Bagaimana Bibiano Fernandes Menjadi Seniman Bela Diri Legendaris Di Jepang
Sebelum Bibiano “The Flash Fernandes tiba di ONE Championship, ia telah menjadi seniman bela diri ikonik dunia berkat prestasi gemilangnya di Jepang.
Karena itu, atlet asal Brasil ini memiliki hubungan baik dengan “Negeri Matahari Terbit” itu dan merasa gembira untuk dapat kembali ke ibukota negara itu tanggal 13 Oktober, demi mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight melawan Kevin “The Silencer” Belingon pada ajang ONE: CENTURY PART II.
Atlet berusia 39 tahun ini akan berlaga di arena terkenal di Tokyo, Ryogoku Kokugikan, serta berniat mengakhiri persaingan terpanas dalam sejarah “The Home Of Martial Arts” dengan memperkuat posisinya sebagai penguasa tak terbantahkan dalam divisinya, serta memperpanjang rekornya sebagai pemegang gelar paling dominan.
“The Flash” pertama kali berlaga di Jepang pada tahun 2007, namun, pertandingan pada tahun 2009 di DREAM Featherweight Grand Prix itu yang menjadikannya terkenal.
“Semua orang di Brasil selalu ingin berlaga di Jepang,” katanya. “Semua petarung memiliki mimpi untuk pergi ke sana karena budaya dan sejarah dari seni bela diri itu.”
Walaupun ia termasuk awam dalam disiplin bela diri campuran dengan lima laga profesional di catatan rekornya, Fernandes mengambil kesempatan bertanding dalam turnamen itu demi memperlihatkan kemampuannya melawan pesaing tingkat tinggi.
“Itu adalah pengalaman luar biasa dalam hidup saya. Saya benar-benar menunjukkan bahwa saya dapat bertarung,” tambahnya.
“Saya datang dari latar belakang jiu-jitsu dan harus menghadapi beberapa atlet kuat. Saya menunjukkan bahwa saya dapat menjadi atlet yang hebat.”
Perwakilan AMC Pankration ini mengeluarkan seluruh pengalamannya di laga pembuka dan babak perempat final turnamen itu. Terlepas dari kemampuannya yang belum sepenuhnya terasah, ia meraih dua kemenangan mutlak – satu atas Takafumi Otsuka dan yang lainnya atas atlet legendaris Jepang Masakazu “Ashikan Judan” Imanari.
Seluruh kemenangan itu membesarkan namanya, dari kuda hitam dalam turnamen ini menjadi salah satu atlet terbaik. Pada tanggal 6 Oktober 2009, ia mengalahkan Juara Dunia gulat Greco-Roman Joe Warren dan atlet unggulan Jepang Hiroyuki Takaya demi menjadi Juara Dunia DREAM Featherweight Grand Prix.
- Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: CENTURY PART II – Aung La N Sang Vs. Vera
- Kevin Belingon Yakin Laga Melawan Bibiano Adalah Yang Terakhir
- Kemenangan Saja Tidak Cukup Bagi Bibiano Fernandes Di ONE: CENTURY
“Itu sangat sulit. Saya mendapatkan beberapa lawan tangguh di sini, namun saya banyak belajar. Laga final melawan Takaya sangatlah berat, namun saya dapat meraih kemenangan,” katanya.
“Mengalahkan Joe Warren adalah salah satu momen terbaik saya. Ia adalah pegulat yang handal, namun ia merendahkan saya sebelum laga. Saya maju dan mengalahkannya kurang dari satu menit dengan [teknik] jiu-jitsu saya.”
Dua tahun kemudian, Fernandes mengambil tantangan lain dalam divisi yang baru, saat ia berusaha mengulangi kesuksesannya dalam divisi featherweight di DREAM Bantamweight Grand Prix.
Ia menyajikan tiga laga tak terlupakan – termasuk KO pertama dalam kariernya pada babak final – demi menjadi Juara Dunia DREAM Bantamweight.
Sebagai salah satu bintang terpanas dunia dalam divisi bantamweight, atlet Brasil ini kemudian menandatangani kontrak dengan ONE Championship untuk menjadi salah satu atlet terbesar dan salah satu bintang terbesar melalui dominasinya di divisi itu.
Pada bulan Maret – lebih dari enam tahun sejak laga terakhirnya di “Negeri Matahari Terbit” – Fernandes kembali ke Jepang untuk kembali merebut gelar Juara Dunia ONE Bantamweight dari tangan Kevin Belingon dalam sebuah laga yang diyakininya sudah ditakdirkan.
“Kedengarannya gila, namun sebelum ONE mengumumkan ajang [ONE: A NEW ERA] di Tokyo, saya mendapatkan mimpi dan melihat matahari terbit di Jepang,” jelasnya.
“Beberapa bulan kemudian, saya sudah kembali berada di Jepang untuk bertanding.”
“The Flash” kembali merebut sabuknya, namun ia tidak puas dengan kemenangan itu. Pertandingan itu berakhir karena sebuah pelanggaran dari Belingon yang berakhir dengan keputusan diskualifikasi.
Kini, atlet Brasil ini akan kembali berlaga melawan “The Silencer” untuk keempat kalinya. Ia ingin mengakhiri persaingan mereka dengan penuh gaya, dimana Jepang adalah tempat yang tepat untuk itu.
Perwakilan AMC Pankration ingin memberi penghormatan bagi negara yang telah membantunya bertumbuh dari atlet pemula dalam bela diri campuran menjadi superstar internasional.
“Mereka menyukai saya,” katanya. “Saya tidak tahu kenapa. Mungkin karena saya baik. Saya sopan. Mungkin karena saya berani dan tangguh.”
“Waktu yang saya habiskan di Jepang bersama mereka mengajarkan saya bahwa kita harus memiliki kebanggaan – banggalah pada diri sendiri apapun yang terjadi – dan saya belajar tentang respek, kehormatan dan [semangat] bushido.”
“Saya mempunyai banyak penggemar di sana, dan saya tak sabar untuk kembali bertanding di depan mereka.”
Baca juga: Sosok Yang Memberi Kesempatan Besar Bagi Bibiano Fernandes
Tokyo | CENTURY | Pergelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.