia tidak melakukannya karena ia bertindak sesuai dengan kode yang merepresentasikan kesetaraan. “The Panda” ingin melihat banyak orang berhasil, dan tak dapat menahan diri untuk melihat siapa pun tertekan atau disakiti.”
“Ini adalah sesuatu yang keluar dari hati anda. Anda tak dapat berpura-pura atau menyembunyikan perasaan seperti ini,” katanya, berapi-api.
“Ini adalah sesuatu yang saya rasa sangat dalam. Saya tak dapat mengubahnya.”
Sebagai Juara Dunia ONE Women’s Strawweight, ia berharap dapat menggunakan profilnya untuk membawa perhatian lebih banyak pada tujuannya ini, serta menyebarkan pesan akan kesetaraan ke seluruh dunia.
Juara Dunia bela diri campuran pertama dari Tiongkok ini akan mempertahankan gelarnya untuk pertama kali pada hari Sabtu, 23 Juni melawan Laura “La Gladiadora” Balin dalam laga pendukung utama ajang ONE: PINNACLE OF POWER di Makau.
Jika “The Panda” menang, ia akan dapat menyebarkan pesan-pesannya ini lebih jauh lagi. Hal itu dapat membuat banyak orang mengikuti jejaknya dan menampilkan aksi heroik mereka sendiri.